HAPPY READING 📖
--------------------------------------
"Nah, makan. Kau harus makan banyak dari sebelum-sebelumnya. Tubuhmu sudah begitu kurus dan aku tak suka."
Bree mengerang kesal karena sedari tadi Zeus meletakkan beberapa lauk ke piringnya. Awalnya mereka hanya makan seperti biasa. Karena Zeus melihat porsi makannya sedikit, pria itu meletakkan banyak lauk ke piringnya. Padahal ia hampir mati kekenyangan.
"Sudah. Aku tak mau lagi," tolak Bree. Ia bahkan hampir mendorong piringnya untuk menghentikan acara makan.
"Makan. Kau tak mengaca betapa kurusnya kau, hm? Harus kuberikan kaca yang sangat-sangat besar biar kau tahu kenapa aku memaksamu?"
"Kau berlebihan sekali. Memangnya kenapa? Aku juga mau kurus agar semakin seksi," balas Bree sembari mengaduk makanannya tak berselera.
"Dari mana kau dapat pikiran kolot macam itu. Makan saja."
"Kalian para pria suka dengan tubuh kurus pun. Munafik sekali." Bree mencibir. Tampaknya ia kesal karena Zeus seolah tidak mengerti perempuan dan suka memaksa untuk menuruti kemauannya. Ah, bukankah Zeus memang begitu?
"Aku lebih suka tubuh berisi, apa adanya, dan tidak berlebihan."
"Omong kosong. Kalau dikasih yang lebih seksi, memangnya kalian menolak?"
"Dalam mindset-ku, aku tidak membenarkan kucing kalau dikasih ikan akan menolak. Pria dan kucing sangat beda. Makanan memang kewajiban, nafsu bisa dikendalikan. Lagi pula, itu sifat alami pria melihat yang lebih bagus akan melirik. Tapi, memangnya wanita tahu apa yang ada di kepala kami? Bahkan kalau kami setia, seseksi apa pun tidak akan tergoda. Sudah kubilang, aku lebih suka kriteria itu. Dan aku menyukaimu."
"Itu karena kau jelek jadi tidak menuntut banyak. Coba saja kau tampan. Berapa banyak perempuan yang kau bawa ke rumah ini."
"Dulu aku tampan, sekarang aku jelek, aku tetap memegang mindset itu. Kau pikir aku inkonsisten terhadap ucapan? Sayangnya tidak. Meskipun banyak perempuan yang mengejarku dulu, tetap saja kau di hatiku."
"Jadi kau pernah membuntutiku? Makanya kau mengenalku dan menculikku sekarang?"
"Kita bahkan lebih dari itu."
"Maksudmu?" Bree tertarik, sekaligus berharap Zeus terpanjing dan menjelaskan semuanya. Menjelaskan maksud dan tujuan menculiknya ke sini. Ia harap kali ini ia mendapat jawaban pasti.
Zeus tersenyum miring. Ia mengunyah sejenak dan menelan kemudian menjawab, "Seandainya kalau kita berpisah lagi, ingatlah kita adalah pasangan sejati. Jangan pernah lupakan itu. Kalau sekarang kau masih belum mencintaiku, tidak apa. Aku akan berusaha membuatmu mencintaiku."
"Bukan. Bukan itu yang mau kudengar."
"Jadi?"
"Ck! Kau memang tidak nyambung, ya? Aku bertanya maksudmu mengatakan kita lebih dari itu. Jelaskan!" Bree terpancing emosi. Suaranya bahkan terdengar menuntut. Sayangnya, dibalas kekehan hingga ia ingin melayangkan piring ini ke wajah Zeus.
"Kalau mau kujelaskan, ada syaratnya."
"Apa?"
"Cium aku."
Bree menghentak meja dengan kepalan tangannya. "Bajingan!" geramnya karena ia pikir Zeus mau bekerja sama. Setidaknya, jika Zeus mengatakan wajahnya mirip dengan mendiang istrinya, ia akan berusaha mencari wanita yang mirip lagi dengannya agar ia terbebas. Ia bukan ular yang licik jika pria ini bisa diajak kerja sama.
Zeus tertanya renyah, menikmati ekspresi Bree. Entah mengapa ia merasakan firasat buruk. Ada sesuatu yang akan terjadi di antara mereka. Ia memang terlihat santai, namun sebetulnya begitu cemas. Bree belum mencoba untuk menggali ingatan itu, dan ia sulit sekali memberikan clue jika Bree pun tak mau berusaha. Usahanya akan sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ugly Kidnapper ✅
RomancePertama kali publish : 20 Juni 2021 Bree Ramsey harus menerima kenyataan ia diculik oleh sosok buruk rupa. Selain kenyataan, ia pun harus menerima segala arogansi, sikap otoriter, dan yang terparah omong kosong dari Zeus Ashton yang mengatakan ia ad...