Jika ada banyak kesempatan yang tuhan berikan padanya, Jungkook hanya berharap ia bisa kembali pada jieun
Taehyung telah menjelaskan semuanya mengenai jieun kepadanya. Semua hal tanpa terkecuali yang menjadi Salah satu hal alasan jieun pergi meninggalkannya
Dulu, Masa kecil jieun tak begitu baik. Ia hidup dalam ketidaksempurnaan di tengah ketidak harmonisan kedua orang tuanya. Saat kedua orang tuanya bertengkar, jieun selalu di titipkan pada nenek dari ibunya. Setiap saat dan setiap kali, jieun merasa bosan dengan kehidupannya. Rumah sang nenek sudah seperti rumahnya sendiri. Ia terus menyendiri disana menemani sang nenek yang sudah sangat rentan
Dan di hari itu. Jieun akhirnya menemukan alasan kenapa ia harus kembali lagi kemari. Bukan karena orang tuanya melainkan karena keinginannya sendiri
Saat itu, liburan musim panas. Jieun yang tak kuasa mendengar perdebatan orang tuanya pergi menuju lautan di sekitar rumah neneknya. Tak ada yang khawatir atau mencarinya hingga malam hari
Tatapan jieun masih begitu kosong menatap hamparan laut dengan pencahayaan minim. Dan di saat itu, Gumilang cahaya mendekat padanya
Senyuman tulus itu, mendekat kepadanya memberikan sebuah uluran tangan untuk pertama kalinya
"Eoh? Kau anak Tante Lee bukan?"
"Namamu siapa? Aku Jungkook. Jeon Jungkook"
Hari itu adalah hari yang mengubah segalanya. Senyumannya yang datang di hari itu seperti pengubah segala. Kehidupannya dan juga penghilang dari rasa kesendirian nya. Anak itu, mampu membuat hidup jieun menjadi berwarna dan berpikir jika ia juga masih bisa memiliki kebahagiaan di dunia ini
Jeon Jungkook namanya. Pria dengan senyuman kelincinya selalu berusaha menghiburnya hingga jieun merasa nyaman dengan keberadaan Jungkook disisinya
"Oppa" Jungkook menoleh pada jieun
"Kenapa? Kau pasti ingin hal yang aneh aneh lagi bukan?" Jieun menggeleng pelan. Ia tak akan membuat Jungkook kesusahan dengan permintaan anehnya seperti Hari hari sebelumnya
"Jika aku kembali ke Seoul, apa oppa akan menungguku?"
"Tentu saja. Aku ada karena mu" jieun yang masih tak tau arti kata itu, tersenyum senang
"Lalu apa aku bisa menikahi mu?" Jungkook seketika tersedak.
"Me-menikah?"
"Ya menikah. Dulu aku berpikir jika aku tak akan pernah menikah jika akhirnya Akan seperti eomma dan appa. Tapi sekarang aku tak berpikir seperti itu lagi, aku pasti bisa bahagia jika aku menikah denganmu oppa. Sama seperti sekarang" Jungkook tersenyum dan mengacak pelan rambut jieun
"Lalu apa lagi?"
"Tak ada. Aku hanya berpikir akan bahagia jika menikah dengan mu oppa. Kau juga pasti berpikir seperti itu bukan?" Jungkook tersenyum masih menggagap ucapan jieun hanya gurauan semata seperti anak kecil lainnya
"Tentu saja, mari kita menikah di masa nanti"
"Benar ya? Oppa sudah janji padaku"
"Tentu saja"
Percakapan itu terasa begitu manis. Tapi itu adalah kali terakhir, jieun berbicara dengan Jungkook sebelum jieun mengetahui segalanya termasuk alasan kenapa Jungkook mendekatinya
"Jungkook terima kasih karena bantuan mu, anak Tante bisa ceria seperti dulu lagi"
"Tak apa Tante. Jungkook senang melakukannya sebelum jieun pergi"
Dua percakapan itu, membuat hati jieun terkejut bukan main. Kebahagiaan yang jieun harapkan Dari Jungkook ternyata hanyalah sebuah permintaan dari ibunya.
Kecewa dengan segalanya, jieun pulang lebih cepat saat sang ayah menjemputnya. Tak lagi kembali ke tempat yang sama dan hubungan singkat itu berakhir begitu saja, dengan kepergiaan jieun
*****
"Aku baik baik saja eomma. Jangan mengirimkan seseorang lagi untuk membuatku bahagia"
Permintaan jieun dilakukan secara sepenuhnya oleh sang ibu. Tahun demi tahun berlalu semakin cepat. Jieun tumbuh dengan begitu baik menjadi gadis yang begitu cantik persis sang ibu
Hari demi hari, jieun lakukan dengan baik. Semua terasa begitu baik, hingga ia mengetahui kebenaran dari sang ibu
"Jieun sayang, eomma mohon maafkan Jungkook. Ini bukan salahnya. Ini salah eomma yang memintanya menjadi temanmu"
"Apa yang eomma bicarakan. Eomma harus istirahat" jieun berusaha acuh dengan perbincangan mereka yang menuju pada satu orang yang sudah sangat di lupakan ya
"Sayang, ini mungkin permintaan terakhir eomma. Kau mau mengabulkannya kan?"
"Kenapa jadi permintaan terakhir? Katakan saja eomma, aku akan melakukan apapun untuk eomma" jieun menahan tangisnya. Setiap hari dan setiap saat kondisi sang ibu selalu tak membaik. Penyakit dalam tubuh sang ibu, tak lagi bisa di obati dan hanya dengan keajaiban tuhan ibunya masih bisa bertahan hingga saat ini
"Temui Jungkook nak. Dia merindukanmu dan selalu bertanya kepada eomma tentangmu. Kau masih tidak ingin menemuinya?"
"Eomma kenapa membicarakan dia lagi? Katakan hal yang lain saja eomma, jangan dia" ibu jieun menggeleng, menggenggam tangan putrinya yang mungkin menjadi genggaman terakhirnya
"Eomma ingin kebahagiaan kamu sayang. Temui jungkook dan dapatkan kebahagiaanmu sayang. Kamu bilang, kau bisa bahagia jika menikah dengan Jungkook bukan?" Jieun masih menggeleng menolak permintaan ibunya
"Jieun sudah bahagia eomma. Jieun hanya butuh eomma, jadi jangan pernah meninggalkan jieun" jieun menangis di depan eommanya. Merasakan jika mungkin saja ini adalah kali terakhir ia berbicara dengan ibunya
"Eomma akan selalu di hatimu sayang. Jadi Eomma juga akan selalu bahagia jika melihatmu menikah dengan Jungkook. Kau kau kan sayang?"
"Ba-baiklah. Jieun akan menuruti keinginan eomma. Jadi jangan pergi eomma. Jieun mohon..." Ibu jieun tersenyum merasa begitu lega sebelum ia benar benar pergi meninggalkan semuanya
"Makasih sayang, eomma benar benar bahagia"
Kata itu menjadi kata terakhir ibunya sebelum benar benar menutup mata meninggalkan semuanya. Seperti Bungga yang bergugur, cinta ibunya redup hingga saat itu.
Kebahagiaan yang di inginkan ibunya tak bisa jieun dapatkan dengan mudah. Mental jieun benar benar hancur saat melihat alasan penghancur keluarganya datang di bawa sang ayah.
"Kau mau kemana?" Yoongi kakak tirinya, menghadang jieun yang ingin pergi
"Bukan urusanmu" jieun tak memperdulikan yoongi dan kembali menarik kopernya. Yoongi mendesis pelan dan menahan koper adiknya
"Aku kakakmu. Jika kau pergi itu juga urusanku"
"Kakak? Kau terlalu berharap ternyata. Dengarkan aku min yoongi-ssi, aku tak akan pernah menjadi adikmu dan juga sebaliknya" jieun kembali menarik kopernya dan seperti yang di lakukan sebelumnya yoongi kembali menahannya
"Kau akan pergi? Di umurmu sekarang?" Yoongi bukan meremehkan. Tapi memangnya apa yang bisa di lakukan remaja umur 18 tahun di luar sana sendirian?
"Itu menjadi urusanku. Katakan saja pada ayahmu jika aku pergi. Jangan menungguku karena aku pergi Tak akan lama"
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me? [Jeon Jungkook - Lee Jieun ]
أدب الهواةHarta adalah segalanya bukan?maka Jungkook akan mendapatkan segalanya dan mempertahankannya dengan cara apapun Memiliki anak tanpa sebuah status pernikahan. Tentu saja mencari wanita yang bisa ia pinjami rahimnya tak bisa ia dapatkan dengan mudah Ta...