Tangan kiriku..

688 37 6
                                    

Pict by : pinterest
Nemu pas liat² pin

.
.
.

Cahaya yang menyinari pandangan ku sangatlah cerah, melebihi matahari yang bersinar

"Tadaima!" Dazai meneriakan kata itu sebagai ungkapan jika dia kembali

"diamlah bodoh! Kau sudah membawanya kan? Jika sudah kerjakan tugas mu!" ucap pria berkacamata dan berambut kuning kecoklatan yang di ikat

"wah siapa nama gadis ini? Kau anggota baru ya?" ucap wanita berambut hitam pendek mendekatiku

"a-aku? Aku [y/n] [y/m]-

"Kyyaaaaaaaahh!"

Berkataanku belum selesai tapi ada suara teriakan gadis tempat lain

"apa itu!?" aku terkejut dengan suara teriak yang entah dari mana munculnya

"lebih baik kita mencarinya!" ucap Dazai mengajakku mencari tau asal suara itu

Aku keluar dari kantor dan mencari teriakkan itu, suaranya semakin keras saat aku berada di lantai atas, aku berlari bersama Dazai ke lantai atas dan mendobrak satu pintu tunggal

Terlihat pada ruangan itu ada anak sekolah dengan pria asing yang mengarahkan pisau kebawah tubuh gadis itu

"menjauhlah! Jika tidak gadis ini akan kubunuh!" ancam pria itu

Awalnya aku merasa ancaman itu sungguhan tapi bagaimanapun pria itu pasti akan membunuh gadis itu

"bunuh, atau dibunuh?"

Aku secara tidak sadar mengejar pria itu, mengambil pisau yang dia pegang dan mengarahkan pisau seperti dia mengarahkannya pada gadis itu, tapi aku mendekatkan pisau ini tepat pada leher dia

"[y/n]-san, berhenti!" titah Dazai melihat reaksiku

"berhenti? Dia akan membunuh gadis itu mana bisa aku berhenti?!" balasku dengan perasaan mengamuk dan mengaktifkan kemampuan ku yang membuat tanganku menancapkan pisau ini pada pria itu

Beberapa saat sebelum aku menancapkan pisau ini Dazai menahan tanganku dan menonaktifkan kemampuan ku

"sudah cukup, ini tidak perlu" ucap Dazai

"Da-Dazai san bi-bisakah kau yakinkan dia? A-aku bisa mati jika dia yakin" ucap pria berambut orange itu

"humm? Baiklah jadi sebenarnya.." Dazai menceritakan tentang apa yang terjadi, pria dan gadis sekolah itu adalah contoh tokoh jika ada kejahatan di depan ku dan reaksi tadi adalah gambaran yang akan terjadi

"begitu ya? Jadi.. Apa aku gagal? Aku pasti gagal, aku gagal ya?" ucapku merasa bersalah pada yang aku lakukan tadi

"hn? Gagal? Jika tidak ada aku si mungkin kau akan gagal" balas Dazai sambil mengaruk leher dia yang tidak gatal

"aku.. Aku salah" aku menutup wajah ku dan mengarahkan kebawah yang menangis dalam diam dengan kedua telapak tanganku

Dazai melepaskan tangan kiriku pada wajah dan terlihat lah wajah ku yang menangis setengah

"tangan kirimu itu telah membunuh banyak orang, jangan gunakan tangan itu saat melakukan apapun yang tidak membunuh" Dazai mengelus tangan kiri ku untuk menenangkan ku

"ah iya siapa namamu? Aku Naomi Tanizaki! Dan ini kakakku Juunichiro Tanizaki! Iyakan kak?~" ucap gadis sekolah berambut hitam itu memeluk pria tadi

"kau jangan menangis lagi ya, kami ingin berkenalan denganmu" ucap pria tadi

"aku.. "

"sudahlah [y/n]-san jangan menangis" Dazai mengangkat dan mengelus pipi kiriku yang terbuka

"ayo, kenalkan pada mereka siapa namamu" ucap Dazai mengarahkan tangannya yang terbuka pada Tanizaki dan Naomi

"aku [y/n] [y/m], salam kenal Tanizaki dan Naomi, dan aku ingin minta maaf pada Tanizaki, maafkan aku Tanizaki! Aku tidak sengaja" aku menundukkan diri sembilan pulu derajat dan pada Tanizaki

"tak apa kok, aku bisa wajarkan hal itu, tapi sedikitlah hati hati pada orang lain" balas Tanizaki yang masih di peluk Naomi

"Tanizaki-san, Naomi-san, [y/n]-san, ayo kita kembali ke kantor, ada banyak orang yang harus kau temui juga [y/n]-san" ajak Dazai untuk kembali ke kantor

"ya, baiklah"

"ayo!"

"aku nengikuti"

Balas kita bertiga dalam kosa kata yang berbeda.

Bersambung

Jujur Author Orion Random banget mikirknya huuaaaaaaaaaaaaa
Lanjut bab selanjutnya ya~

©®: orionosamu

Pyscho [ Dazai Osamu X Readers ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang