"BEOMGYUUU!!!!" Teriak Yeonjun yang baru tiba di rumah siang hari
Beomgyu yang sedang tidur siang setelah meneguk obatnya itu pun terkejut, ia buru - buru bangkit dari kasur dan berlari menuruni tangga dengan berhati - hati, ia mendekati Yeonjun "tumben sekali, apa ada yang tertinggal?" Tanya Beomgyu
"DIMANAAA MAKAN SIANGNYA?!!!" Yeonjun menumbuk meja dengan kuat, Beomgyu sampai mengangkat bahunya karena terkejut
"Makan siang? Kau demam? Mengapa kau meminta makan siang padaku?"
"Kau itu pasanganku kan? Apa yang kau lakukan dirumah jika bukan menyiapkan makanan untukku?"
Beomgyu mengangakan mulutnya dan mengerutkan dahinya "sejak kapan kau mau makan makanan yang aku buatkan? Kau tak pernah memakannya jadi untuk apa aku menyiapkannya, aku hanya menyiapkan untukku dan aku menyimpannya di belakang untuk kumakan nanti"
"Ahhh sialan" Yeonjun menjambak rambut belakang Beomgyu dan mendekatkan tubuh Beomgyu padanya "Seharusnya kau sebagai pasangan harus selalu menyediakan makananku! Mau aku makan atau tidak! Bagaimana kau bisa menjadi pasangan yang baik"
"Maafkan aku, tapi ... aku memang bukan pasanganmu, apa kau menjilat ludahmu sendiri barusan? Kau yang mengatakan padaku akan mengakhiri semuanya! Itu sebabnya aku tak mau melakukan hakku sebagai pasanganmu di rumah ini, lagi pula kau memintaku memasak makananmu? Apa kau memberi uang padaku Yeonjunssi? Sadarlah! Minta saja makanan pada pasanganmu yang bertubuh tinggi itu"
"Kalau begitu jika semuanya sudah selesai pergilah kau dari rumah ini, pergilah" Yeonjun menolak tubuh Beomgyu hingga Beomgyu terjatuh
"Aaahhh" Beomgyu mencengkram perutnya
Yeonjun terlihat tertawa "mengapa? Kau mulai mencari alasan? Bilang saja kau sangat nyaman tinggal dan tidur bersamaku, tidak usah berakting bahwa kandungan itu menyakitkanmu, gugurkan saja jika kau merasa keberatan"
"Ssss~sialan! Jika kau tak bisa menerima anak ini maka silahkan saja, tapi jangan pernah kau sentuh dia ketika ia terlahir! Kau bahkan tak pantas menjadi seorang ayah yang baik, aku takkan pergi dari rumah ini, kau harus menjadi saksi seberapa kuatnya aku menjaga anak ini sampai ia terlahir, tapi jangan harap kau bisa menyentuhnya, karena kau tak ada hak untuk itu" Beomgyu kembali mencengkram perutnya, ia berusaha untuk berdiri, namun Yeonjun hanya terus menatapnya tanpa membantunya untuk berdiri
"Aaakhhhh" Beomgyu kembali terjatuh dan berbaring di lantai "Yha!! Tolong ambilkan obatku"
"Ambil saja sendiri"
"Yha!! Tolong aku aaakkhh"
"Kau bisa merangkak menuju obatmu" Yeonjun memutar bola matanya dan berbalik berniat menjauhi Beomgyu
"Yhaaaa aakkhhh tolonglah, aku akan mendengarkanmu jika kau mau menolongku, ku mohon, ini sa-ngat sa-kit a-aku ahhh tolong, jika kau tak membantuku aaaahhh aku bisa kehilangan mereka"
Yeonjun memutar bola matanya "dimana obatnya?"
"D-di meja aahhh tolonglah cepat"
Yeonjun berjalan dengan santai mengambil obat itu dan memberikannya pada Beomgyu
"Minumnya?" Tanya Beomgyu
"Apa lagi?"
"A-aku aku tak bisa memakan obat tanpa air"
"Merepotkan sekali kau sialan!" Yeonjun menendang kaki Beomgyu lalu kembali berjalan dengan santai mengambil airnya, ketika ia kembali, ia sudah melihat Beomgyu berbaring lemas di lantai
"Yha!! Tidur saja di kamar"
Yeonjun menendang kembali kaki Beomgyu "yha!! Kau jangan bercanda"
Ia menatap tubuh lemas lagi "Beomgyu-ya!! Yha!! Kau beneran pingsan? Astaga jika dia mati bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage [18+] ✔
FanfictionDijodohkan oleh Orang tuanya pada lelaki yang ternyata bisa mengandung? Yeonjun tak menyangka jika pada akhirnya ia harus memiliki jodoh seperti ini, Beomgyu sendiri harus menerima kepastian yang pahit bahwa dia harus berjuang sendiri mengurus perut...