chapt 3: pendengar yang baik

15 3 0
                                    

'oh iya, kita belum saling kenal. Aku Bara' katanya sembari menyodorkan tangannya. 'aku sudah tahu' gumamku. 'apa?' dia memiringkan kepalanya kearah ku. 'tidak, aku Esmeralda. Kau bisa memanggilku Ema. Dan maaf, aku tidak bisa menjabat tanganmu' ujarku. 'oh maaf, aku terkadang lupa kalau aku sudah menjadi hantu sekarang. Hahaha' ucapnya dengan tawa yang renyah. 'cukup lucu untuk sebuah dark jokes' kataku.

'Oh, ini sudah sore. Aku sepertinya terlambat untuk pulang haha' kataku sembari melangkah. 'besok kita bisa bertemu lagi kan?' tanyanya sembari menunjukan ekspresi wajah yang tak bisa ku tebak. Aku mengangguk. 'bagaimana kalau kita berteman?' tanyanya kembali kepadaku. 'aku kurang suka dengan itu, aku lebih suka kita bersahabat' ujarku sembari tertawa kecil. 'emaa, kau hampir membuatku mati dua kali' ujarnya sembari ikut tertawa bersamaku.

***
'esh, akhir-akhir ini aku sering melihatmu tersenyum dan tertawa sendiri, ada apa?' ucapnya kepadaku. Aku hanya tersenyum menggelengkan kepala, memberikan jawaban kalau aku tidak apa-apa.

Dia Ellianor, satu-satunya sahabatku. Seperti yang kalian tahu, aku dijauhi oleh semua orang karena mereka menganggapku aneh. Aku bisa bersahabat dengannya karena dia sangat menyukai sesuatu yang bertema horor dan magis. Dalam artian lain, kita satu frekuensi.

Dia sangat menyukai cerita-cerita yang aku sampaikan kepadanya tentang sosok-sosok yang aku temui. Matanya berbinar saat aku bercerita tentang 'mereka'. 'andai aku bisa melihat mereka jugaa' itu adalah kata-kata yang selalu Ellie ucapkan ketika aku menceritakan tentang sosok-sosok yang aku jumpai.

'jangan berbohong, gelagatmu seperti seseorang yang sedang jatuh cinta. Kau sedang jatuh cinta? Sama siapa? Seperti apa orangnya?' Ellie menghujaniku dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang sontak membuatku tersipu.

'jangan membohongi dirimu sendiri Emma sayang, cerita kan saja semuanya kepadaku' katanya kepadaku. Ku akui, Ellie memang pendengar yang baik untukku. Dia yang selalu mendengarkan keluh kesahku. Ahh Ellie, Kadang aku berpikir kalau aku seorang sahabat yang buruk karena selalu merepotkanmu.

'kau tahu bara?' tanyaku. 'hmmm siswa kelas 12 itu? Siapa orang yang tak mengenalnya. Tetapi dia sudah meninggal akibat kecelakaan beberapa Minggu lalu' jelasnya.

'aku menyukainya' kata-kata itu tiba-tiba saja terlontar dari bibirku. Ellie yang mendengarnya sontak melotot melihat kearah ku. 'kau sudah gila?' serunya kemudian. 'aku tahu ini gila tapi aku benar-benar menyukainya' aku menunduk mulai menitikkan air mata.

'aku harus bagaimana sekarang?' tanyaku kepada Ellie. 'entahlah, aku juga bingung. Soalnya aku belum pernah merasakan jatuh cinta kepada seorang hantu, eh sesosok hantu maksud ku.' cetusnya yang seketika memberhentikan tangisku.

Senja dan Rindu didalamnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang