Disuatu hari diakhir pekan aku tidak ada kegiatan apapun. Sekolah libur dan aku hanya dirumah saja bersama Ibu, Daffa, dan Disa. Dari mulai pagi kami membantu Ibu menyelesaikan pekerjaan rumah diantaranya, menyapu, mengepel, mencuci piring, dan pekerjaan lainnya. Tepat jam satu siang semua pekerjaan kami selesaikan, aku istirahat di sofa, lalu ketiduran.
Beberapa jam kemudian...
"Diffa bangun!" Daffa menepuk-nepuk bahuku.
"Iya, sekarang jam berapa?" Sambil mengucek mataku.
"Sudah jam 4 sore."
"Begitu ya, Ibu dan Disa kemana?"
"Mereka sedang pergi keluar dulu. Aku tidak tahu detailnya kemana."
"Oh bagaimana kalau kita pergi juga?"
"Kemana?" tanyanya.
"Aku ingin melihat matahari terbenam didekat pantai."
"Ide yang bagus, ayo kita pergi."
"Tunggu, aku mau mandi dulu."
"Baiklah aku tunggu."
Aku langsung pergi ke kamar mandi. Kemudian setelah mandi aku dan Daffa pergi ke pantai. Pantai tidak jauh jaraknya dengan rumahku. Mungkin bisa ditempuh dalam waktu sepuluh menit berjalan kaki dari rumahku untuk sampai kesana. Karena sekarang adalah hari libur, jadi banyak orang yang datang kesana. Kami sampai di pantai, lalu duduk disebuah kursi yang ada disana.
"Lihat Diffa, mataharinya akan segera tenggelam!" ujarnya.
"Wahhhh iya, matahari akan tenggelam. Menurutku pemandangan disini lebih bagus daripada saat di atap sekolah," ucapku takjub.
"Sungguh? tapi menurutku lebih bagus pemandangan kalau dilihat dari atap sekolah lho."
"Iya deh, dua-duanya bagus sekali, benar-benar sangat indah."
Aku melihat proses terbenamnya matahari, matahari yang berbentuk bulat memancarkan sinar orange nya, perlahan sedikit demi sedikit menghilang seperti terlahap lautan. Langit dibagian timur sudah mulai menggelap, saatnya pergantian siang dan malam. Matahari pergi, lalu bulan dan bintang datang dari arah timur. Suasana di pantai sudah sepi, orang-orang sudah mulai pergi meninggalkan pantai.
"Diffa hari sudah gelap, mari kita pulang," ajak Daffa kepadaku.
"Tunggu sebentar aku ingin tetap disini!" kataku.
"Ayo kita pulang saja, takutnya Ibu dan Disa mencari kita."
"Tapi-"
"Sudahlah ayo." Daffa menarik tanganku.
"Baiklah."
Kami meninggalkan pantai, lalu pergi pulang. Sebelum sampai rumah kami mampir disebuah taman,
"Diffa, kita duduk dulu disini yuk," ucap Daffa.
"Bukannya kita mau langsung pulang?" tanyaku yang tak sabar ingin segera pulang kerumah.
"Sebentar saja, aku mau membahas sesuatu."
"Tentang apa?"
"Tunggu, aku mau membeli minum dulu, kamu mau apa?" tawarnya.
"Aku ingin pocari," pintaku.
"Baiklah, tunggu ya!"
Beberapa menit kemudian...
Daffa datang,
"Nih minumannya." Menempelkan ke pipiku.
"Awww, dingin tauuuu," ucapku sambil mengelus-ngelus pipiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Other Self
FantasyBercerita tentang seorang siswa yang bernama Daffa. Dia adalah siswa kelas dua di SMA Garuda. Ia berpacaran dengan seorang perempuan yang bernama Nurl, kebetulan mereka bersekolah di sekolah yang sama. Mereka sudah berpacaran selama enam bulan. Pada...