𝟎𝟗: Jimin's Confession

991 157 8
                                    

"Aku sangat berbeda dengan Jaehyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku sangat berbeda dengan Jaehyun." Ujar Jimin datar seolah bisa membaca pikiran Rosé. "Dia memang suka pilih-pilih makanan. Tak hanya itu, dia juga pemilih dalam urusan pekerjaan."

Rosé tersenyum getir, kemudian menyahutinya. "Termasuk dalam memilih pendamping hidupnya dan memberikan cinta palsunya kepadaku."

Seketika ruangan itu kembali hening. Jimin menoleh ke arah Rosé yang menundukkan kepalanya dan menahan kesedihan hatinya. Pria itu lantas memegang kuat pisau makannya karena menahan geram, melihat Rosé yang kembali bersedih ketika mengingat Jaehyun.

"Rosé." Panggil Jimin pelan.

Wanita itu pun tak merespon panggilan suaminya. Rosé masih menundukkan kepalanya yang pikirannya sekarang kembali berkecamuk.

"Rosé!" Bentakan Jimin berhasil membuat Rosé tersadar dari lamunannya, dan wanita itu menoleh ke arah suaminya yang menatapnya sendu.

"Ya." Jawab Rosé lirih.

"Aku mohon padamu, jangan kau siksa dirimu sendiri seperti ini." Kata Jimin tulus. "Walau kejadian mengerikan itu terjadi kemarin, aku tahu, bahkan sangat tahu, kau butuh waktu untuk melupakannya. Kau tidak tahu, bukan? Apakah di sana Jaehyun memikirkanmu atau tidak sama sekali? Mungkin di sana, dia malah bersenang-senang dengan Mina dan bercinta sepanjang waktu."

Rosé lantas mengernyit dan alisnya nyaris nyatu. Tiba-tiba hatinya semakin sakit mendengar asumsi pria itu. "Jika kau tak menghubungi Mina untuk kembali kepada Jaehyun, kejadian terkutuk ini tidak akan terjadi!" Balas Rosé sengit. "Jadi dari awal, semua ini salahmu, Jimin Kim!" Rosé mengucapkannya penuh penekanan di akhir kalimatnya.

"Ya, ini memang salahku!" Jimin menjawab tak kalah sengit. Ia lantas meletakkan pisau makannya dengan kasar. "Coba kau pikir, bagaimana jika pernikahan kalian berlangsung dan akhirnya Jaehyun hanya selalu menyakitimu?" Jimin kemudian menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar. "Aku tidak bisa terima jika Jaehyun menyakitimu lebih dalam lagi. Aku tahu betul sifat Jaehyun adik tiriku itu walau kami beda ibu."

Rosé bergeming menatap wajah Jimin yang memerah karena amarah. Baru kali ini ia melihat Jimin meluapkan amarahnya. Selama bertahun-tahun menjadi sekretaris Jimin, dia tidak pernah menampakkan wajah marahnya dan juga suaranya yang berapi-api seperti sekarang ini.

Bahkan jika ada salah satu karyawannya melakukan kesalahan, Jimin hanya menegurnya dengan menampakkan wajah datar dan dingin. Malahan dia akan memberi kesempatan kepada seluruh karyawan untuk memperbaiki kesalahan mereka. Menurutnya, semua orang pantas dan berhak mendapatkan kesempatan kedua sekaligus terakhir.

"Mengapa kau melakukan ini padaku?" Rasa penasaran Rosé semakin memuncak. "Bagaimana dengan wanita lainnya, jika nasib mereka sama denganku ditinggalkan begitu saja oleh calon mempelai pria di hari pernikahan? Apa kau juga akan melakukannya seperti yang kau lakukan padaku sekarang?" Tanya Rosé penuh selidik seraya menahan air matanya.

TOUCHING YOUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang