Bab 5 - Rencana Jahat

308 24 0
                                    

Sebuah sedan mewah menghampiri Rani yang baru saja keluar dari lobi kantornya. Rani tak begitu menghiraukan lelaki yang keluar dari mobil itu. Ia pun terus berjalan bersama Renata.

“Rani!” seru sebuah suara. Rani dan Renata menoleh bersamaan.

“Siapa Ran?” tanya Renata penasaran dengan lelaki yang berjalan ke arah Mereka.

“Bagas. Cowok yang dijodohin sama Gue,” jawab Rani. Renata mengangguk mengerti.

“Ada apa?” tanya Rani.

“Kenapa Kamu meninggalkanku di kereta kemarin?” tanya Bagas.

“Aku nggak enak untuk membangunkanmu,” kelit Rani. Padahal Ia malas jika harus pergi bersama Bagas.

“Lalu kenapa Kamu nggak membalas pesanku siang tadi?” tanya Bagas lagi.

“Aku sibuk!” jawab Rani singkat.

“Ayo ikut denganku,” kata Bagas meraih tangan Rani.

“Aku masih ada urusan dengan Renata,” jawab Rani menepis tangan Bagas lalu menggandeng erat tangan Renata. Ia tak ingin Renata pergi meninggalkannya bersama Bagas.

“Kamu harus ikut denganku. Atau Kamu mau Aku adukan kepada Yangtimu?” ancam Bagas.

“Adukan saja, Aku nggak takut,” jawab Rani. Bagas kemudian mengeluarkan ponselnya dan segera menelpon Yangti Sundari.

“Nih Yangti mau bicara,” kata Bagas sambil memberikan ponselnya kepada Rani.
“Nggih Yangti,” jawab Rani saat mendengar Yangtinya bicara di telpon.

“Nih! Dasar tukang ngadu,” ujar Rani sambil memberikan ponsel Bagas. Bagas tersenyum menang dan segera membukakan pintu mobilnya untuk Rani.

"Aku akan ikut asal Renata boleh ikut," kata Rani memberikan syarat.

"Nggak bisa dong. Karena ini acara Kita," tolak Bagas.

"Ya sudah, Aku nggak akan ikut!" Ujar Rani kemudian melanjutkan jalannya bersama Renata.

"Silakan saja, Aku akan telpon Yangtimu sekarang," ancam Bagas. Rani kemudian berbalik dan berjalan ke arah Bagas.

"Dasar Pengadu," sungut Rani.

“Lo balik duluan aja Ren,” ujar Rani kepada Renata.

“Beneran nih?” tanya Renata sedikit ragu. Ia tidak rela sahabatnya pergi dengan lelaki tengil seperti Bagas.

“Iya, kalau ada apa-apa Gue kabarin,” jawab Rani kemudian masuk ke dalam mobil Bagas. Bagas tersenyum senang.

Bagas segera masuk ke mobil dan mulai menjalankannya meninggalkan halaman kantor Rani.

“Mau kemana sih?” tanya Rani saat di tengah perjalanan.

“Aku mau ajak Kamu ketemu sama teman – temanku,” jawab Bagas sambil terus mengemudi. Namun tangan kirinya berusaha meraih tangan Rani. Rani segera menepis tangan Bagas.

“Nggak usah macam – macam deh!” sergah Rani sambil melotot.

“Loh, memang kenapa? Aku kan cuma mau memegang tanganmu aja,” pungkas Bagas.

“Nggak boleh!” seru Rani.

“Nggak usah munafik deh Ran. Selama bertahun – tahun pacaran sama Vendra, udah ngapain aja Kalian?” tanya Bagas dengan nada merendahkan.

“Punya mulut dijaga, jangan bicara sembarangan. Kalau bukan karena Yangti, Aku nggak akan mau ikut dengan cowok pemaksa dan nggak sopan kayak Kamu,” kata Rani geram.

Jodoh Pilihan EyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang