Dalam satu pohon akan selalu ada satu buah yang tumbuh sehat, ranum dan sempurna. Akan selalu ada kesempurnaan dalam kehidupan.
Tapi begitu juga sebaliknya, akan selalu ada buah yang akan jatuh sebelum waktunya matang. Melepaskan diri dari dahan dan meranggas bersama angin yang menyapunya hingga ke dasar tanah.
Akan selalu ada sisi ketidak sempurnaan dalam sebuah kehidupan seseorang.
Semuanya sudah di atur sedemikian rupa oleh takdir. Baik dan buruknya, bagus dan jeleknya bahkan sempurna dan ketidak sempurna nya sudah digariskan oleh benang kehidupan.
Begitupun dengan yang Mino rasakan saat ini. Garis takdir nya yang kelam, seolah semakin pekat begitu kehidupannya dihadapankan pada kehidupan Choi Siwon yang gemerlap, terang benderang dan penuh dengan cahaya kebahagiaan.
Seperti yang selalu ia perlihatkan pada dunia.
Bahwa kehidupannya dan kelahirannya adalah satu kesatuan yang menjadi perpaduan sebuah kesempurnaan.
Sebaliknya. Mino, adalah ketidak sempurnaan yang menjadi alasan kehidupan Siwon menjadi sempurna.
Mino akan menjadi bayangan hitam diantara pendar cahaya terang Siwon.
"Tidak menjawab sapaanku? Begitu kan rasa hormat yang kau tunjukan pada saudaramu?"
Siwon mengulang pertanyaannya, menyeringai membentuk kesinisan yang tampak nyata terlebih ketika kedua netranya menangkap genggaman tangan yang erat sekali.
Sungguh membuatnya iritasi.
Irene menatap pria Choi itu sedemikian rupa lalu menoleh kearah Mino yang hanya diam.
"Kalau kau ingin menjemputku maaf Oppa, aku tidak mau lagi pulang-"
"Sayang nya aku tidak berniat menjemputmu Kwon Irene" bantah Siwon cepat. Ia berjalan mendekati kedua pasangan yang sedang dimabuk asmara itu dengan seringai yang betah tercipta lalu berhenti tepat dihadapan wajah Mino yang masih setia menatapnya.
Irene mendongak kearah pria Choi itu lalu menarik nafasnya begitu sadar apa yang Siwon inginkan.
"Aku datang untuk menjemput adikku, Choi Mino-"
"Song Mino, namaku Song Mino" ralat Mino cepat. Tanpa tedeng aling-aling. Irene mengeraskan genggaman tangannya dengan kepala yang kemudiah sepenuhnya berpusat pada Mino yang mematung.
Menahan emosi.
"Choi... Margamu Choi, sekeras apapun kau membuangnya darah Choi ada didalam tubuhmu Mino"
Mino mendengus mendengarnya. "Hanya darah? Bukan aku yang minta dilahirkan dengan darah Choi"
Seringai terlihat kembali diwajah Siwon. "Berhenti bersikap kekanakan. Ayah ingin bertemu denganmu jadi aku diminta untuk menjemputmu"
"Aku tidak mau" elak Mino yang kemudian menarik tangan Irene masuk kedalam rumah bibi Lee.
"Aku akan menceraikan Irene kalau kau ikut denganku" sahut Siwon pelan. Dengan lirikan tajam yang akhirnya ia arahkan pada Irene yang kemudian menatap kearahnya.
Song Mino yang mendengarnya hanya mendecak. Pria muda kemudian menoleh kearah Siwon lalu menyeringai.
"Itu .. bukan urusanku" decihnya yang kemudian menarik paksa Irene masuk kedalam rumah bibi Lee.
Meninggalkan Siwon dan amarahnya yang kini memuncak.
Mino benar-benar sudah menabuh genderang perang.
🍂 Shelter 🍂
"Mino-"
"Sudah Rene..."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELTER [🔞]
FanfictionBijaklah dalam memilih bacaan. 🔞 no under age, hargai Author dengan cara menjauhi story ini kalau kalian tidak suka dengan konten dewasa or Anti NC Song Mino tahu, kalau Bae Irene hanya ingin memuaskan nafsunya. Ia sadar kok, mereka hanya saling me...