20. Daily Life

31 10 14
                                    

Cover female now i know:

Original Song by Kaleb J

****

"Kak Theo ke club lagi ya? Mabora lagi?" tanya Yara pada Theo yang baru saja selesai mandi dan mengenakan kaos beserta celana yang sudah Yara siapkan tadi.

"Hah?"

Yara menatap curiga ke arah Theo. Kemudian, mengendus kemeja Theo sekali lagi. "Aku nyium bau rokok. Jadi, gausah bohong. Muka kak Theo ga cocok jadi pembohong."

Merasa tak dapat mengelak, Theo akhirnya meringis sekaligus menjadi jawaban bahwa ia mengiyakan pertanyaan Yara. "Kamu tahu sendiri, Johnny sama Jeffrey kalau i'tikaf kan suka di diskotik. Sumpah, saya bener-bener cuman pesen dan minum soda aja. Kalau nggak percaya tanya aja mereka berdua," jawab Theo sembari memberikan dua jari membentuk peace-nya.

Yara gemas ingin mencakar Theo. "Udah tahu kalau Yara lagi misi sembunyi, malah disuruh nanya. Aneh banget manusia," jawab Yara sembari berjalan meninggalkan Theo menuju mesin cuci untuk memasukkan baju kotor tersebut.

Theo mengikuti, "Oh iya, lupa hehe."

"Beneran nggak mabora-mabora lagi ya? Awas aja sampe kejadian masuk rumah sakit lagi kayak kemarin-kemarin."

Theo tersenyum dan segera beralih ke meja makan begitu Yara selesai meninggalkan kemeja Theo di mesin cuci. "Nggak janji hehe."

"Dih, kak Theo bandel banget kek Rizky ya," ucap Yara yang langsung menghampiri lelaki itu duduk di meja makan. Rizky yang disebutkan Yara adalah anak laki-laki paling kritis dan egonya paling tinggi di panti asuhan yang dikelola oleh perusahaan Theo. Sehingga, kadang Yara suka pusing sendiri kalau harus berhadapan dengan dia.

"Nggak bandel nggak asik."

"Kayaknya kak Theo perlu di rukyah deh, sumpah kayaknya ketempelan jin, makin hari makin susah diatur."

"Udah-udah ayok kita makan, kita perlu nyiapin stage dan perlengkapan kan?"

Selesai sarapan bersama, Yara dan Theo segera meluncur ke panti asuhan yang telah disebutkan Theo sebelumnya yang berjarak kira-kira satu kilometer dari rumah villanya.

Panti asuhan dengan desain gedung dua lantai berwarna perpaduan silver dan hijau ini di huni oleh kira-kira hampir empat puluh anak dengan berbagai golongan umur.

"Kak Theo, kak Yara!!"

Belum juga Theo dan Yara turun dari mobil, sapaan renyah dari anak-anak ini sudah terdengar hingga ke dalam mobil. Yara menengok jam tangannya, masih pukul tujuh pagi. Biasanya anak-anak masih sibuk antri mandi dan bersiap memulai weekendnya.

Tetapi, pagi ini ternyata dapat Yara lihat dari balik kaca mobil, semua anak sudah rapi. Tumbenan.

"Weits, tumben udah rapi aja. Mau kemana?" tanya Yara begitu keluar mobil dan mendapati Nania—gadis berusia sebelas tahun yang menurut Yara paling mengayomi di antara teman-temannya—datang membantu Yara membukakan pintu mobil.

"Ih kak Yara lupa apa ya, kan hari ini kita mau adain pentas seni," jawab Zahra menyerobot kesempatan Nania untuk menjawab pertanyaan Yara. Seperti biasa, Nania juga ikut tersenyum dan mengiyakan. Kayaknya, makin mengenal Nania, Yara makin mengenal gimana caranya mengontrol emosi dan tetap berusaha kalem di segala situasi dan kondisi.

[✔] Begin Again (Lucas Wong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang