COY 6

8.9K 1K 46
                                    

Happy reading!
~~

Hari ini merupakan hari terakhir Jinan dirawat dan besoknya sudah diperbolehkan pulang. Seperti biasa, Cindy menjenguk Jinan dengan membawakannya beberapa buah-buahan. Namun begitu ia memasuki ruang rawat kekasihnya, kekasihnya itu sedang mengobrol dengan ibunya, Wanda. Tanpa menunggu mereka selesai mengobrol, Cindy langsung masuk tanpa permisi.

"Hai tante.." ucap Cindy menyapa sekaligus menyalami Wanda.

"Eh nak Cindy, apa kabar?"

"Baik tante, tante gimana?"

"Biasalah pegel-pegel abis cuci-cuci" ucap Wanda dengan tawanya. Cindy hanya mengangguk karna sudah mengetahui pekerjaan Wanda hanyalah seorang buruh cuci.

Jinan berasal dari keluarga yang kurang mampu, sampai ia bertemu dengan Cindy. Cindy memberikan segalanya untuk Jinan. Sejak pertama kali bertemu dengan Jinan, Cindy sudah sangat tergila-gila pada Jinan. Cindy rela memberikan apapun untuk Jinan sekalipun dengan harga yang tidak wajar untuk seseorang yang belum memiliki pekerjaan seperti dirinya. Tentu saja uang yang dikeluarkan bukanlah miliknya, melainkan milik kedua orang tuanya. Mungkin jika kedua orang tuanya sudah mengetahui hal ini, Cindy akan habis dimarahi oleh orang tuanya. Namun beruntungnya sampai saat ini kedua orang tuanya belum menyadari hal itu.

Setelah beberapa menit mengobrol, Wanda kemudian berpamitan pada Jinan dan Cindy. Jinan hanya pasrah melihat kepergian Ibunya yang meninggalkan dirinya berdua dengan Cindy. Melihat Cindy yang duduk disampingnya, Jinan segera membalikkan badannya dan memunggungi Cindy. Jinan dapat mendengar dengan jelas hembusan nafas lelah dari Cindy.

"Kamu mau sampe kapan marahnya? Aku kan udah minta maaf, sekalipun itu bukan aku yang salah" ucap Cindy dan tidak mendapat respon apapun dari Jinan.

"Jinan please.. Jangan mancing marah aku lagi.."

Takut kejadian yang sama akan terulang kembali, Jinan membalikkan badannya menghadap Cindy. Cindy tersenyum melihat hal itu, sedangkan Jinan hanya menatap datar pada Cindy.

"Kenapa ga dimakan?" tanya Cindy menoleh pada makanan yang masih utuh berada diatas nakas.

"Ga lapar"

"Suster juga bilang kamu cuman makan dikit doang, kamu gamau sembuh?"

Jinan dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Engga!"

"Jinan.."

"Kamu kenapa sih bawa aku ke rumah sakit? Harusnya kamu biarin aja aku keabisan darah terus mati ditangan kamu, itukan yang kamu mau?" ucap Jinan yang kembali tanpa sadar menaikkan nada bicaranya.

Cindy menggeleng pelan. "Aku sayang sama kamu, ngapain aku mau bunuh kamu"

"Lah kemaren?"

"Itu kan aku cuma ngasih hukuman karna kamu udah berani selingkuh"

Jinan menghembuskan nafas kasarnya.

"Jadi mau coba-coba selingkuh lagi?" tanya Cindy mengangkat satu sudut bibirnya.

Jinan menggeleng cepat. Cindy tersenyum melihat hal itu, namun perkataan Jinan selanjutnya berhasil menghilangkan senyuman tersebut.

"Karna aku mau putus sama kamu.."

Cindy terdiam cukup lama begitu mendengar kata putus keluar dari mulut Jinan.

"Oke kalau itu mau kamu" ucap Cindy membuat Jinan menatap tidak percaya kepadanya.

Jinan sudah melebarkan senyumnya karna berpikir ia bisa dengan mudah terbebas dari orang gila di hadapannya.

"Setelah kamu melunasi semua cicilan rumah mu" ucap Cindy kembali memperlihatkan senyuman liciknya.

CRAZY OVER YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang