-ACF (11)-

2.3K 272 4
                                    

" Chika. "

Samar suara yang memanggil nama Chika terdengar ditelinga kiri gadis itu.

Chika langsung menoleh ke ara, memastikan apakah suara itu benar keluar dari mulut Ara.

" Raa..Ara? Itu suara lo? barusan lo manggil nama guekan RAA?! " Kata Chika yang mendekati Ara.

" Araaa..itu beneran suara lo kan? Buka mata lo Ra, jangan becanda, kami semua nunggu kabar dari lo". Kata Chika lagi yang mencoba memastikan.

Hening. Hanya ada suara alat medis disana, mata Ara pun tidak terbuka layaknya orang siuman pada umumnya, gadis itu belum sadarkan diri. Chika hanya berhalusinasi.

Chika putus Ara, merasa bahwa penyakitnya semakin parah, semua kecemasan di lubuk hati gadis itu kembali menyerang.

" ...araa..Bangun Ra, gue mohon sama lu banget.. bangun, ra " ucap Chika sambil menangis di ranjang tempat Ara terbaring.

" Gue...gue minta maaf Ra, bener kata Lo..gue egois, semua perkataan Lo tentang gue gak ada yang salah..maafin gue yang egois ini..tolong bangun raa, Lo udah janji kan sama gue, Lo harus tepatin janji itu Ra, gue mohon bangun ". Kata Chika kembali dengan nada yang terisak-isak dan mengenggam tangan ara erat.

" udah jangan nangis terus ". Sahut mira yang dari tadi berdiri di pintu ruangan ara.
Mendengar itu chika langsung menoleh ke mira dengan tatapan sendu.
" lo?... "kata chika sambil mengerutkan alis nya kepada mira.
" itu bukan suara ara, gue yg manggil nama lo ". Potong mira dengan menyilangkan kedua tangannya.
Chika langsung menoleh kepada ara.
" gue bener-bener sakit ra, lo bangun aja udah jadi obat buat gue.. Sebagai obat dari rasa bersalah dan kecemasan ini ". Batin chika dengan tatapan kosong mengarahkan sorotan matanya ke ara.

" serapuh itukah? Bukannya Yessica Tamara itu cewek yang terkenal galak dan semua orang tau dia gadis yang kuat, tapi semenjak kejadian kemarin, oowh... Apa jangan-jangan lo nutupin semua kelemahan lo biar lo dipandang rupawan? Thats weird ". Sahut mira lagi.

" kenapa? Gue gak boleh nutupin rasa sakit yang bertahun-tahun gue tutup rapat-rapat, sampai..sampai orang tau nya gue baik aja tanpa luka, dan sekarang.. gue gak boleh nangis? Gue juga manusia.. Gue berhak nangis dan itu cara gue ngeluapin semuanya, mira". Chika mengatakan itu kepada mira, namun tidak secara langsung, tidak keluar dari mulutnya melainkan suara hatinya yang mencoba untuk menjawab tanpa bersuara.

chika hanya memandang mira yang berbicara kepadanya, sedikit melontarkan senyuman tanda tegar dengan retakan-retakan masalah yg menghampiri.
Gadis itu hanya diam dan langsung berdiri meninggalkan ruangan itu.

Tau chika akan keluar, mira menggeserkan tubuhnya menutupi pintu ruangan ara, gadis itu tidak memberi ruang untuk chika keluar dari tempat itu.

" gue mau keluar.. " kata chika pelan.

" lo belum kasih tau kenapa peristiwa itu bisa terjadi. Lebih tepatnya, Kenapa ara bisa ketabrak ". Ucap mira dengan wajah datar kepada yessica.

Chika menghela nafasnya dan mendekati telinga mira.
" kalo gue bilang... Gue yang dorong dia sampai dia ketabrak... Apa lo percaya? ". bisik chika dengan nada meyakinkan.

mendengar hal itu mira langsung melototkan matanya, chika dengan cepat mencoba keluar dari pintu ruangan itu, namun mira tanpa sadar menarik pergelangan tangan chika. Suara gaduh terdengar, chika mencoba keluar dari pintu ruangan itu, semua orang yang ada diluar ruangan langsung berdiri, terlebih lagi gita yang langsung melepaskan pergelangan tangan chika yang dipegang kuat mira.

" lo kenapa sih mir? Kalian semua itu kenapa?! " kata gita yang menunjuk satu persatu teman-teman ara.

" kalian ada masalah sama chika? sini ngomong sma gue, gak suka sama chika? sini bilang ke gue..jangan bisanya menghakimi! Ah tolol! Inget ya, posisi kalian apa?! Kami kakak kelas kalian, lo.. lo.. lo semua itu harusnya gak berani ngelakuin ini! Cara menghargai kalian dengan ketua osis SMA budibuaya sampah! Tolol! ". Emosi gita meluap bagaikan sungai ciliwung.

About CHIKARA FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang