Dersik Senandika (22) pernah bertanya ke gue, sedalam apa gue mencintainya. Dika mungkin ingin mendengar jawaban bahwa gue mencintainya dengan tidak terbatas sedalam lautan setinggi langit. Mungkin. Nyatanya gue salah. Hari itu, 29 September 2021 saat kami seharusnya merayakan 4 tahun hari jadi kita, akhirnya gue dapat jawabannya
“aku mau kamu cinta sama aku dikit aja, aku ga perlu jadi yang paling bersinar buat kamu, ga perlu buat jadi yang terpenting di hidupmu. Cukup satu titik cahaya seperti mercusuar di pinggir pantai, yang menunjukkan ke kamu jalan pulang ke rumah, it’s enough babe!”
Sayangnya hari itu juga yang menjadi hari terakhir gua bertatap muka sama Dika. Dia ga mutusin gue, gak juga pergi sekolah di luar negeri kayak yang orang sering lakuin “ga kuat ldr” padahal kalau di pikir gue lebih dari sanggup buat ldr beda daratan asal bukan ldr beda alam seperti kali ini.
Dersik Senandika, cowok asal Canada yang besar di Amerika dan akhirnya pindah ke Indonesia ngikutin nyokapnya. Cowok yang punya senyum paling manis se kompleks, cowok yang paling wangi satu sekolah. Cowok dengan bahu paling lebar yang selalu nyuruh gue buat nyender kesana “aku udah olahraga banyak-banyak supaya bahu aku lebar dan kamu bisa nyender disana, make it yours babe” katanya sambil senyum. Lalu dengan seenaknya narik kepala gue buat di rebahin di bahunya.
Dika itu gantengnya ga main-main, makanya wajar pas masih jadi murid baru, dia sering dapat pernyataan cinta dari cewek yang adek kelas, yang seangkatan, yang senior, bahkan mbak-mbak di kantin juga naksir dia. Setiap makan siang lauknya Dika tuh selalu penuh, dan parahnya di kasih semangka tiap hari padahal semangka itu jatahnya seminggu sekali. Tau aja mbaknya kalau Dika suka semangka. Dika itu tau kalo dia ganteng, makanya mantannya tuh nyebar di penjuru SMA Swasta Dwiduri dan semua mantannya tuh most wanted di SMA Swasta Dwiduri bahkan terkenal sampe ke seluruh Tanggerang. Dan sialnya gue mesti jadi batu biar ga sakit hati. Alasannya sederhana kita backstreet. Didepan umum doang sih, kalo di keluarganya dia sama di keluarga gue mah udah saling kenal dan kek anak sendiri malah.
Dika itu unik, disaat cowok lain bawain martabak manis kerumah ceweknya, dia malah bawa sekardus susu kotak ultramilk coklat. Pas ditanya kenapa dia jawab “karna aku bakal sering main kesini, dan ini minuman terenak di dunia. Aku mau keluargaku disini juga suka” sweet bangetkan! tapi jangan tertipu, alasan sebenernya tuh supaya di gak rugi mesti beliin martabak manis setiap kali datang. Unik atau Ajaib ya?
Kalo ngomongin soal Dersik Senandika mungkin gaakan ada habisnya, karena dia memiliki banyak hal yang tidak di miliki pria lain yang pernah gue kenal. Caranya dia mencintai, caranya dia memperlakukan gue, caranya dia menyayangi keluarganya walaupun Cuma berdua sama nyokapnya. Dika selalu mempesona dengan hangatnya wangi vanilla bercampur peach, gantengnya nambah kalo lagi main gitar di teras rumah gue sambil nyuruh gue rebahan di sampingnya. Bertambah dua kali lipat kalo liat dia lari dari ruang tamu ke teras sambil bawa payung cuma supaya nyokapnya ga kepanasan pas keluar dari mobil.
Dika itu paket komplit kayak martabak! Dia ganteng, perhatian, penyayang, sabar, pinter nyanyi, jago main gitar sama piano, jago basket, dan hobi banget motoran. Karena cintanya sama motoran, dia akhirnya tabrakan dan ginjalnya di angkat satu karena rusak. Itu sebelum pindah ke Indonesia, sekitar tahun 2018 lalu, almost setahun gue jadian sama dia. Bayangin aja, cowok harus hidup dengan satu ginjal selama nafasnya berhembus. Gaada pantangan sih, tapi Dika itu ‘batu’ gue ingat pas nyokapnya telfon gue di satu tanggal bulan Mei 2019
“na, coba kamu nasehati Dika, dia terlalu suka makan junkfood, dan malas olahraga. Mama takut Dika kenapa-kenapa karena kodisinya itu”.
Gue sebagai anak penurut dan baik hati ngejawab
“ma, Dika itu batu. Nala udah bilangin banyak kali ma, Dika ia-ia aja ga mau nurut. Di jewer aja telinganya ma”.Gue gak tau apa reaksi nyokapnya Dika di hari itu, dia cuma diam terus ngejawab ‘oke’. Kecewa sih seharusnya. Tapi lagi-lagi gue salah. Pas malamnya gue sama Dika facetime. Dika nangis dong sambil nunjukkin telinganya yang merah di sebelah kanan. Gue Speechless, dalam hati bergumam ‘ajaib banget ni emak-emak’. Mana Dika nangisnya lucu lagi.
Hingga pada akhirnya Tuhan memanggil Dika yang gue sayangi itu ‘pulang’. Hari itu, 29 September 2021, hari dimana kami seharusnya ngerayain jadian yang ke 4 tahun dengan sebuah kue berbentuk semangka dan lilin huruf bertuliskan ‘happy anniv babe’ yang gue simpan di kulkas kamar rawatnya dia. Tapi Tuhan lebih sayang dia dari pada gue. Hari itu gue kehilangan mercusuar gue, cahaya gue yang menuntun gue pulang ke rumah. Gue kehilangan Dika sebelum sempat mengatakan gue juga bersedia jadi mercusuar dia yang paling terang yang nunjukkin dia jalan kembali kerumah. Dia ‘pulang’ sambil tersenyum seakan berkata “akhirnya, aku ga nyusahin siapa-siapa lagi”.
Sayonara babe, it’s been nice to love you.
Sayonara Dika, it’s been us!
_______________________________________________
Hai.. ini 마크 si anak baiqq!! Suka semangka dan sayang sama 시즈니
04.10.21
KAMU SEDANG MEMBACA
SAYONARA, it's been us! |NCT's Mark
Fanfictionini Lee Mark a. k. a Dersik Senandika. Penyuka semangka, yang sayang sama Nala 💕 . . . . Just for fun note: call me Hana, not mimin!