Perjalanan panjang membuat Jennie sungguh merasakan lelah, kepalanya sakit tapi ia dipaksa harus menyetir dalam jarak yang lumayan jauh yaitu sekitar 45 menit menuju rumah Lim. Bibirnya memucat, keringat dingin berjatuhan karena ia melewatkan makan siang dengan pikiran yang cukup rumit. Jennie ingin segera bertemu dengan Lim dan menyelesaikan semuanya.
Setelah menempuh perjalanan panjang akhirnya Jennie sampai di rumah orang tua Lim dan langsung masuk ke dalam.
"Ibu,..." Sapa Jennie saat melihat Ibu Jubaedah sedang memetik kangkung di halaman rumahnya.
"Eh mantan menantu yang udah ganti jadi calon menantu. Tuh di dalem kesayangan kamu, masuk aja Jen di sini ma banyak ulet bulu nanti gatel." Jawab Ibu Lim dengan menunjuk ke arah rumahnya.
Jennie hanya tersenyum lalu menganggukan kepalanya dan pergi masuk ke dalam rumah, dalam hati ia berpikir kenapa Daddy dan Ibu Lim menjadi aneh, bicara berbelit-belit membuat orang lain jadi bingung saja, tapi ya sudahlah Jennie tak mau ambil pusing tentang itu, Jennie langsung melihat pasangan anak dan ayah itu sedang tertidur di depan tv tanpa menggunakan baju, entah apa yang mereka lakukan tadi sehingga tak menggunakan baju padahal Ac sudah 16°.
Jennie duduk di samping mereka, membereskan bekas cemilan yang berserakan di sana.
Tak lama Lim membuka matanya dan menyadari kehadiran calon istrinya itu.
Lim menarik Jennie lalu memeluknya membuat Jennie kaget."Ya Tuhan. Lim apaan sih kamu, kaget tau." Gumam Jennie yang ada dalam pelukan Lim.
"Honey, kepalaku sakit." Rengek Lim dengan terus memeluk Jennie tak menyadari jika wajah Jennie sangat pucat.
Jennie tersenyum karena Lim sudah kembali manja dan tak marah lagi padanya. Jennie elus kepala Lim dengan sayang.
"Pake bajunya, kalian ngapain sih ga pake baju. Nanti masuk angin." Ucap Jennie dengan terus mengelus kepala Lim.
Lim malah menelusupkan wajahnya pada dada Jennie dan mendusel-dusel payudara Jennie.
"Lim ada Ibu ih, nanti kena omel lagi kita." Bisik Jennie dengan menahan kepala Lim.
Lim langsung mengangkat kepalanya dan menatap Jennie, Lim baru sadar jika wajah Jennie pucat.
"Kamu sakit?" Tanya Lim dengan memegang dahi Jennie.
Jennie menggelengkan kepalanya dengan senyum yang tulus. "Kepala aku pusing terus belum sempet makan siang." Jawab Jennie membuat Lim langsung terbangun dari tidurnya.
Lim langsung berdiri dan pergi meninggalkan Jennie, Jennie hanya menunduk sedih melihat kekasihnya pergi begitu saja. Jennie menatap Lio yang sedang tidur lelap, anak semata goleknya itu sangat menggemaskan, tampan seperti Lim, entah dari mana asalnya Lim itu seperti bule, bukan bule istrinya pakle ya, tapi bule orang luar negeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Hidup Selamanya
FanfictionJadilah temanku hidupku selamanya, hingga hanya ajal yang memisahkan. ada adegan dewasa meski ga banyak, jadi wahai adik-adik tercinta hati-hati memilih bacaan ya.