Klik!
"Piri-ya ... udah dong? Hyung malu nih sambil nyanyi dilihatin terus," pinta Younghyun dengan setengah merajuk, setengah malu.
Younghyun yang baru saja menarik napas usai menyanyikan nada terakhirnya kala itu menatap Wonpil. Agak jauh di tribun penonton, memang. Tapi ia tak pernah gagal mengenali bunyi shutter kamera yang menemaninya sejak awal.
Klik!
Empunya kamera perlahan menurunkan viewfinder dari pandangan, membiarkan lensa berat itu mengalungi lehernya. Dengan senyuman sehangat mentari terbit, Wonpil mengacungkan jempol pada Younghyun. "Hyung keren, kok! Masa orang keren gini malu sama pacarnya sendiri?"
"Bukan gitu ...." Younghyun dengan santai turun dari bagian depan panggung. Fokus mata dan langkahnya hanya tertuju pada si fotografer. "Kan orang-orang jadi sadar kalau hyung senyum-senyum sendiri di panggung. Gara-gara siapa, tuh?" sambung Younghyun sambil mencubit lembut pipi Wonpil, sementara yang dicubit cuma bisa tertawa kecil.
Tangan Wonpil sibuk mengutak-atik kamera. Matanya sibuk memilah-milah mana momen terbaik yang berhasil diabadikan dari live session selama kurang lebih satu jam ini. Tiba-tiba, satu tangan kekasihnya sudah merangkul pinggangnya, dan satu lagi memegang tangan kirinya yang menopang kamera. Lalu dagu Younghyun bertopang di bahu Wonpil.
"Hyung, ganti baju dulu. Ini masih kerja, lho?" Ucap Wonpil sedikit panik, mengedarkan netranya ke sekeliling concert hall yang cukup luas itu. Meski cukup luas, ruangan terasa hampa karena hanya dihuni beberapa staf dan kru, anggota band pengiring, dan tidak lupa: Younghyun dan Wonpil. Sisanya nihil. Semuanya berada jauh di dekat panggung, dan tribun penonton hanya dikuasai oleh dua insan yang sibuk berbagi afeksi.
"Hyung mau istirahat dulu di sini. Sepuluh menit aja, ya," tangan Younghyun makin mengikis jarak mereka. "Lihat fotonya dari awal dong. Pasti semuanya bagus. Pacarnya Piri kan ganteng~"
Wonpil berhenti mencari foto andalannya. Bibirnya sedikit dikerucutkan sambil sedikit memandang Younghyun dari samping. Younghyun membalas tatapan (sedikit) sinis Wonpil, lalu tertawa.
Ah, andai orang ini tau kalau parasnya memang setampan itu. Mau banjir keringat, kehujanan, atau sedang kesal sekalipun, Younghyun tetap terlihat menawan.
Wonpil tak tau berapa panjang film yang terpakai untuk mengabadikan Younghyun. Pun banyaknya lembaran kertas dengan wujud Younghyun yang mendekati sempurna—setidaknya itu yang dilihat oleh Wonpil sejak pertama bertemu tatap dengan Younghyun. Berapa keping memory card yang menyimpan rapi waktu-waktu berharganya dengan manusia super itu? Super bertalenta, super cekatan, super sabar dan telaten, juga super manja kepada pacarnya yang senantiasa ada.
Through ups and downs, Wonpil let Younghyun rest on his shoulder whenever he wants. And Younghyun let his baby do the same.
Entah sudah berapa ratus melodi yang terbesit di benaknya, atau beribu-ribu putaran di lagu yang sama untuk merevisi kesalahan yang enggan membenarkan diri. Puluhan pesan yang Younghyun dapatkan dari pendengar setia siaran radio tengah malam mengusir keterpurukan yang kerap kali datang.
Jangan lupakan usapan punggung dan kata-kata menenangkan dari Wonpil tak pernah absen—selalu menyambut seusai hari Younghyun yang tidak semulus skrip siaran dan tanggapannya saat membaca cerita pendengar usai.
Sekarang Younghyun berdiri di sini.
Berkat kerja kerasnya, berkat dukungan orang-orang yang peduli padanya. Berkat kritik yang sekali dua kali membuatnya tidak berdaya sesaat.Panggung dengan gemerlap lampu sorot berbagai warna yang selalu dilihat dari kejauhan bukan hanya pemandangan semata. Ia penguasanya. Ia yang mengendalikan dan memberi panggungnya sendiri cerita dan kehidupan.
Bersama seseorang yang pertama kali menggenggam tangannya untuk maju dan tak pernah sekalipun membiarkannya sendirian tanpa arah. Hari ini pun, Wonpil-nya datang untuk mengabadikan langkah pertama Younghyun di garis start yang sudah lama Younghyun impikan.
All of this is me, singing.
So that the world can hear my every moment.
From the day where the world doesn't exit until the day it vanish,
I'll sing,
for eternity."Wonpil,"
Wonpil merasakan sesuatu yang hangat dan lembut mendarat dengan cepat di pipinya. Tak sampai semenit, hawa panas langsung menjalar dari jantung yang berdegup kencang ke tempat kecup itu dilayangkan.
"Hyung?" Suara Wonpil sedikit pecah, terkejut atas perlakuan yang lebih tua.
Wajah Younghyun yang sudah cengar-cengir hadir di pandangannya sekarang. "Terima kasih," ujar Younghyun singkat, disusul oleh kecupan-kecupan susulan yang dihadiahkan spesial untuk si kelinci kesayangan.
Writer's note
Long time no see~Ya... gitu deh. Tiba-tiba kepikiran soal ini aja pas liat Wonpil ada di behind filmnya Yonk 👍
Udah lama banget ga nulis. Aneh ya? Biarin deh. Ngga tau kapan lagi bisa pede nulis... selamat wamil juga buat Yonk tanggal 12 Oktober nanti! Come back safely, Sir (・∀・)7
KAMU SEDANG MEMBACA
farewell stop. | DAY6
Fanfiction| A resting place before you bid the last goodbye. Kumpulan fanfiction oneshot dengan cast member DAY6. Rumah penulis untuk menuangkan ide apapun yang ada di kepalanya. Berminat untuk mampir sebelum pergi? disclaimer: buku ini mengandung konten BxB...