BAB 1

2 0 0
                                    

Saat melintas di suatu tempat terlihat seorang anak laki-laki yang usianya masih sekitar 3 sampai 4 tahun dia menangis dan terlihat mencari seseorang aku pun menghampirinya karena aku penasaran tapi saat aku menghampiri anak itu diam tidak menjawab pertanyan dariku lalu aku pun coba untuk lebih dekat lagi dan semakin lama dia semakin tenang dia pun mau menjawab apa yang aku tanyakan.

"ya udah sekarang kita pulang yah rumah kamu dimana?" tanyaku lagi pada anak kecil yang aku belum tahu siapa namanya

"gak mau vino mau ke mama" sambil berderai aira mata anak itu mentapa ke arahku seakan minta di antar untuk bertemu dengan mamahnya namun aku juga binggung dengan anak kecil itu karena aku tidak tahu di antar kemana pada saat itu

"uhm... diantar kemana vino, mamahnya memang dimana? terus papah tahu gak kalau vino keluar sendirian"

Lalu anak itu hanya menggelengkan kepalanya dan aku coba membujuknya untuk di ajak pulang kerumah dari pada nanti urusannya tambah ribet jadi aku antar dia pulang, namun dia lagi-lagi bersihkeras ingin diantar ketempat mamahnya dan pada akhirnya aku pun luluh mengantar anak itu ketempat mamahnya namun sungguh terkejut ketika aku tahu kalau mamah dari anak itu sudah meninggal karena dia mengarahkan aku kekuburan tempat dia biasa datang. Ketika datang ke pemakaman anak itu tampak gembira dan dia langsung berbincang dengan nisan yang bertuliskan mutia rahma, setelah selesai bermain aku pun akhirnya mengajak vino untuk pulang kerumahnya untungnya dia mau dan aku mengantarkannya pulang.

"vino mau es krim gak?"

"mau tante vino mau es krim tanteeeeee...." ucap anak itu dengan penuh gembira dengan hanya se potong es krim yang aku belikan untuknya setelah dari mini market aku pun langsung menuju rumahnya walau pun aku tidak tahu aku tetap mengikuti anak itu sampai kami berhenti di sebuah rumah yang lumayan cukup besar dan bercat hijau army., "ini rumah vino tanteee.."

Dia pun mengajak aku masuk tapi saat kami sudah hampir masuk keluar seorang lelaki berbadan tegap memandang kearahku dan aku pun mundur satu langkah darinya karena aku tidak mau terlalu dekat dengannya.

"papah..."

Lelaki itu pun langsung memandang vino dan dia pun langsung menggendong vino masuk kedalam rumah lalu dia pun meminta aku masuk kedalam rumahnya.

"pah, tadi vino di antar tante ke kuburan disana vino main sama mamah paaahhh"

"terimakasih yah kamu udah mau antar anak saya kepemakaman dan mengantar dia pulang kerumah jujur tadi saya sangat khawatir karena vino gak ada dirumah"

"iya sama-sama tadi saya pun gak sengaja ketemu vino di pertigaan jalan saya mau antar vino pulang tapi dia bersih keras ingin ke pemakaman tapi saya minta maaf yah gak langsung bawa vino pulang tadi"

"tidak masalah yang penting vino sudah pulang"

Aku pun tidak banyak berbincang dengan papahnya vino karena memang hari sudah sore dan aku harus cepat pulang karena orangtuaku pun pasti khawatir tapi saat aku mau pulang anak kecil itu pun mencegahku dan mengatakan sesuatu padaku yang membuat aku terenyuh

"tante... besok kesini lagikan untuk main sama vino"

Aku menatap anak itu dan terdiam

"vino... gak boleh gitu tante kan sibuk gak mungkin bisa datang kesini hanya untuk main sama vino doang..."

"tapi vino mau main sama tante papah..." anak itu pun nampak marah pada papahnya karena bicara seperti itu

Aku pun jongkong agar bisa sejajar dengan anak itu lalu aku pun coba untuk memberi pengertian padanya karena memang besok aku tidak bisa datang kerumahnya tapi aku berjanji pada anak itu anak datang setelah urusanku sudah selesai.

"vino besok tante gak bisa datang karena tante masih ada kuliah dan setelah kuliah ada urusan jadi maaf tante gak bisa kesini, kalau misalkan vino mau datang aja kerumah tante sama papah yah deket kok dari sini"

Anak itu nampaknya tidak senang dan dia merasa kecewa tapi pada hal aku sudah memintanya untuk datang namun papahnya memberikanku isyarat untuk membiarkan vino seperti itu dan aku pun langsung berpamitan pada papahnya dan vino saat itu.

"kalau gitu saya permisi yah mas" ucapku tersenyum sedikit pedih untuk meninggalkan anak itu walau pun kami baru bertemu beberapa jam tapi aku sudah tertarik dengan vino

"iya mba oh iya mba siapa namanya?"

"saya vera dan mas?"

"panggil saja saya sakti karena nama saya panjang banget kalau di ingat pasti kamu susah"

"panggil saja saya sakti karena nama saya panjang banget kalau di ingat pasti kamu susah"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakti Ramadhan Putra Hermanto

#okey guys lanjut Part berikutnya # 

Jangan lupa vote, like, share dan komen deh sebanyak-banyaknya untuk support cerita ini semoag kalian terhibur

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE STORY OF VERANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang