"Johnny! akhirnya kau datang" lelaki paruh baya dengan senyum lebarnya menyambut kedatangan Johnny di kediamannya.
"Lama tidak bertemu uncle." Johnny berkata dengan nada yang datar tetapi jika kau bisa melihat pancaran matanya maka akan terlihat ketulusan di dalamnya.
"5 tahun berlalu sangat cepat dan kau sudah tumbuh sedewasa ini nak" Park Jung Soo terkekeh kecil sambil menepuk pundak Johnny pelan. "Ah ya, ayo kita makan malam bersama, aku bahkan menyiapkan makanan kesukaanmu"
Mereka pun akhirnya makan malam dengan tenang. Ketika makan malam berakhir mereka beralih tempat ke ruang keluarga agar perbincangan lebih hangat.
"Apa kau masih mengejar para anggota ayahmu yang dulu John?" Park Jung Soo mencoba membuka suara.
"Kau tau jawabanku uncle." hanya datar dan tak ada emosi di suaranya.
Park Jung Soo tersenyum teduh "Kau tau nak, aku akan selalu di pihakmu. Jangan sungkan meminta pertolonganku"
"Tak perlu. Aku bisa mengatasinya."
"Ckck dasar kau ini masih saja keras kepala ya haha baiklah kalau begitu. Bagaimana dengan pendamping? Kau pasti punya bukan?" Park Jung Soo berkata dengan nada seakan menjahili Johnny.
Johnny menghembuskan nafasnya pelan. "Tidak."
"Eiyy masa tidak ada? Keponakanku yang satu ini pasti punya dong satu atau dua seseorang yang menarik perhatianmu"
"Tidak uncle." Johnny menjawab dengan tegas. Namun tiba-tiba pikirannya melayang pada seseorang yang pernah Ia temui.
"Atau mungkin ada..." ucap Johnny pelan.
"Uncle mendengarmu Johnny hahaha aku tau kau pasti sedang suka dengan seseorang kan. Ceritakan pada uncle bagaimana rupanya? Cantik kah Ia? Atau manis?" Park Jung Soo terus saja heboh dan bertanya tiada henti. Johnny tak marah, karena hanya Ia lah satu-satunya keluarga yang masih Johnny anggap. Yang dari dulu selalu perhatian dengannya. Satu-satunya uncle yang Johnny percayai.
"Manis." Singkat, padat, dan jelas. Itulah penjelasan yang dapat Johnny utarakan.
Keduanya terus berbincang-bincang sampai waktu menandakan tengah malam Johnny pamit pulang untuk kembali.
"Cari tau tentang pria tersebut"
.
.
.Mark dan Jaehyun saat ini sedang berjalan untuk menuju TK Mark. Mereka bergandengan tangan satu sama lain.
"Papa nanti pulang boleh beli es klim lagi gak?" Mark mendongakkan kepalanya, menatap Jaehyun dengan tatapan yang berbinar.
Jaehyun mengigit bibirnya gugup. Mengalihkan pandangannya dari sang anak. "Maafkan papa Mark, makan es krimnya nanti lagi ya? Kalo papa udah dapet pekerjaan tambahan lagi" Jaehyun berkata dengan lirih.
Mark yang mengerti dengan keadaan sang papa langsung mengangguk dan tersenyum cerah. "Oke papa! Gapapa ko lagian kan belum lama Magu udah makan es klim hihi"
Jaehyun ikut tersenyum mendengar ucapan Mark. Walaupun senyumnya berbeda dengan Mark. Senyumnya terpancar kesedihan. Jaehyun bertekad untuk mencari pekerjaan part time lagi hari ini.
Sambil terus berjalan mata Jaehyun melirik ke kiri dan kanan, siapa tau ada lowongan kerja di sekitar sini. Namun tiba-tiba tatapan Jaehyun jatuh pada beberapa orang yang memakai pakaian hitam-hitam. Tanpa pikir macam-macam Jaehyun mengedikkan bahunya dan terus berjalan sampai mereka tiba di TK Mark.
Pagi berlalu, siang pun datang. Pekerjaan part time Jaehyun akhirnya selesai. Ia bisa menjemput Mark terlebih dahulu dan membawanya pulang, lalu setelahnya baru Jaehyun akan keluar kembali untuk mencari pekerjaan part time yang lainnya. Saat Jaehyun keluar dari tempat kerjanya lagi-lagi tatapannya menatap beberapa orang yang memakai baju hitam-hitam.
"Apa baju seperti itu memang lagi ngetrend ya?" Jaehyun memiringkan kepalanya dan mengerutkan alisnya bingung. Baginya terlalu banyak orang yang memakai baju hitam-hitam seperti itu yang Jaehyun lihat.
"Jangan banyak mikir Jeje! Mending jemput Magu trus bisa cari kerja lagi!" Jaehyun menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan omongannya sendiri dan berjalan ke arah TK nya Mark yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat Jaehyun kerja part time.
Langkah demi langkah Jaehyun tapaki. Entah mengapa suasana terasa sepi bagi Jaehyun tapi Jaehyun tidak berfikir yang macam-macam. Sampai akhirnya tiba-tiba ada yang menarik tangan Jaehyun dan membawanya masuk ke dalam gang yang gelap.
"L-Lepaskan aku hiks k-kalian siapa?!" Jaehyun yang panik menarik kedua tangannya yang di tarik oleh dua orang di kiri dan kanannya namun hasilnya nihil. Kekuatan Jaehyun tak sebanding dengan mereka.
"Diam lah. Jika kau mengikuti kami dengan baik maka nyawamu akan selamat" ucap salah satu orang yang memagang tangan Jaehyun.
"Tidak lepaskan aku! Hiks TOLONGG" Jaehyun berteriak sekuat tenaga agar seseorang dapat mendengrnya.
Jaehyun terdiam merasakan sesuatu yang menempel pada belakang kepalanya.
"Diam!"
Tubuh Jaehyun rasanya lemas. Jaehyun terlalu takut, pikirannya pun kalut memikirkan apa yang akan terjadi padanya dan bagaimana keadaan Mark nantinya.
Mereka terus berjalan di gang tersebut hingga hampir mencapai ujung yang ternyata merupakan jalan tembus untuk jalan yang lain.
Jaehyun terus mengeluarkan air matanya. Ingin bergerak atau berteriak tapi terlalu takut dengan benda yang menempel di kepalanya. Jaehyun tau benda tersebut pasti salah satu benda yang berbahaya.
Dor Dor Dor
Suara tembakan berbunyi dan bergema di gang kecil tersebut. Badan Jaehyun semakin bergetar hebat ketika melihat orang-orang yang tadi memegang kedua tangannya dan mengacungkan benda berbahaya di kepalanya terjatuh dengan luka di kepala mereka masing-masing. Darah langsung mengalir dengan deras hampir mengenai sepatu yang Jaehyun pakai sampai akhirnya hitam menyelimuti pandangan Jaehyun.
Sebelum badan Jaehyun yang pingsan jatuh, tangan seseorang lebih dulu menangkapnya. Dengan sigap langsung menggendongnya ala bridal style.
.
.
.Jaehyun membuka kedua matanya dengan perlahan. Menatap langit-langit ruangan yang sedang Ia tempati. Dengan cepat menatap sekitarnya dan langsung terduduk menarik selimut yang sempat di kenakannya.
"J-jeje di mana? Hiks Jeje t-takut... M-magu hiks" Jaehyun semakin mencengkram selimut dengan ketakutan yang melandanya.
Jaehyun melihat pakaiannya yang masih lengkap, masih seperti awal, membuatnya cukup lega. Tapi kelegaannya hanya sebentar ketika seseorang tiba-tiba membuka pintu kamar yang Jaehyun tempati.
"PAPA UDAH BANGUN?" Jaehyun yang semula memeramkan matanya karena takut, sontak langsung membuka matanya lebar mengetahui suara dari sang anak lah yang Jaehyun dengar.
Mark memasuki kamar yang Jaehyun tempati dengan berlari kecil. Tak lupa dengan gandengannya pada lelaki tampan yang hanya diam mengikuti ke mana Mark menarik tangannya.
"M-magu? T-tuan?"
Mark menaiki kasur dan langsung memeluk Jaehyun dengan senyum cerianya. "Papa ko gak bilang kalo bakal jemput Magu sama om keren? Di mobil juga papa tidur lama banget telus balu bangun sekarang"
Jaehyun bingung mau membalas apa pertanyaan Mark. Pasalnya Jaehyun sendiri tak tau bagaimana Ia dan Mark bisa berakhir di sini.
"Mandilah. Habis ini kita akan makan malam." ucap Johnny yang sedari tadi diam membuka suaranya.
.
.
.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
FIREFLIES
أدب الهواة⚠️PLEASE BANGET JANGAN BACA KALO GAK SUKA!⚠️ Aku cuma penulis abal-abal yang baru mulai nyoba nulis di wp. Siapa yang tidak tau Johnny sang ketua port mafia yang paling sadis di dunia gelap? Tentu, semua orang yang berada di dunia gelap itupun tau b...