Milik Kami!

153 14 2
                                    

Di kabarkan cabang perusahaan besar milik Suna Rintarou di jalan Inariz Rubah 1 terbakar dan hancur. Begitu banyak memakan korban jiwa, dan hanya beberapa karyawan saja yang selamat atas insiden ini. Tidak ada yang tau penyebab pasti nya, tapi rakyat setempat ada yang mendengar beberapa kali ledakan dari dalam sebelum terbakar perusahaan ini.

"Berita yang bagus"

Tidak ia hiraukan suara sang saudara yang baru datang setelah mandi, bisa di liat handuk kecil yang terpasang di bahu nya dengan rambut kuning nya yang sangat basah. Bahkan parfum tercium melekat  kuat pada tubuhnya yang mampu mengundang para wanita di luar sana.

Cuaca mendung di pagi hari terasa nikmat baginya, duduk santai di ruang tamu menonton televisi sambil menikmati secangkir teh hijau dengan dua buah onigiri di piring. Ia ambil satu onigiri itu lalu melahap nya dengan nikmat di ikuti tangan kiri nya yang sibuk menekan remote untuk mencari acara yang menurut nya pantas untuk di tonton pagi hari, Bahkan kartun pun akan ia tonton jika ada yang tayang.

"Samu.." panggil saudara nya yang datang lagi setelah mengembalikan handuk ke kamar dan ikut duduk di samping nya.

Hanya deheman yang keluar dari mulut nya sebagai balasan. Ia masih asik mengunyah onigiri yang ia makan sedari tadi, bahkan pandangan nya tidak berbalik melihat ke arah saudara nya. Ia fokus melihat sebuah kartun mickey mouse di tv nya itu.

"Menurut mu mereka akan kesini untuk minta bantuan?"

Ia ambil satu tisu yang berada di meja depan nya itu lalu membersihkan tangan dan mulut bekas sisa makanannya yang menempel, lalu mengambil secangkir teh hijau dan meminum nya hingga habis hanya dalam satu kali tegukan.

Kini pandangan nya beralih melihat saudara nya di samping. Muka mereka berdua yang terlihat sangat mirip membuat mereka seakan sedang becermin, tapi tidak jika di di lihat dari rambut. Rambut yang memiliki warna masing-masing di antara mereka. Sang kakak bewarna kuning, sementara sang adik berwarna abu-abu.

"Kurasa begitu, mau lagi?" Tawaran dari diri nya tidak pernah di tolak oleh saudara nya dari dulu. Tapi tidak sewaktu kecil, mereka selalu saling menolak hingga waktu mengubah segala nya

"Tentu, kenapa tidak? Kau juga menyukai nya bukan?"

Hanya anggukan yang ia beri sebagai balasan pada saudada kembar nya itu, ia raih kembali onigiri yang tersisa satu di meja. Lalu melahap nya cepat hingga habis dan setelah nya, ia bereskan piring dan gelas bekas ia makan. Sementara saudara mengambil alih tv untuk mencari acara hangat pagi ini yang bisa ia tonton.

👀🔪👀

"Ada pesan?"

Hanya anggukan kecil yang ia dapat sebagai balasan dari sang empu. Tangan nya masih sibuk berkutat pada keyboard dan matanya berfokus pada monitor di depannya itu.

Tidak ada waktu banyak bagi nya hanya untuk sekedar menjawab pertanyaan dari lelaki berambut coklat di belakang nya itu. Ia harus menyelesaikan pekerjaannya hari ini dengna cepat karena ia tida ingin mendapat masalah besar jika ada kesalahan kecil saja pada tugas nya itu.

"Sudah lihat berita?"

Lagi-lagi hanya anggukan, ia mendengus kesal. Lalu berbalik dan berjalan keluar meninggalkan orang itu yang masih sangat sibuk dengan komputer nya.

Suara pintu yang terhempas kuat membuat nya berhenti mengetik pada keyboard, ia beralih pandangan melihat kebelakang dan tidak lagi mendapat laki-laki itu. Hanya helaan nafas panjang dari nya yang keluar, cukup ia abaikan saja untuk hari ini laki-laki itu. Ia harus menyelesaikan tugas berat nya terlebih dahulu, baru setelah nya ia mengurus orang itu.

Milik Kami [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang