14.

9.3K 712 58
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentar. Terima kasih.
________________________________________

Di ruang makan, kedua insan itu tetap saling diam. Aksa memakan makanannya dengan khidmat, tentunya makanan yang baru saja ia pesan secara online--dikirim oleh delivery makanan, ia tidak sudi jika harus memakan masakan Cia lagi.

Sementara Cia, ia memakan makanan yang ia masak. Walaupun awalnya ia memasak untuk Aksa juga, tetapi kalau cowok itu tidak mau memakannya, Cia bisa apa.

Tak berselang lama, ponsel Aksa berbunyi. Tertera nama Mama Queen di sana, cepat-cepat ia menekan tombol hijau tanda menerima panggilan.

"Aksa, kamu sama Cia bisa ke sini sekarang nggak?" tanya Queen dari seberang sana.

Aksa mengerutkan keningnya samar. "Emangnya ada apa, Ma?"

"Malem ini om kamu--Gara dateng ke rumah, dia nyariin kamu. Mama juga udah masak banyak si, jadi kita bakal makan malem sama-sama," jelas Queen.

Sebenarnya Aksa ingin menolak, ia tidak ada niatan untuk berkumpul bersama keluarga. Karena, ia pasti harus memperlihatkan bahwa hubungannya dengan Cia baik-baik saja agar kedua kedua orang tuanya tidak curiga.

"Aksa, kok diem aja? Kamu nggak mau ketemu Mama ya?"

"Nggak, Ma, bukan gitu. Aksa mau ketemu Mama, cuma ...."

"Nggak ada alasan! Cepet ke sini sekarang juga!" Belum sempat Aksa melanjutkan ucapannya, Queen sudah memotong ucapan Aksa terlebih dahulu, membuat cowok itu mengembuskan napas kasar.

"Ya, Ma. Aksa ke sana sekarang." Lalu, ia segera memutus sambungan teleponnya secara sepihak.

"Cepet siap-siap!" titah Aksa pada Cia yang masih memakan makanannya dengan santai.

"Kita mau ke mana?"

"Ke rumah nyokap gue." Aksa menjawab sangat singkat, pasalnya ia malas sekali kalau harus berbicara panjang lebar dengan wanita yang sekarang menyandang sebagai istrinya itu.

"Oh ya? Ada acara apa emangnya?" Wajah Cia seketika langsung berubah ceria.

Pertanyaan yang terlontar dari mulut Cia barusan sukses membuat Aksa menatap tajam ke arahnya. Tatapan elang yang dilayangkan Aksa itu seakan menembus mata Cia.

"Nggak usah banyak tanya, bisa?! Ribet banget si lo!!!" teriak Aksa. "Inget! Lo itu cuma benalu di hidup gue!"

Setelah mengatakan hal tersebut, Aksa berlalu pergi dari hadapan Cia untuk bersiap-siap.

Sedangkan Cia, ia menatap kepergian Aksa bukan dengan wajah sedih melainkan seulas senyum manis yang tercetak jelas di wajah cantiknya. "Nggak papa, gue terima semua perlakuan lo ke gue, Sa. Tapi saat lo tau gimana busuknya Luna nanti, gue yakin lo bakalan buka hati buat gue, istri lo sendiri."

°°°°°°

Motor ninja berwarna hitam berhenti tepat di depan gerbang kediaman Sanjaya. Matanya tak pernah lepas memperhatikan kamar yang bisa dipastikan adalah kamar seseorang yang sangat ia cintai yaitu Cia Vanda Adira.

Ya, dia adalah Ziad Syahril Alexander. Cowok itu segera melepas helm full face-nya lalu turun dari motor tersebut.

Senyum di wajah Ziad tak pernah pudar. Sebongkah harapan besar begitu terpancar di wajahnya. Berharap, Cia mau menerimanya kembali.

"Permisi, Pak," ucap Ziad pada satpam yang menjaga rumah Cia.

Satpam itu menghampiri Ziad dan bertanya, "Iya, ada apa?"

AKSAFA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang