Prolog

436 10 0
                                    


🎭🎭🎭

"Hh-hahh... hh-hahh..."

Nafasnya semakin menderu kala kakinya melangkah lebih cepat. Keringat mengucur dari pelipis ke pipinya. Darah yang merembes keluar dari telapak kakinya ia hiraukan.

Satu hal yang ia rasakan saat ini. Bukan sakit. Tapi, takut.

Ia mencoba berlari sekuat yang ia bisa. Namun, sepertinya seseorang yang begitu ia hindari tepat beberapa langkah di belakangnya.

Sungguh, lebih baik ia mati. Daripada harus merasakan kesakitan yang luar biasa ini. Dalam hidupnya, ia tidak pernah mengira akan mendapat kisah menyedihkan seperti sekarang.

Jantungnya berdegup kencang seiring langkahnya yang semakin cepat. Sesekali ia menoleh ke arah belakang. Dan matanya melotot kaget ketika melihat sosok yang begitu di hindarinya.

Suara tawa terdengar di telinga nya. Tawa itu menakutkan. Dan ia tidak tau harus lari kemana. Pandangannya terbatas karena gelap malam dan ia berada di tengah hutan.

Lalu, ia terjatuh. Kakinya tersandung akar yang mencuat keluar dari tanah. Ia kesal. Ia ketakutan. Dan suara langkah kaki itu membuatnya semakin frustasi.

Ia ingin kembali melanjutkan langkahnya. Namun, kakinya begitu sakit dan juga lemas. Ia tidak kuat jika harus kembali berlari.

Kakinya sulit di ajak berkompromi. Ia mencoba bangkit, namun kembali jatuh. Suara langkah itu semakin membuatnya takut.

Semakin dekat dan sosok itu terlihat dengan jelas di penglihatannya yang mulai memburam.

"A-ku mo-hon... Le-pas-kan a-aku..."

Tidak ada jawaban dari orang yang berdiri menjulang di depannya. Hanya senyum menawan namun mampu membuatnya menggigil ketakutan.

Itu... Senyum pembawa kematian.

"Halo..."

Suaranya bagai nyanyian pengantar tidur. Begitu merdu bagai melodi keharmonian. Namun, ia tidak akan tertipu lagi.

"Aku sudah memberikan mu satu kesempatan. Tapi, sepertinya kau menyia-nyiakannya. Sayang sekali..."

Rintik hujan mulai berjatuhan bersamaan dengan jatuhnya kembali air mata itu.

"A-aku  mo-mohon..."

"A-ampuni a-ku..." Ucapnya terbata begitupun dengan nada suaranya yang bergetar.

"Tidak. Tidak... Lebih baik kita bermain..."

🎭🎭🎭


Jum'at, 8 Oktober 2021
22:15


Salam Pho🎭

K A M U F L A S E (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang