Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PARK JEONGWOO
"LU BENER-BENER YAH!"
"apa sih nyak?!"
"LU? Hah masya allah y/n!"
Inilah kebiasaanmu selepas ujian selesai. Diomeli sang ibu, karna nilaimu yang lagi-lagi meminta untuk mendapatkan pukulan dari ibumu.
Yah! Bisa ditebak bukan apa artinya?
Bagi ibumu nilai yang sering kamu dapatkan itu adalah nilai yang buruk, padahal nilai mu cukup bagus, malah terbilang sangat bagus. Bagaimana tidak, kamu sering menduduki peringkat ke 2 dikelasmu. Baik dulu maupun sekarang kamu tidak pernah turun dan tidak pernah naik juga dari peringkatmu itu.
Mungkin itu yang membuat ibumu kesal, peringkatmu yang tidak naik-naik. Wkwk hahahahaha awoawok!
Oke lanjut!
Sebernarnya bukan karna nilai yang membuat ibumu mengatakan buruk. Tapi karna kamu selalu kalah dengan anak tetangga yang ibumu benci. Bukan benci tapi hanya kesal, soalnya ibu dari anak itu adalah mantan ayahmu. Jadi ibumu sangat sensi dan tidak mau kalah dengan mantanya ayahmu itu.
Padahal suami tetangganya lebih tampan dan mapan dari suaminya.
Emang dasar emak-emak kalau udah kesel tuh begitu!
"ya allah nyak! Masih aja gak mau kalah sama mpok shinta! Pantes aja dia jadi mantan bapak, menang mulu!" mulutmu kurang hajar.
Terus sibuk dengan keributan yang kamu dan ibumu buat. Sampai-sampai kalian tidak sadar, bahwa ada dua orang makhluk yang berdiri di depan pagar rumah kalian. Menonton keributan yang bagi mereka itu menyenangkan.
"ya ampun ibu dan anak harmonis bener" cibir salah satunya, meledek kamu dan ibumu.
Ibumu yang melihat, tau siapa yang datang mencibirnya langsung menatap keduanya malas. Kamu pun yang melihat saingan didepanmu juga ikut menatapnya malas. Kalian ini memang ibu dan anak yang luar biasa. KOMPAK BENER!
"kenapa bu? Anaknya dapet peringkat dua lagi yah? Duh kasian banget sih. Emang yah anak saya tuh udah paling pinter" lanjutnya menyombongkan diri
"gak usah sombong dulu bu! Anak ibu peringkat satu juga pasti dia nyontek ke anak saya!" ucap ibumu ngasal, udah kesel dia gak bisa ditahan-tahan lagi.
Kamu yang mendengar itu melotot kaget ke ibumu. Bisa bangett ngomong begitu enteng. Padahal yang nyontek anaknya bukan anak tetangganya. Duh malu bangett pasti kamu anaknya.