Him

275 42 11
                                    

"Kau lapar?" tanya Minho.

Aku mengerjapkan mata beberapa kali kenapa kau malah bunyi sih! kupukul pelan perutku

"Tidak"

Di cahaya yang remang kulihat Minho memutar bola matanya, ia menunjuk ke arah dapur dengan dagunya "Makanlah, aku akan menunggumu sampai kau kenyang"

"Tapi aku tidak lapar"

"Kau pikir aku tuli?" Lelaki itu menarik tanganku dan membawaku duduk di depan meja makan, ia membuka beberapa laci.

"Hey, Minho Aku tidak lapar…"

Ia  fokus mengambil beberapa makanan ringan dan sama sekali tidak menghiraukan perkataan ku.

Lelaki itu mengambil duduk di hadapanku dengan beberapa makanan ringan di tangannya "Makanlah" ujarnya.

"Tapi aku tidak lapa–"

"Aku tidak ingin dimarahi bocah itu karena telah membiarkan salah satu pengikutnya kelaparan" Aku masih menatap makanan di depanku dengan ragu, apa tidak apa-apa aku memakan ini semua?

"Cepatlah makan, aku temani" aku menatap beberapa makanan yang beberapa saat lalu sudah ada di depan ku sebelum melirik Minho yang kepalanya sudah bertumpu pada kedua lengannya yang ia jadikan sebagai bantal.

。。。

Kutepuk pelan perutku yang sudah terisi makanan, mataku menatap punggung Minho dengan senyum di bibir; dia baik juga.

Aku membuka mulut untuk mengucapkan kata terima kasih, tapi sebelum aku mengucapkannya Minho memutus keheningan dengan kalimatnya.

"Kenapa kau seperti anak anjing jalanan yang baru dikasih makan?" Minho menghentikan langkahnya secara tiba-tiba, membuatku menabrak punggung nya.

Apa-apaan itu kasar sekali aku menatapnya kesal "Maksudmu?"

Minho memutar badannya, berhadapan dengan ku "Kau mengikutiku terus dari tadi, seperti anjing jalanan yang baru diberi makan"

Alisku berkerut tak mengerti "Siapa juga yang mengikutimu!"

"Kalo bukan lalu apa? Dari tadi berjalan di belakang ku bagaikan anjing jalanan"

Aku menatap mata lelaki itu dengan kesal, kedua tanganku sudah mengepal dengan sempurna di sisi kanan dan kiri tubuhku. Kutarik perkataanku yang sebelumnya, dia orang yang menyebalkan.

Aku maju selangkah lebih dekat dengan lelaki di depanku, kutarik kerahnya membuat jarak diantara kami semakin menipis “Berhenti menyebutku anjing jalanan, sialan!” kudorong tubuhnya, sebelum aku berjalan mendahului lelaki mesum itu.

CHAPTER 5

CHAPTER 5

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PROPERTY OF WCKD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang