CHAPTER 1🌻

22 2 0
                                    

Senin pagi, seorang laki-laki sedang bercermin dan merasa dirinya penuh kesedihan. Dirinya sudah rapi dengan seragam yang pas di tubuhnya. Ya, hari ini Shandy Maulana bisa dipanggil Andy, harus kembali bersekolah karena telah menduduki kelas 11 SMA Trisatya setelah lumayan libur panjang.

Sambil bercermin Andy bergumam. "Sampai kapan sih, hidup gue selalu kayak gini?"

Andy segera keluar dari kamar dan menuju kamar adiknya terlebih dahulu.

"Febri..." Andy mengetuk pintu kamar Febri.

Tidak ada sahutan jawaban dari Febri, membuat Andy menjadi khawatir. Tanpa menunggu lama, dia langsung membuka pintu kamar Febri. Dan ternyata di dalam tidak ada keberadaan adiknya.

Andy menghela nafas. "Nih anak kemana sih?"

Andy segera keluar dan mencari keberadaan Febri, dia ingin secepatnya supaya bisa berangkat ke sekolah.

"Febriii! Febriii!! Lo dimana sihh?" gerutu Andy berjalan kesana kemari menyusuri rumahnya yang begitu sempit.

"Andy.. adik lagi jalan-jalan sama papa. Nggak usah dicariin, yuk makan sini?" seru mamanya di dapur saat Andy baru saja lewat.

"Ohh lagi jalan. Yaudah ma kalau gitu aku berangkat aja," jawab Andy pasrah.

"Ih sarapan dulu," cegah Erin. Mama dari Andy dan Febri.

"Enggak ma, udah mepet jamnya. Telat nanti," ucap Andy tergopoh-gopoh sambil mencium punggung tangan Erin.

"Yaudah kalau gitu. Hati-hati ya!" ucap Erin.

"Assalamualaikum," Andy mengucap salam.

"Waalaikumsalam," Erin menjawab salam Andy.

Setelah mengenakan sepatu, Andy pun segera berangkat dengan menaiki sepeda motor yang dia miliki.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Seperti biasa, teman sekelas Andy sudah masuk seperti biasa. Duduk dengan rapi, menunggu guru mata pelajaran hari ini masuk.

Namun Andy masih menunggu teman terdekatnya yang tak kunjung datang, dia adalah Thony. Kebiasaannya sejak kelas 10 masih belum bisa berubah, selalu datang tidak tepat waktu.

"Whatsuppp my brother!" Thony menyapa Andy begitu riang, dia segera duduk sambil merangkul Andy.

"Hmm.. alay," ledek Andy memutar bola matanya.

"Andy! Lo liburan kok nggak pernah mampir ke rumah gue sih?" protes Thony sambil mengeluarkan buku mata pelajaran dari tas dan meletakkannya di meja.

"Lo kan tahu sendiri, gue repot ngurus Febri. Jadi ya enggak sempet," Andy menghela nafas. Sebenarnya, Andy ingin sekali bermain ke rumah Thony. Namun dia merasa tidak enak, keluarga Thony adalah keluarga berada dan bergengsi. Derajat mereka sangatlah berbeda.

"Eumm.. iya juga sih. Gue juga nggak sempat mampir ke rumah lo, padahal kangen banget sama Febri! Gimana kalau nanti gue ke rumah lo?" ujar Thony.

Andy ingin mengiyakan, namun setelah dipikir panjang dia berubah pikiran. Lebih baik, Andy saja yang bermain ke rumah Thony supaya dia bisa mencari udara segar dan suasana baru.

"Nggak! Nggak!" tolak Andy.
"Lah kenapa?" Thony kebingungan.

"Gue bosen di rumah terus," jawab Andy singkat.
"Oke kalau gitu. Gonceng gue ya nanti?" pinta Thony.

WETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang