Part 17

1.4K 79 0
                                    

Suara alarm terdengar begitu nyaring yang membuat seseorang terbangun dari tidur nyenyak nya. Aira meraih ponselnya dan mematikan alarmnya.

"Udah shubuh ternyata" ucap Aira dengan Sura khas orang bangun tidur.

Aira pun mendongak dan melihat wajah tampan suaminya yang masih tertidur.

"Adem, heuheu" ucap Aira tersenyum dengan masih memperhatikan wajah Ayas.

"Gue tau, gue tampan. Tapi gak gitu juga liatin nya" ucap Ayas yang masih memejamkan matanya.

Sontak Aira pun terkejut ternyata suaminya ini sudah terbangun. Ya memang Ayas sudah bangun lebih dulu dari Aira dan karna ia terlalu malas untuk bangun jadi ia hanya tiduran tapi tidak tidur (pasti ngerti ya hehe).

"Ih PD nya nggak ketulungan" balas Aira yang mulai melepaskan pelukan Ayas tapi Ayas malah mempererat nya.

"Mas, lepasin aku mau sholat dulu" ujar Aira yang masih berusaha melepaskan pelukan suaminya.

"Gini aja dulu" balas Ayas yang masih tetap memejamkan mata.

"Nanti waktu shubuh nya keburu abis" ucap Aira yang mulai sedikit kesal.

"Hah iya, iya" balas Ayas yang mulai melepaskan pelukannya lalu bangun dan duduk menyender di kepala ranjang.

Aira pun beranjak dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan wajah dan mengambil air wudhu lalu di susul Ayas setelah Aira keluar.

Setelah Aira wudhu dan mengambil alat untuk sholat ia mulai menghamparkan sejadahnya. Dan terlihat Ayas yang keluar dari kamar mandi dengan wajah yang masih basah lalu ada tetesan air yang menetes dari rambut Ayas.

"Mahsyaallah, betapa indah ciptaan mu. Ya Allah" batin Aira yang melongo memperhatikan Ayas.

Ayas pun berjalan dan mengambil sarung dan peci nya.

"Ini pake sarung nya di lipat kaya gini" ucap Ayas menyadarkan Aira dan menunjukan lipatan sarung di pinggangnya.

Aira yang melihat lipatan sarung Ayas yang acak-acakan pun terkekeh dan membenarkan.

"Bukan, coba sini aku benerin" balas Aira yang membenarkan sarung Ayas.

"Nah, udah sekarang pake baju sama peci nya" ucap Aira setelah selesai membenarkan sarung Ayas.

Ayas pun mulai memakai baju kemeja koko dan pecinya.dan Aira sudah memakai mukena terlebih dahulu dari tadi.

"Kamu jadi imam nya ya, mas" ucap Aira yang membuat Ayas terdiam.

"Lo kan tau, gue nggak hapal semua bacaan sholat" ujar Ayas.

"Ya udah, kalo gitu sendiri-sendiri dulu sholat nya" balas Aira tersenyum.

Mereka pun mulai melaksanakan kewajibannya sebagai seorang umat muslim. Ya walaupun harus sendiri-sendiri. Aira tidak pernah menuntut atau mengekang Ayas untuk bisa jadi imam yang baik ia hanya ingin melakukannya secara perlahan melihat Ayas yang mulai ingin berubah pun Aira sudah senang karna semuanya juga butuh proses bukan!.

Setelah selesai sholat di lanjut dengan do'a masing-masing. Ayas berbalik menghadap Aira dan Aira pun meraih tangan Ayas lalu mencium punggung tangan Ayas dengan Ayas yang mengelus lembut kepala Aira.

"Maaf ya, belum bisa jadi imam yang baik buat lo, ra" batin Ayas.

"Masih ada waktu sebelum kamu berangkat kerja, mau belajar bacaan sholat nggak?" tanya Aira.

"Boleh" balas Ayas.

"Ya udah, baca bareng-bareng mulai dari niat nya, ya" ujar Aira.

"Bismillahirrahmanirrahim isholi fardhu shubhi rakataini mustaqbilal qiblati adzaan lillahitaala Allahu Akhbar"

Lebih Dari Seorang UstadzahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang