Ss⁵⁶

4.4K 256 40
                                    

Barra dan Stella sibuk mondar-mandir mengurus gedung dan hiasan-hiasannya. Acara resepsinya akan diadakan seminggu lagi, mereka berdua turun tangan mengurusnya demi hasil yang mereka inginkan, harus sesuai konsep mereka.

"Pokoknya aku mau warna black gold!"ucap Stella tegas.

"Ta-"

"Ngak mau tau mau black gold!"

"Oky!  Black gold"final Barra disambut senyum manis Stella.

"Mksih suami!"

Cup

"Kembali kasih istri"

Mereka kembali melanjutkan perbincangan konsep apa yang akan mereka gunakan dan siapa² saja yang akan mereka undang.

Arzan tak ikut dengan mereka karena takut Arzan akan kelelahan atau mengganggu pekerjaan di sini jadilah Arzan dititipkan ke Gibran dkk.

Mengenai Gibran dia sudah mencoba ikhlas walau belum sepenuhnya, dia juga menerima Stella sebagai kakak iparnya. Kadang kala Gibran cemburu dengan ke uwuuwuan Stella dan Barra tapi dia tak bisa berbuat apa-apa. Statusnya sekarang hanya sebagai mantan sekaligus adik ipar Stella.

Vito manusia tampan dan cetar membahana itu sering kali galau dan terpampang jelas wajah sad boynya. Kasihan sih tapi bagaimana lagi masa dia jadi pebinor sih kan ngak elit! Tak beda jauh dengan Gibran, Vito juga mencoba untuk mengikhlaskan Stella dengan Barra walau tak semudah itu. Dulu dia beranggapan bahwa bisa memiliki Stella dan hidup bahagia dengan Stella dan anaknya namun sekali lagi kenyataan tak sesuai dengan ekspektasi dan harapan. Vito selalu dipaksa mundur padahal memulai saja belum! Kasihan sekali kamu nak! Yang minat Vito tampan cetar membahana playboy yg sekarang ganti status jadi sad boy!

Shinta hewan eh maksudnya manusia egois itu kini sedang merencanakan sesuatu untuk mencelakai Stella. Dia tak pernah menyesal apa lagi berhenti untuk mencelakai Stella karena, dalam kamusnya yang paling pertama itu membuat Stella menderita, merebut semua yang menjadi kebahagiaan Stella, dan apa yang Stella miliki adalah miliknya juga. 

"Rencana gw kali ini pasti berhasil! Dan Barra akan jadi milik gw!"gumam Shinta sinis.

"Gw biarin dulu Lo bahagia sekarang tapi nanti jangankan tersenyum air mata loh aja ngak bakalan bisa keluar"

"Hahaha gw ngak sabar menunggu hari itu"

"Sangat melelahkan! Apa gw harus hadir di hari bahagia adikku itu? Kurasa diriku perlu hadir untuk menyempurnakan pernikahan mereka. Sedikit drama pasti lebih menarik"

***

Stella saat ini sedang berjalan menuju Minimarket, setelah mengurus konsep pernikahannya tadi tiba-tiba saja Frans mnlpon Barra bahwa ada rapat dadakan dari klien, jadilah, Stella pulang sendiri dan memutuskan untuk mampir sebentar ke Minimarket. Stella berjalan menyusuri rak-rak yang berisi cemilan, walau dia sudah punya suami dan anak tapi hobbynya masih saja ngemil. Stella berjalan dan tak sengaja menambar seseorang.

"Astaga maaf...maaf...anda tak apa-apa?"tanya Stella dan menatap wanita yg di tabraknya. Stella kaget.

Wanita itu juga menatap Stella tak kalah kagetnya. "Kalau jalan pake mata!"sinisnya.

"Maaf Bun Stella ngak sengaja"ucap Stella, yah yg ditabraknya adalah Bundanya.

"Saya bukan Bunda kamu!"bentak Nia yg membuat orang-orang yg jg berbelanja menatap penasaran mereka.

"Bunda! Aku anak Bunda, aku lahir dari rahim Bunda hiks"ucap Stella terisak dadanya sesak tak dianggap oleh Bundanya walau hal ini terbiasa tapi percayalah rasa sesak itu masih sangat nyata.

"Bukan! Kamu bukan anak saya, anak saya hanya Shinta dan kamu haya anak pembawa sial yang sialnya lahir dari rahim saya!"

"Aku salah apa Bunda, aku juga mau disayang kaya kak Shinta! Aku juga anak Bunda tapi yang ada di pikiran dan hati Bunda hanya ada kak Shinta! Bahkan Bunda ngak khawatir sama sekali sama Bang Reza di negeri orang ngak balik-balik!"

"Diam! Tau apa kamu tentang anak saya? Jangan sembarangan bicara yah!"

Plak...

Akibat tamparan itu semua orang yg menyaksikan mereka menyiapkan hp untuk merekam aksi mereka bahkan pegawai di Minimarket tersebut! 

"Bu-bunda nampar aku?"

"Kenapa? Bukankah dulu kamu terbiasa dengan tamparan saya?"

"Bunda aku salah apa?"tanya Stella lirih. Sampai sekarang dia tdk tahu apa kesalahannya hingga kedua orang tuanya membnciny apa lagi kakaknya.

"SALAH KAMU BANYAK!!! SALAH KAMU LAHIR DI DUNIA INI DAN LAHIR DARI RAHIM SAYA!! SALAH KAMU YANG SELALU MEREBUT KE BAHAGIAAN ANAK SAYA! SALAH KAMU YANG MEMBUAT KELUARGA SAYA MALU! SALAH KAMU YANG BUAT NAMA BAIK KELUATGA SAYA TERCORENG! SAYA BENCI SAM KAMU! STELLA HARUSNYA WAKTU ITU SAYA GUGURKAN KAMU! JIKA DULU SAYA TAHU KAMU AKAN TUMBUH MENJADI ANAK PEMBAWA SIAL SAYA AKAN MENGGUGURKAN KAMDUNGAN SAYA SAAT ITU JUGA!!!!'bentak Nia yg membuat air mata Stella makin berlomba-lomba keluar.

"CERAIKAN SUAMI KAMU STELLA BIARKAN DIA BAHAGIA DENGAN KAKAK KAMU!"

"Ngak Bun! Apapun yang Bunda minta akan aku penuhi asal jangan minta kak Rafa sama aku!"ucap Stella.

"KAMU EGOIS!! APA SALAHNYA MENYERAHKAN SUAMI KAMU UNTUK KAKAK KAMU! KAKAK KAMU MENCINTAI SUAMIMU!!! KAMU HANYA WANITA PEMBAWA SIAL STELLA KAMU TAK BERHAK BAHAGIA!!! KAMU NGAK PANTES UNTUK MANUSIA SEMPURNA KAYA BARRA NGAK AKAN PERNAH KALIAN BAGAIKAN LANGIT DAN BUMI!!!!"

"Aku egois Bunda? Hahaha Bunda ngelawak hiks aku egois dari segi mananya Bunda! Aku hanya mempertahankan suamiku Bunda sebut egois! Semua yg aku miliki udah kak SHINTA AMBIL BUNDA BAHKAN DULU GIBRAN KAK SHINTA AMBIL JUGA!! DAN SEKARANG AKU PUNYA KAK RAFA DAN KAK SHINTA MAU AMBIL JUGA? SIAPA YANG EGOIS? AKU ATAU KAK SHINTA?!"

"UDAH BERANI KAMU BENTAK SAYA!!! KAMU HARUSNYA SADAR DIRI! CERAIKAN BARRA DAN BIARKAN DIA BAHAGIA DENGAN KAKAKMU!! ATAU SAYA SIKSA AKZAN SAJA?!!"

"JANGAN SEKALI-KALI BUNDA SENTUH ANAK AKU!!!"

PLAKK

ARGHH

SAKITTT

Nia menampar bahkan menjambak Stella dan mereka di sana hanya melihat saja tanpa membantu. Dasar manusia! 

"Arghhh sakit Bunda ampun hiksss"

"Teriak, teriak sekeras mungkin haha"

"KAMU TAK BERHAK BAHAGIA DAN SAYA RINDU MENYIKSA KAU SEPERTI INI SANGAT MENYENANGKAN MENDENGAR SUARA KESAKITAN KAMU"ucap Bunda Nia dengan senyum Psikopatnya.

Plakkk..

Plakkk...

Bughhh...

Bunda Nia menmpar pipi Stella bolak-balik bahkan menendang Stella hingga kepalanya terbentur di rak-rak. Masih tak ada yang menolongnya meski mereka melihat Stella meringis kesakitan. 

Kepala Stella terasa berputar-putar. Bunda Nia menghampiri Stella yg memegang kepalanya. Dengan tak ada hatinya dia menarik Stella ke dinding dan membenturkan kepala Stella di sana. Banyak yg menjerit krn melihat kepala Stella yg mengeluarkan darah.

"MATI!! KAMU HARUS MATI AGAR SHINTA BIS ABAHAGIA!!! MATI!!! MATI!!!MATI!!!HAHAHA"

"Aduh kepala gw pusing"batin Stella.

"Bunda cukup, Stella ngak kuat kepala Stella sakit Bunda"ucap Stella lirih dan dianggap angin lalu oleh Bunda Nia.

BRAKKK....

Suara benturan kepala dengan tembok terdengar nyaring di sana membuat mereka menjerit tertahan. Ada yg melihat Stella kasihan, iba, bahkan ada yang biasa ajah!

Akibat benturan itu Stella kehilangan kesadarannya dan membuat Bunda Nia tersenyum samar dan dengan santainya dia keluar Minimarket seolah tak terjadi apa-apa.

Hikss ada yah ibu kaya gitu!!! Kesel bangett!!!!

***

TBC

Belum Revisi 😻

Stella Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang