8

1.4K 277 33
                                    

“WAA LIBURAN~!”

“Jangan norak, (Y/n). Sini mana tanganmu?”

(Y/n) mengulurkan tangannya sudah membayangkan akan disuruh Koko membawa koper milik nya.

Tapi kenyataannya, Koko malah menggandeng tangan sang Kekasih lalu menariknya untuk berjalan.

Sekarang, keduanya sudah sampai di bandara Okinawa.

Ya, liburan.

Bareng Koko.

Dibayarin.

Asik.

“Kamu gak suruh aku bawa koper?”

“Kamu mau?”

“Gak.”

“Yaudah.”

(Y/n) tersenyum kecil. Wah, Koko mulai sadar, guys.

“Eh, pramugari yang di pesawat tadi nyebelin ya?”

“Bukannya yang ngeselin pramugara nya?”

Alis (Y/n) berkerut, “Apa sih? Orang yang ngeselin pramugari nya. Dia kan caper ke kamu tadi.”

“Pramugaranya yang ngeselin. Dia senyum ke kamu mulu tuh.”

“Oh, jadi, kamu gak dukung aku?”

Koko sontak menoleh kearah (Y/n), “Iya tadi pramugari nya ngeselin.”

(Y/n) mengangguk kesal, “Ngeselin banget! Udah tau kamu ada cewenya malah keganjenan.”

“Emang siapa cewe aku?”

“Ak-” (Y/n) bungkam tak lagi melanjutkan ucapannya. Ragu ia untuk mengaku.

Kalau (Y/n) ngaku kekasihnya Koko itu 'kan kenyataan, apa yang salah?

Yang salah Koko, bisa jadi dia gak nganggep (Y/n) kekasihnya.

Cinta bertepuk sebelah kaki deh.

“Apa? Siapa? Lanjutin.”

“Kamupilihakuatauakane?”

Alis Koko berkerut, “Hah? Gimana?”

(Y/n) menggeleng, “Aku pacar kamu kan?”

“Iya.”

eh diakuin.

Bersyukur, guys. Sebentar lagi tinggal racunin Koko terus *sugi nya Koko ke kita deh.

Gak dong.

“Eh, cowo itu cakep.”

“(Y/n)?”

“Ya?”

“Nanti nyampe penginapan mau di kasur atau di sofa?”

Mampus.

-- ര ----- ര --

Typo? Bilang

𝐈'𝐌 𝐍𝐎𝐓 𝐇𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang