ˏˋ22°•*⁀➷

24 8 1
                                    

"Kita dilahirkan untuk saling menguatkan."~Zara.

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

"Pulang yuk," ajak Reza ketika Bagas dan Hana telah dimakamkan. Sedangkan Zara masih enggan beranjak dari sana.

"Bunda sama Ayah kedinginan nggak ya bang?"

"Enggak sayang."

"Kalau hujan gimana?" Reza menitihkan air matanya mendengar pertanyaan Zara.

"Enggak dek. Ayo pulang, sebentar lagi hujan loh." Reza menggapai jaket miliknya yang tersampir dibahu kanan lalu memakaikannya pada Zara.

"Abang duluan aja, mandi sana. Kan abang kotor," titahnya. Reza membantu memakamkan orang tuanya.
Atensi mereka beralih pada Prasetya dan Husna yang baru saja datang tergopoh-gopoh.

Husna segera memeluk Zara, "Yang kuat sayang." Zara hanya menganggukan kepalanya dibalik bahu seorang Husna.

"Kenapa bisa hm?" air matanya tak dapat lagi terbendung.
Zara menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, entahlah seperti tak ada tenaga hanya sekedar mengingat peristiwa yang baru saja terjadi.

"Udah kasih kabar ke Farthur, nak?" tanya Prasetya

"Emm tadi Arthur katanya lagi sibuk. Jadi Zara belum telpon dia lagi, Yah." Prasetya hanya menggelengkan kepalanya heran dengan sikap anak lelakinya.

"Bunda boleh pinjam ponsel kamu? Ponsel bunda ketinggalan," ucapnya. Zara menyerahkan ponsel miliknya.

Ketika panggilan sudah terhubung.

"Apa lagi sih Za?! Kan aku udah bilang kalau aku sibuk! Bisa kan kal-"

"Seperti ini ya Thur kelakuan kamu sama anak sahabat bunda! Bentak-bentak!"

"Bun bunda? Kok bunda-"

"Ayah dan bunda Zara meninggal! Terserah mau pulang atau nggak! Yang jelas dia butuh kamu sekarang! Jangan nyesel kalau nanti kamu pulang pacar kamu udah jadian sama om kamu!"

Husna mengakhiri panggilannya sepihak.

"Yang tenang ya disana, anak-anak kamu anak yang kuat. Mereka sama seperti kalian, sosok penguat. Kalian beruntung punya malaikat kuat seperti mereka," ucap Husna menatap kedua makam yang berada dihadapannya.

"Ayo sayang pulang." Reza kembali membujuk Zara. Husna dan Prasetya tersenyum mendengar bujukan lembut dari sang kakak.

"Jangan sedih terus, kasian abang kamu. Dia cuma punya kamu sekarang. Kalau kamu sedih terus abang kamu gimana?" tutur Husna.

"Iya, Zara pulang."

"Mau bareng bunda aja?" tawarnya.
Zara menggelengkan kepalanya.

"Bunda sama Ayah dibelakang kalian ya," lanjutnya. Mereka mulai melajukan mobilnya masing-masing.

Sesampainya, disana terdapat Queen Star's yang tengah sibuk menemui tamu rekan kerja Bagas.
Mereka bergantian memeluk Zara, memberinya kekuatan untuk sang sahabat.

ZARA (Queen Star's♛)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang