"jiehoo kau sudah siap?" Jungkook membuka kamar anaknya. Seorang anak berumur 7 tahun itu menoleh padanya dengan binar mata bulat sama persis seperti miliknya.
Pandangan mata anaknya terlihat tersenyum menatapnya. Membenarkan seragam yang belum selesai ia rapihkan.
Jeon jiehoo. Nama itu, tersemat seperti yang jieun inginkan. Anak yang menjadi kebanggaan keluarga jeon tak pernah mengecewakan apapun. Kelahiran jiehoo sebagai penerus ayahnya, membuat keluarga jeon di Liputi rasa bahagia
Tapi itu semua hanya berlaku dalam sekejap mata. Kepergian jieun, tak hanya menguncang jungkook saat itu. Keluarga nya dan juga sang kakek yang begitu menyayangi jieun juga sangat terkejut mendengar kepergian jieun yang begitu tiba tiba
Semua kelurganya menyalahkan Jungkook setelah mendengar apa yang terjadi. Tak ingin membuang waktu terlalu lama, kakek jeon langsung mengerahkan apa yang dia bisa untuk mencari jieun. Tapi sama seperti yang Jungkook lakukan, hasilnya sama sekali tak ada
Bagai, di telan bumi jieun menghilang begitu lamanya. Tahun demi tahun Jungkook lewati tanpa kehadiran jieun disisinya. Merawat dan membesarkan jiehoo putranya Sendirian. Begitu banyak halangan dan rintangan yang Jungkook lalui selama ini dan waktu terus berjalan hingga tak terasa ini adalah tahun ketujuh semenjak kepergian jieun. Jika ia bisa mengatakan pada jieun yang entah dimana, Jungkook hanya akan mengatakan aku membesarkan jiehoo dengan baik. Jangan khawatir
"Bulan depan anak appa ulang tahun. Jiehoo ingin di belikan apa?" Jungkook berujar senang menunggu hari ulang tahun anaknya yang sekaligus menjadi tahun ketujuh kepergian jieun. Tapi tak seperti sang ayah, jiehoo hanya tersenyum Tipis di tahun ketujuh usianya. Ia hanya ingin permintaan yang begitu sederhana. Tapi tak mungkin ayah nya akan mengabulkannya bukan?
"Aku akan memikirkan nanti appa" jiehoo mengambil ranselnya dan bersiap untuk pergi
"Aku akan pergi dengan paman Sam lagi. Appa hati Hati di jalan" jiehoo berlalu pergi sebelum Jungkook sempat berbicara
Akhir akhir ini, jiehoo tak seceriang biasanya. Entah apa yang terjadi pada jiehoo, anak itu menolak untuk di antar atau di jemput olehnya seperti yang sering Jungkook lakukan. Secara perlahan, sifat jiehoo menjadi semakin tertutup padanya. Jika dulu jiehoo sangat sering bercerita padanya mengenai banyak hal, kini anaknya itu lebih memilih untuk tak mengatakan apapun sebelum Jungkook bertanya
Dan mungkin hal yang menjadi alasan di balik sifatnya jiehoo kali ini adalah hal yang sama yang terjadi saat ulang tahunnya tahun lalu
Saat dimana, Jungkook sendiri tak bisa mengabulkan permintaan anaknya
"Appa aku ingin bertemu eomma"
******
"Aku tak habis pikir, kau masih diam saja seperti ini" taehyung yang selalu datang tak mengenal waktu ke kantornya berkomentar sedikit kesal melihat Jungkook yang hanya menatap secarik kertas yang sangat sulit mereka dapatkan tanpa melakukan apapun
"Kau tak ingin menemui jieun dan juga putrimu?" Pertanyaan taehyung, tak perlu Jungkook jawab lagi. Jungkook sudah pasti sangat ingin menemui jieun sejak dulu atau bahkan sekarang. Setelah apa yang taehyung dan Jungkook korbankan selama tujuh tahun ini untuk mencari jieun, akhirnya tepat pada hari ini Jungkook dan taehyung berhasil menemukan Secarik alamat yang menjadi tempat tinggal jieun selama di Korea
Meski informasinya masih tak begitu akurat. Jieun tak benar benar pergi meninggalkan Korea. Dari informasi yang Jungkook dapatkan, jieun seringkali pulang ke Korea dan tinggal di alamat yang sama dengan Jungkook pegang sekarang. Tapi yang menjadi pertanyaan besarnya, apa jieun masih berada disana
"Aku ingin bertemu mereka Hyung. Sangat ingin bertemu dengan mereka. Tapi... Bagaimana jika mereka tak ingin bertemu denganku dan juga jieho Hyung? apa yang harus ku kukatakan pada jiehoo nanti?"
T
aehyung menghela nafas. Mendekati Jungkook dan menepuk pundaknya pelan
"Setidaknya, temui jieun demi jiehoo. Ini bukan masalah antara kalian lagi. Kau harus mengesampingkan semua perasaanmu dan memikirkan jiehoo yang tak pernah melihat ibunya sekalipun dan juga putrimu yang tak pernah melihat ayahnya"
******
"
Eomma.... Kita kesini lagiii???" Seorang gadis mungil dengan rambut panjang yang di ikat begitu rapi, tak bisa berhenti mengomel sesaat setelah mereka sampai di Korea.
Ibunya membohonginya lagi. Padahal baru saja, kemarin ibunya berjanji akan pergi menemui seseorang dengannya. Tapi apa apaan ini, mereka justru berada di Korea kampung halaman ibunya
"Wae? Jiena sayang, kau masih tak suka disini? Padahal di Korea sedang musim semi. Kau tidak ingin melihat Bungga yang sedang bermekaran nanti?" Jiena tak menjawab pertanyaan ibunya. Terlalu malas, karena pada akhirnya ia tak bisa menolak sang ibu
Jeon jiena. Tak terasa putrinya Itu sudah tumbuh besar begitu baik dengan dengan paras wajah yang begitu cantik. Meski sering kali, putrinya itu tak setuju dengan keinginan jieun untuk kembali lagi ke Korea, pada akhirnya jiena selalu mengikuti keinginan ibunya. Mengalah, meski jiena sendiri tak yakin apa kedatangan mereka ini akan sesuai dengan niat awal mereka atau ini semua hanya sekedar liburan singkat seperti yang sering mereka lakukan
"Berapa lama kita disini eomma? Lalu paman yoongi?" Jiena menarik koper miliknya menuju Sebuah kamar yang selalu menjadi kamar miliknya saat disini
"Paman yoongi akan menyusul setelah pekerjaannya selesai" jieun bergabung membantu jiena untuk mengeluarkan barang barangnya yang memang tak terlalu banyak
"Lalu?" Jiena menunggu jawaban jieun selanjutnya
"Jika jiena suka tinggal disini, kita bisa tinggal selama yang jiena mau" jiena menggeleng tak memiliki niat sedikitpun untuk perkataan ibunya
"Aku bahkan tidak pernah berpikir seperti itu" jiena menapat ibunya dan mendapatkan firasat aneh mengenai semua ini
"Eomma, jangan bilang kita---
Jieun tersenyum mengelus rambut putrinya
"Eomma pikir sudah saatnya kita tinggal di Korea sayang. Jiena juga pasti mengerti kita tidak bisa tinggal di Amerika selamanya bukan?" Jiena menghela nafas
"Lalu sekolahku?"
"Eomma akan mendaftarkan mu di sini. Itu bukan hal yang susah bukan?"
"Lalu barang barangku dan eomma? Itu masih tertinggal di rumah eomma"
"Paman yoongi akan membawakannya nanti. Jiena tidak perlu khawatir"
Khawatir apanya. Setiap kali, mereka ke Korea ada begitu banyak kekhawatiran yang jiena rasakan saat disini. Dan membayangkan mereka akan tinggal disini untuk selama, membuat jiena tak bisa berpikir dengan tenang lagi
"Aku mau tidur" jiena bersiap untuk masuk ke dalam selimut hangat di kasurnya, tapi jieun menahan anaknya itu dengan gerakan pelan
"Sayang, kau tak ingin melihat sekolah barumu atau berkeliling melihat musim semi di Korea? Ini kali pertamamu kemari saat musim semi bukan?
"Nanti saja eomma, aku lelah. Ingin tidur" jieun menghela nafas lelah. Setiap hati, setiap tahun berganti sikap anaknya itu justru sangat mirip dengan kakaknya yoongi.
Entah apa yang yoongi ajarkan pada jiena, anaknya jadi lebih menyukai diam di dalam rumah jika tidak ada kegiatan apapun dan berbicara sebutuhnya
"Tidak tidak. Eomma tidak akan membiarkan kau diam di dalam rumah seperti pamanmu.
"Ahhh, eommaaaa
*

KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me? [Jeon Jungkook - Lee Jieun ]
FanficHarta adalah segalanya bukan?maka Jungkook akan mendapatkan segalanya dan mempertahankannya dengan cara apapun Memiliki anak tanpa sebuah status pernikahan. Tentu saja mencari wanita yang bisa ia pinjami rahimnya tak bisa ia dapatkan dengan mudah Ta...