A Piece of Pie for William

505 72 3
                                    


"Liam~ aku pulang~"

Suatu sore di sebuah apartemen di New York. Sherlock baru saja kembali dari London atas permintaan William untuk membantu MI6. William menyembulkan kepalanya dari balik dinding dapur.

"Selamat datang kembali, Sherly."

"Semuanya berjalan lancar seperti yang kau perkirakan, Liam."

Sherlock membuka mantelnya dan menaruh kopernya diatas meja, lalu berjalan ke dapur menghampiri William yang sedang menyeduh teh.

"Kau baik-baik saja selama aku pergi?"

"Yah, seperti yang kau lihat."

William menyodorkan secangkir teh ke hadapan Sherlock, dan secangkir lagi untuk dirinya sendiri. Lalu duduk berhadapan dengan "soulmate"nya itu.

Sherlock memperhatikan William yang lebih dulu menyeruput tehnya.

"Ternyata eyepatch itu memang cocok untukmu ya."

William mengerutkan keningnya.

"Kenapa tiba-tiba?"

"Ah enggak... Aku hanya merasa senang karena kau memakai eyepatch yang kuberikan padamu itu."

"..."

William menaruh cangkir tehnya di meja, lalu menyentuh eyepatch yang menutupi mata kirinya.

"Aku tak tahu mata kiriku ini akan bisa melihat lagi atau tidak, tapi... begini saja pun, tak masalah. Aku tak berharap banyak."

William tersenyum pahit. Sherlock menghela napas pendek dengan raut wajahnya yang terlihat sedih.

"Ah... aku tak banyak cerita tentangmu saat di London, karena banyak hal yang tak terduga terjadi..."

"Tidak apa. Itu bukan prioritas."

"Maksudku, kepada Louis..."

William terdiam. Jari tangan kanannya berhenti saat hendak menyentuh gagang cangkir tehnya.

"... Dia baik-baik saja?"

"Ya, dia bahkan akhirnya mau tersenyum padaku."

"Memangnya selama ini tidak pernah?"

Sherlock terkekeh.

"Hei Liam, kau ini seperti tidak tahu saja, adikmu itu setiap kali menatapku, pasti seperti mau bunuh orang. Dan saat aku bertemu dengannya untuk memberitahu kabarmu, pada akhirnya... mungkin itu yang pertama kali, dia tersenyum padaku dan berterima kasih."

"... Begitu ya, syukurlah."

William tersenyum singkat, lalu beranjak dari kursinya.

"Sebaiknya kau segera membersihkan diri."

Lalu William melangkah masuk ke kamarnya, meninggalkan Sherlock seorang diri di meja makan.

Sherlock terpana sesaat.

"Liam... ekspresinya berubah saat membicarakan adiknya..."

"Ponytail-senpai sudah pulang ya?!"

Lamunan Sherlock buyar saat mendengar suara berisik dari pintu, dan itu adalah Billy The Kid, seorang pemuda yang bekerja dengannya di pemerintahan Amerika. Sekaligus penyelamat nyawanya.

"Aish, kau ini tiap muncul, pasti berisik, apa sih?"

"Maaf maaf deh--eh, dimana Moriarty-san?"

"Hei bocah... apa terjadi sesuatu pada Liam saat aku pergi?"

A Piece of PieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang