The Beginning of the End

689 87 26
                                    

Kami menjalin hubungan sekitar lima tahun sebelum menikah, aku dan Taehyung. Status kami sebagai sepasang kekasih terpaut selama lima tahun. Kim Taehyung adalah teman dari Kakakku- lebih tepatnya Taehyung junior Seokjin di kampusnya, jadi selisih umur kami bisa dibilang cukup jauh. Kira-kira saat aku baru menjadi mahasiswi, Taehyung sudah menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa di kampusnya.

Selama mengenal Taehyung dan bersamanya, aku bahagia. Pria itu sempurna untuk seorang kekasih, terkadang ia memperlakukanku layaknya ia Kakak bagiku. Taehyung juga mencintaiku sebagai pria sejati dan menyayangiku layaknya akulah wanita yang paling ia cintai. Semuanya berjalan dengan baik, semua yang Taehyung lakukan untukku menjadi nilai plus untuknya, hingga aku yakin, bahwa pria inilah yang selama ini aku cari.

Kami berdua melewati susah-senang bersama-sama. Taehyung melamarku setelah dirinya mendapatkan pekerjaan. Lalu pada saat pertama kali Taehyung mendatangi Orang tuaku- sebagai kekasihku, ia bilang dirinya takut setengah mati saat menghadap Ayah, padahal Ayah hanya meminta Taehyung untuk menceritaka dirinya. Awalnya Taehyung ditolak, karna Ayah bilang,

"Pertama. Pria itu terlalu tua, kau yakin mau menikah dengannya? Kedua! pria itu- siapa namanya?"

"Taehyung, Ayah.."

"Ya, Taehyung. Ia terlalu kaku!"

"Iya itu karna Ayah membuatnya takut! Coba jika Ayah lebih tenang dan ramah-"

"Ah pokoknya Ayah tidak suka. Yang terakhir, pria itu terlalu tampan."

Saat mendengar itu aku langsung merengek kepada Ayah, layaknya balita yang ingin dibelikan mainan. Tapi Ayah sama sekali tidak peduli, tetap setia pada keputusannya yang tidak mengizinkan aku menikah. Dari situ aku mulai mendiami Ayah, aku marajuk, sempat tidak ingin makan dan keluar dari kamar. Namun berbeda dengan Ayah, mendiang Ibuku mengerti, ia mengajak Ayah berbicara dan meyakinkan hubungan kami pada Ayah. Ibu juga memberi nasihat kepadaku dan Taehyung, Ibu memberitahu alasan mengapa Ayah bersikap seperti itu.

"Ayahmu hanya cemburu, kau gadis satu-satunya, kau yang terkecil di matanya. Selama ini Ayahmu tidak pernah mendengar dirimu membicarakan lawan jenis. Sekalinya kau membicarakan pria, kau langsung membawa Taehyung kemari, memperkenalkannya sebagai kekasihmu dan langsung meminta restu untuk menikah. Bukan Ayah saja, Ibu juga terkejut. Jadi tolong ya Tzuyu, maklumi Ayahmu. Setelah ini ia pasti paham, oke? Ibu selalu mendukung setiap keputusanmu kok."

Benar, setelah itu Ayah langsung meminta maaf kepadaku dan mulai menerima Taehyung. Satu tahun kemudian kami menikah di pulau Jeju. Hari paling bahagia, berharga dan mengharukan bagiku dan Taehyung. Kami menghabiskan satu tahun setengah untuk menikmati waktu kami berdua sebagai pasangan suami-istri. Kami berdua setuju untuk menunda kehamilan untuk sementara waktu. Tidak sering bepergian keluar rumah, menghabiskan waktu di dalam rumah asalkan ada Taehyung itu sudah sangat cukup bagiku.

Akhirnya di tahun berikutnya kami dianugerahi seorang peri kecil yang menjadi bagian keluarga kami. Sayang sekali, Tuhan mengambil nyawa Ibuku sebelum Anakku Bitna lahir.

Kami semua bahagia, aku tidak pernah menyesal tentang apa yang telah aku putuskan. Aku selalu bersyukur kepada Tuhan atas segala yang ia berikan. Hingga aku tahu, bahwa suamiku tidak lagi mencintaiku.

Semuanya karna wanita yang sekarang tengah ada di hadapanku. Wajahnya begitu anggun dan cantik. Aku sekarang mengerti, aku dan Taehyung terlalu lama bersama, mungkin Taehyung bosan jika terus bersamaku.

 Aku sekarang mengerti, aku dan Taehyung terlalu lama bersama, mungkin Taehyung bosan jika terus bersamaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love Marriage and DivorceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang