30. Ini Dia

20 8 0
                                    

Semua terhantam hingga porak poranda karenanya. Dewi fortuna sedang tak berpihak padanya dan menghakimi nya. Apa yang harus ia perbuat untuk mempertahankan semua orang istimewa di samping nya? Mustahil untuk kembali normal.

🐑🐑🐑


"LOH BUKANNYA LO YANG JAGA?!" Ujar Karina semakin panik.

"Rin tenang dulu rin. Jenan baru aja balik kesini bareng kita. Dia tadi sekolah dan yang jaga Jiya itu tante Vera, ibunya Jiya" ujar Ryujin menjawab pertanyaan Karina mewakili Jenan yang sudah bersimpuh di lantai.

"Jiyaa lo dimana sihhh" ujar Karina melemah dan mulai sedikit meringis. Ia tak paham dengan situasi dan kondisi nya saat ini, benar benar campur aduk. Tak peduli dengan penyakit apapun di deritanya karena berkat masalah yang dia alami sekarang semua orang di dekat nya juga kena dampak nya.

Ini salah Karina, karenanya semua orang menderita. Pikir Karina dunia sedang menghujani nya dengan semua umpatan kasar dan caci maki serta ujaran kebencian. Kalut dengan hujatan yang ada dalam pikirannya membuat kondisi nya yang awalnya stabil menjadi jatuh drastis.

Kata-kata yang bisa Jenan ucapkan sekarang hanya maaf dan maaf. Seperti orang pangling dan bingung ia juga tak bisa bertindak atas Jiya karena ia hanya pendamping nya dan bukan siapa-siapa.

"Rin, pukul gue. Semau lo juga gapapa rin. Salahin gue, gue cowo lemah" ujar Jenan sembari berdiri dan mengguncangkan tubuh Karina yang bersender pada pilar rumah sakit.

"LO JAHAT BANGSAT, JAHAT. LO KENAPA TERLAMBAT DATENG" Ujar Karina memukuli Jenan.

Bagi tubuh Jenan hanya menganggap pukulan itu hanya angin karena pukulan nya sangat begitu lemah, tetapi bagi perasaan dan hatinya? Itu adalah pukulan besar dan tanda kecewa dari Karina.

"Ini bukan soal salah menyalahkan dan benar membenarkan. Karina ayo istirahat dulu, lo bukan hanya lelah fisik, tapi pikiran lo juga lelah" ujar Somi berusaha mendamaikan suasana.

"Nggak, gue bakal bantu cari Jiya. Lo semua jangan ada yang nyuruh gue istirahat. Jen lo aja yang istirahat" ujar Karin lalu pergi ke ruangan rawat inap untuk mengganti baju pasien menjadi baju sehari-harinya. Ia tak boleh lemah dan sakit disaat saat seperti ini.

"Lo serius Rin?" Tanya Gisel mengkhawatirkan kondisi Karina yang belum pulih total.

"Seratus persen" ujar Karina merasa sangat yakin terhadap dirinya. Segera ia memasang topi pada kepalanya dan berjalan keluar rumah sakit. Percuma jika mencari hingga sudut ke sudut. Penjahat tak sebodoh itu.

"Gaada yang bisa lawan keras kepala Karina termasuk tante Sekar dan om Bagas. Dis, lo ikutin dia" ujar Ryujin dan berpesan pada Yudis agar mengikuti Karina. Sesuatu bisa saja terjadi disaat saat seperti ini karena ketidakfokusan bahkan teledor sekalipun bisa menambah masalah.

🐑🐑🐑


Tujuan pertama Karina yaitu rumah nya sendiri. Tak mungkin ia akan berkeliling kota dengan berjalan kaki, yang ada nanti patah kakinya.

Segera ia membuka pintu gerbang dan mengambil mobil papa nya lalu pergi lagi ke arah yang dituju nya.

......

Disini dia, di depan rumah megah nan elegan milik pengusaha ternama di Indonesia. Kediaman rumah Diningrat. Sepertinya semua jawaban ada disini.

"Permisi pak" ujar Karina menyapa dari pintu jendela mobil.

"Ada apa dek?" Tanya salah satu penjaga rumah di rumah ini. Karina sampai sedikit kagum karena penjagaan disini amat ketat.

"Saya ingin bertemu dengan Maharani Yiren Diningrat putri dari pengusaha Diningrat" ujar Karina.

Susah Lupa | Yangyang Karina [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang