[.17.]

2.9K 549 120
                                    

Pagi ini hujan turun dengan sangat deras, ramalan cuaca mengatakan jika hujan disertai petir akan melanda kota hingga esok pagi. Padahal banyak hal yang ingin minho kerjakan hari ini, namun sayangnya tertunda karena cuaca yang buruk

Ia seruput kopi paginya dengan tenang. Dudukan tubuh pada kursi yang menghadap tepat kejendela. Nikmati pemandangan kala hujan sambil tercenung seorang diri

Jisung, dan RNGnya sudah ia serahkan. Pekerjaanya pun sudah ia putus namun entah mengapa rasanya seperti ada sesuatu yang mengganjal di hati. Apakah keputusannya salah untuk melepas jisung? Namun tujuan awal dirinya mengambil bocah itu pada rumah bordila adalah karena ia memang ingin menjadikan bocah itu wadah dari RNG nya kan?

"Hhhhh" minho menghela nafas. Lagipula mengapa ia langsung jatuhkan pilihannya pada jisung saat pertama kali bertemu sih? Padahal sebenarnya minho adalah tipikal lelaki pemilih dalam segala hal, pengecualian jia ia memang sudah familiar dengan sesuatu yang sudah ia ketahui sejak awal

Tunggu...

Sesuatu yang familiar ? Secara tidak langsung otaknya memproses jika jisung bukanlah seseorang yang familiar baginya?

"Tidak mungkin" gumam minho sambil kembali seruput kopinya "aku tidak memiliki kenalan di rumah bordil. Jisung hanya remaja asing yang kebetula—"

Minho terdiam saat dirinya mengingat sesuatu. Dengan langkah yang tergesa ia berlari masuk kedalam kantor pribadi, menarik berkas di dalam laci yang ia dapat saat transaksi dari rumah bordil

Minho membaca berkas itu sekali lagi dengan seksama walau sebelumnya ia sudah membacanya beberapa kali

Han ji sung. Incheon. yeohalja high school, Dal gampo junior ......

Minho terus membaca daftar nama sekolag yang jisung tempuh selama hidup. Namun ada satu hal yang ia abaikan... Jisung berasal dari eden home orphanage, sebelum akhirnya ia mendapat orang tua angkat pada usia belasan...

dan eden home Orphanage itu adalah, panti asuhan yang sama dengan dirinya dulu sebelum memutuskan untuk tinggal mandiri dan membayar konpensasi... Bagiaman bisa minho mengabaikan hal sepenting ini?

Jadi itulah alasan mengapa otaknya langsung memilih jisung pada pertemuan pertama? Karena dalam pikirannya jisung tidaklah asing, dan jika memang benar jisung yang ia temui di rumah bordil adalah jisung yang sama dengan cinta pertamanya dulu di eden....

Bukankah artinya minho telah membuat kesalahan yang sangat amat besar??

"Shit!" minho merutuk, namun kemudian ponsel kantornya berdering nyaring. Tidak biasanya ada yang melakukan panggilan pada pagi hari jadi ia putuskan untuk mengangkatnya segera

"Hallo...."

'.......'

"H-hah...maksud mu apa?"

'.......'

"B-begitu, baiklah aku akan mencarinya sampai dapat!!"

Minho banting telepon rumahnya. Lagi-lagi dengan tergesa ia menarik mantel, payung juga kunci mobil. Ada sesuatu yang penting memanggil dari tempat perusahaan lamanya bekerja

Alarm bahaya pada perusahaan robotnya dulu berdering sangat nyaring, terjadi kebarakan ringan dan satu koleksi himanoid nya dikabarkan hilang. Mereka mengira seseorang datang dan mencuri, namun saat mereka memeriksa CCTV, rupanya semi human itu berontak melarikan diri

Dan humanoid yang kabur itu adalah...... Jisung

••••

Jisung terus membawa langkahnya walau terseok. Semakin sulit ia gerakan anggota gerak karena derasnya hujan basahi tubuh sejak malam sebelumnya. Jisung mengingat semuanya, ia bahkan hafal mana saja jalan menuju mansion minho, jika saja tubuhnya masih seperti dulu mungkin ia sudah lebih dulu sampai

Sayangnya ia bahkan harus menyeret kakinya yang sudah sulit untuk ia kendalikan.

TUK-

Jisung hentikan langkahnya dengan respon yang amat lambat. Tolehkan kepala dimana pergelangan tangannya terjatuh di atas trotoar jalan dengan denting metal yang cukup menyaring

Oh tidak, jisung tidak bisa bertemu dengan minho dalam kondisi anggota tubuhnya yang hilang. Jisung kembali putar langkah dan merunduk untuk mengambil potongan metal tangannya

Derit dan sengatan dalam kepala semakin terasa menyakitkan bagi jisung. Membuat jisung jatuh terduduk karena kesadarannya yang mulai berkurang

Jisung yakin, sepertinya sebagian tubuhnya terjadi korslet karena terkena air atau mungkin karena dipaksa bergerak tanpa perintah. Namun jisung enggan untuk menyerah, ia berusaha sekuat tenaga untuk bangkit walau beberapa bagian dari dalam tubuhnya berdesing nyaring

Actuator kontrol geraknya meredup. Jisung kehabisan batrai dan korslet di beberapa bagian karena air hujan

Bagaimana ini? Aku harus bertemu dengan minho sesegera mungkin...

Minho ....

Minho .... Tolong aku

Jisung menatap ke atas langit dimana hujan masih setia tumpahkan airnya basahi jalan juga tubuh jisung yang tergeletak duduk pada pinggiran trotoar seorang diri

Menyedihkan. Kondisi yang sangat menyedihkan baginya, jika saja ingatan jisung kembali lebih cepat mungkin akhirnya tidak akan begini

Lalu bagaimana sekarang? Jika dibiarkan mesin dalam tubuh jisung benar-benar akan mati total. Jisung tidak mau itu terjadi
Ia terus berdoa, berharap tuhan memberinya kesempatan walau untuk yang terakhir

BZTT...

Jisung dibuat hampir menyerah saat actuator sensor visualnya terkena dampak korslet, membuat pandangannya memburam dan meredup.. Hingga mau tak mau jisung pejamkan matanya dalam dalam posisi terduduk

Batrai mesin jisung berkedip merah, hingga akhirnya mesin dalam tubuh jisung mati sepenuhnya.

Disaat bersamaan, mobil hitam terhenti tepat pada pinggir trotoar. Minho keluar dengan wajah piasnya melihat kondisi jisung yang berhasil ia temui

Hal yang pertama minho periksa adalah tengkuk jisung dimana pusat kesadarannya berasal. Minho menggertakan gigi, ada secercah harapan di sana karena rupanya mesin jisung tidak sepenuhnya mati.

Ia bawah tubuh kecil itu masuk kedalam mobil lalu minho bawa mobilnya melaju dengan cepat kembali menuju mansion

Minho masih bisa menyelamatkan jisung. Jisung bisa membetulkan korslet pada tubuh ringkih itu

Minho masih bisa membetulkan kembali kekasihnya, Jisung.

—Tbc

[25] RNG-2.0 || MinSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang