Hewan Peliharaan

38 9 4
                                    

Disebuah taman yang tidak begitu ramai, hijaunya taman dengan aroma serbuk bunga sangat membuat nyaman siapapun yang singgah di taman ini. Ketiga remaja itu duduk di sebuah kursi taman sambil menikmati suasana damai yang menghilangkan beban pikiran mereka.

Indigo dan Kemuning dengan asyiknya menikmati es yang dijual di pinggiran jalan. Tampaknya hanya Toska yang tidak begitu menikmati keindahan taman itu, sesekali matanya terus memperhatikan siapapun yang berjalan melintas di depan mereka.

Kemuning tiba-tiba saja berhenti menikmati es nya dan terdiam. "Tunggu dulu, kenapa kita diluar?"

"Mulai lagi." suasana tenang Toska dan Indigo seketika menghilang.

"Ini hari Minggu kak."

"Memang kenapa? Kalian benci hari Minggu?!"

"Kita berikan yang lainnya waktu untuk bernyanyi." Toska meneruskan ucapan Indigo dengan nada kelas.

"Ohh..." Kemuning mengangguk paham.

Toska dan Indigo saling memandang sejenak. "Tumben paham, Kak."

"Tapi ngapain mereka nyanyi?" tanya Kemuning lagi.

Indigo kembali menikmati es nya, namun kali ini dia juga berbagi dengan Toska karena dia bisa merasakan panasnya kepala Toska karena pertanyaan bKemuning.

"Kenapa orang-orang suka sama rasa coklat sih?"

"Kapten ga suka?"

"Ga."

"Tapi coklat itu enak, iya kan Kak Kemuning?"

"Seleranya Toska terlalu menyehatkan, ga suka."

"Hei, rasa coco pandan itu enak!"

"Maniak hijau, sekalian makan aja itu rumput. Nanti jadi kembarannya MOOO..."

Kemuning menirukan suara binatang dan dengan tangannya dia membentuk dua tanduk di depan kepalanya, Indigo hanya bisa tertawa geli melihat tingkah laku Kemuning saat mengejek Toska.

"Ha-ha-ha, lucu." Toska hanya menanggapi dengannya dengan ekspresi datar.

Meow~

"Whaa!" Toska mengangkat kakinya dan melihat ke bawah.

Seekor anak kucing jalanan menggosokkan kepalanya di sepatu Toska dan berusaha meminta elusan manja darinya, bulunya berwarna hitam lebat meskipun kotor karena pasir dan kotoran lainnya.

Meow~

Wajahnya langsung muram, jantungnya berdetak kencang dan badannya terus bergeser mendekati Indigo.

"Kenapa kak?" Indigo menyadari ekspresi suram dengan keringat di wajah Toska.

"Singkirkan." Toska berbisik pelan sambil menunjuk ke arah kucing yang masih berusaha meminta elusan manja darinya.

"PUSSY!!" Kemuning berteriak hingga menarik perhatian beberapa pengunjung taman.

"Kitty." Toska memandang Kemuning dengan wajah datar.

Kemuning dengan segera mendekati kucing itu dan menggendongnya.

"Memangnya apa bedanya dengan pussy?" Indigo memandang Toska dengan ekspresi penuh tanda tanya di matanya.

Toska agak terkejut, dia bingung harus menjelaskan seperti apa. "Kau tahu bahasa Inggris anak kucing kan? Kitten, dan pussy bukan panggilan buat kucing," jelas Toska dengan nada agak kesal karena tidak ingin Indigo menanyakan hal yang sama lagi.

Indigo kemudian kembali memperhatikan Kemuning yang sangat kegirangan dan terus memeluk anak kucing itu dengan erat.

"Astaga dia imut-imut-imut-imut!!! Dimana mama kamu? Kamu yatim? SAMA AKU JUGA! KYAAA!!"

RUN AWAY : TeenagersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang