Kini Clarissa telah sampai di rumahnya. Ia membuka pintu rumahnya secara pelan-pelan. Ia sangat berharap kalau orang tuanya belum sampai di rumahnya.
"Buka aja Cla, jangan ragu-ragu gitu!" Ucap seorang laki-laki paruh baya yang berstatus sebagai ayahnya.
"Yahhh kok ada di rumah sii?" Lirih Clarissa. Kalau sudah begini, ia bisa apa?
Clarissa pun masuk ke dalam rumahnya dan langsung menghampiri kedua orang tuanya yang sedang bersantai sambil menonton film azab.
Irawan dan Sarah pun segera berdiri, kemudian melipatkan tangannya di depan dada.
"Abis dari mana, kok gak izin sama mama atau pun papa?" Yaa pertanyaan inilah yang ditakutkan oleh Clarissa. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Karena ia tidak mungkin menjawab bahwa ia habis dari tempat tawuran tadi.
"A-abis dari depan, tadi." Ucap Clarissa dengan terbata-bata.
"Jujur!" Titah irawan dengan tegas.
Aduhhh ni orang-orang di sini kenapa pada susah banget dibegoinnya sii? Batinnya.
"Bisa, kan jujur sama papa?" Lanjut Irawan.
"I-iya." Masa gue harus jujur si? Ini gak ada yang mau bantuin gue apa? Clarissa sudah berkeringat dingin. Ia takut bahwa Irawan akan memarahinya. Sudah cukup ia dimarahi oleh ayah kandungnya. Masa di sini pun ia akan dimarahi? Tapi ia dimarahi pun karena ulahnya sendiri.
"Yaudah cepet bilang kamu abis dari mana?!" Tanya Sarah sekali lagi. Sarah tidak berniat memarahi Clarissa, dari mana pun ia. Sarah hanya khawatir akan keadaan Clarissa, karena pergi tanpa meminta izin kepadanya terlebih dahulu.
"A-aku gak tau nama jalannya. Tapi, tadi ada temen-temen aku pada mau tawuran. Jadi, aku ke sana buat cegah mereka." Jujur Clarissa. Ia sudah tidak bisa berpikir untuk mengeles lagi.
"Kenapa kamu yang cegah mereka? Apa hubungannya sama kamu?" Tanya Irawan dengan tatapan penuh selidik.
"Ya k-karena alasan terjadi tawuran itu karena aku." Ucap Clarissa sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ha? Kok bisa?" Kaget Sarah.
"Ya bisa, ini buktinya." Jawab Clarissa.
"Kamu buat masalah apa, sampe tawuran kayak gitu?" Kini bagian Irawan yang bertanya.
Duh ni orang-orang kebiasaann banget suka gak disuruh duduk dulu, kaki gue kan pegel. Untung sabar, klo nggak udah gue gorok dari tadi. Itulah suara hati Clarissa yang tidak bisa ia utarakan. Gak tau kalau di selatankan.
"Dihh papa kok gak tau sih? Aku tuh diem aja udah bikin rusuh kaum adam. Gak ngapa-ngapain juga mereka pasti ribut. Orang kecantikan aku udah paripurna begini. Siapa coba yang gak mau? Udah cantik anak tunggal kaya raya pula. Uhhh mantap sekali bukan?" Ucap Clarissa dengan bangganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Clarissa
FantasyIni akan menceritakan tentang seorang gadis yang sedikit tomboy bertransmigrasi ke dalam raga seorang gadis feminim dan dikenal sebagai seorang pembully oleh teman-temannya. Enggak pinter bikin deskripsi kayak gini:( Saya malas revisi ya gaess ya WA...