Seperti yang kau lihat, aku cuma seorang perempuan aneh yang sok berani. Tidak ada yang spesial dariku. Berbeda dengankau, lihat, kau tinggi, tampan, dan kau sempurna walaupun kau ‘tua’. Berbeda denganku yang jelek, sedikit lebih pendek dari yang lain, dan kehidupanku kacau sejak aku terjebak masa lalu. Kurasa banyak wanita yang suka padamu, pun kau sendiri. Tapi, kenapa kau tak mencoba mengatakan pada wanita itu – wanita yang kau suka – untuk berjalan bersamamu? Kau takut?! Astaga apa yang kau takuti, kau hanya ragu pada perasaanmu saja. Mungkin di pertemuan jalan yang akan kita lewati nanti, kita bisa bertemu dia. Aku yakin, dia sangat cantik. Dia pasti cocok denganmu.
Kencan impian di halaman belakang tidak cocok untukku. Itu terlalu berlebihan. Yah, aku memang suka, tapi untuk apa berandai-andai? Itu sangat mustahil untukku, lagi pula mana ada pria yang menyukaiku lalu ia merencanakan hal seperti itu? Aku ... tak berharap, mempunyai teman sepertimu saja sudah lebih dari cukup bagiku (ya ‘teman’).
Sejauh ini aku masih belum tahu, siapa kau. Pun kau, belum mengenalku. Sudah lama rasanya atau karena hanya ada kita berdua di jalan ini, waktu jadi melambat? Ayolah, aku tak ingin menceritakan laki-laki seperti apa yang menjadi kriteriaku. Sejujurnya, aku tak punya kriteria, cukup membuatku nyaman dan … dan … dan cukup membuatku merasa baikan, dan tak peduli pada yang lalu. Mungkin kau salah satunya hahaha … tidak, aku serius, kau bisa jadi salah satunya. Aku tak mau membayangkan atau mengibaratkan seseorang dengan rumah. Suatu saat orang itu pasti akan berubah. Dan aku hanya let anything flow sebagaimana mestinya. Terdengar bodoh memang. Aku tahu itu.
Hai, jangan lupa comment dan voting ya ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Sebuah Monolog
Historia CortaTentang monolog seorang perempuan yang menjadi awal perjalanannya mengarungi kehidupan. Dengan menganalogikan ia adalah seorang petualang tanpa tujuan, dan menjadikan orang-orang di sekitarnya sebagai teman seperjalanan.