Bagian 83 dan Bagian 84

1K 138 20
                                    

BAGIAN 83 Mercy

Seperti yang dikatakan Wang Yibo, sepekan setelah pembicaraan di meja makan, mereka mulai bersiap untuk pindah tempat tinggal. Selama waktu itu juga Xiao Zhan benar-benar patuh berkonsultasi dengan psikiater kenalan Gu Jiacheng, meskipun mereka hanya memiliki satu kesempatan bertemu karena kesibukan pihak lain. Namun, janji temu lain akan dilakukan satu atau dua minggi ke depan.

Akhir pekan itu, Wang Yibo membawa Xiao Zhan pergi meninggalkan apartemen lebih dulu, sementara barang-barang akan dikirim dan disusun sebelum sore. Alih-alih membawanya ke tempat tinggal baru, Wang Yibo justru mengunjungi area komplek. Jalan utama komplek itu dipenuhi jajaran toko, mulai dari butik, restoran, toko roti, sampai pusat kebugaran. 

Bangunan-bangunan itu memiliki desain unik dengan beragam aksesoris mencolok di halaman depan bertujuan menarik minat pelanggan. Namun, ketinggiannya serupa, sekitar dua sampai tiga lantai.

Melihat pemandangan di luar, jelas membingungkan bagi Xiao Zhan, alis mata terangkat dengan tatapan bertanya-tanya. Namun, bibir tetap setia, mengatup dengan erat. Tidak lama kemudian mobil berhenti di depan salah satu bangunan yang paling sederhana menurut Xiao Zhan.

Keseluruhan bagian depan adalah kaca buram dengan pola sederhana di sisi kanan dan kiri, juga tampak pernak-pernik sederhana bernuansa putih yang memanjang secara vertikal. Sementara kaca utama berada di tengah merupakan pintu masuk dan keluar, terlihat tanpa motif apa pun. Desain depan yang sangat sederhana tidak kalah sederhana dengan bagian dalamnya.

Terdapat meja resepsionis berwarna putih di sisi kanan, sementara di sisi kiri memanjang hingga ke dekat tangga merupakan meja bundar dengan dua kursi minimalis. Dindingnya dicat berwarna putih dan di beberapa bagian memiliki motif samar seperti daun maple, tidak berwarna, tetapi ditekan menggunakan tehknik ukir. Secara keseluruhan tempat itu terlihat seperti kafe.

Namun, jika itu benar-benar kafe, mengapa tidak ada seorang pun di dalam? Sangat mencurigakan!

Xiao Zhan selesai mengedarkan pandangan ke sana-kemari, lalu melirik Wang Yibo dengan bingung. Laki-laki itu mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya tanpa mengatakan apa pun. Si wanita penjaga meja segera menampilkan kesopanan yang lebih besar dari sebelumnya, bergegas mengambil telepon dan menghubungi seseorang.

Setelah panggilan selesai wanita itu menatap Wang Yibo dengan permohonan maaf di matanya, suara yang lembut mengalun di udara. “Maaf, Tuan, Nyonya Cecile sedang dalam perjalanan, silakan menunggu sebentar.”

Sekilas Wang Yibo melirik wanita itu dengan acuh tak acuh sebelum mengalihkan perhatian pada laki-laki di sampingnya. Menggenggam pundak Xiao Zhan dan dia berkata, “Katakan pada Cecile untuk menemuiku di lantai tiga.”

Segera tubuh Xiao Zhan digiring meninggalkan tempat itu, mereka berjalan ke lantai paling atas dengan ringan seolah tempat itu adalah milik mereka. Di jalan Xiao Zhan tidak bisa tetap bungkam, ia bertanya kepada Wang Yibo, “Mengapa kita ke sini? Siapa Cecile? Apa yang akan kita lakukan? Bukankah kita harus pindah?”

Alih-alih merasa tertekan karena serangan pertanyaan itu, Wang Yibo malah tertawa rendah. Sangat lucu ketika Xiao Zhan bertingkah ingin tahu seperti sekarang. Meski begitu, tidak lama sampai Wang Yibo memberi jawaban.

The Cold Season ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang