Happy reading!!!
*
*
*Seperti ucapannya kemaren, Lisa benar benar datang ke kampung yang dimaksud oleh Jennie dengan menggunakan motor gede miliknya. Ia berhasil membuat warga disana menatapnya penasaran.
Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri, seperti mencari sesuatu. Hingga akhirnya ia memberhentikan motornya didepan sebuah warung kopi yang diisi oleh para lelaki yang sudah berumah tangga.
Ia turun dari motornya, melangkah menghampiri sekumpulan bapak bapak bersarung yang tengah menikmati kopi hitam dan juga pisang goreng.
"Permisi, pak." seorang bapak bapak berpakaian rapi yang diduga adalah RT menoleh.
"Ya? Ada apa?"
"Emm... Saya mau nanya, bapak tau tidak rumahnya Jennie?"
Si bapak tersebut menilik penampilan Lisa dari atas sampai bawah, mencoba menilai apakah Lisa orang baik atau bukan.
"Ada urusan apa ya kalau boleh tau?" tanya si bapak sopan.
"Emm... Saya mau main, pak. Tapi saya lupa rumahnya dimana." si bapak mengangguk ngangguk mendengar jawaban Lisa.
"Kamu orang mana? Saya belum pernah liat kamu." Lisa tersenyum ramah, walaupun didalam hati ia sudah merasa gedeg.
"Jawab aja anjing! Segala nanya nanya." batinnya.
"Saya orang jauh, pak." jawab Lisa berusaha ramah.
"Oh."
"Jadi, bapak tau tidak rumahnya Jennie?"
Si bapak berdiri.
"Itu, kamu luruuuuusss, nanti ada gang mangga kamu belok kesana. Rumahnya yang warna oren sama merah." Lisa mengangguk mengerti.
"Makasih ya, pak. Kalau begitu saya permisi dulu."
Lisa menghentikan motornya tepat didepan pagar rumah berwarna hitam, ia melirik kearah kiri dan mendapati sekumpulan ibu ibu tengah duduk melingkar dengan tatapan mengarah kearahnya.
Ia sampai menelisik penampilannya lagi takut ada yang salah, tapi semuanya ama. Jadi, apa yang ibu ibu itu lihat?
Oh, atau gara gara ia memakai topi yang dimana semua rambutnya ia masukkan kedalam topi sampai membuatnya terlihat seperti laki laki? Mungkin gara gara hal tersebut.
Namun Lisa tak memperdulikannya, ia mengetuk pagar hitam tersebut menggunakan kunci motornya.
Setelah menunggu hampir 20 menit, akhirnya pintu rumah terbuka, Jennie keluar dari rumah dengan pakaian santainya.
Lisa sampai terpaku melihat penampilan Jennie hari ini.
"Kamu beneran dateng ternyata." ucap Jennie sembari membukakan gerbang untung Lisa.
"Masukkin motornya kedalem." Lisa menghampiri motornya lalu mendorong motornya kedalam.
Jennie menutup kembali gerbang rumahnya.
Rumah Jennie tak sebagus rumah rumah disekitarnya, namun ini sudah lumayan bagus dan nyaman. Kedua mata Lisa menatap kearah gerbang rumah Jennie yang sudah karatan dan hampir rubuh.