tatapan bulan #chapter4

0 1 0
                                    

tatapan bulan #chapter4
Sepohon jati dengan tenang sesekali di tiup angin dan melambai walapun tidak ada yang membalas,
seperti hati yang mempunyai rasa tapi tidak ada yang membalas hati itu dengan suka cita

di keheningan lorong hotel yang sunyi, dan dingin udara di pagi hari membuat pikiran segar dan hati tenang, namun tidak bagi Dimas yang mendapat sebuah pelukan dengan penuh hasrat cinta, membuat suasana itu bercampur aduk tidak tau suana apa yang menyerang dia
"citra, dengerin aku. aku enggak kenapa-kenapa" ucap Dimas sambil terseyum
"bohong kamu ko gak dateng tadi seminar, aku khawatir banget sama kamu" rengekan citra sambil memeluk erat
"udah dibilangin beberapakali, aku itu ngak kenap kenapa" ucap dimas dengan yakin
"terus kenapa kamu nggak dateng, coba jelasin" ujar citra dengan lembut
"tadi itu aku tidur, mataku capek kemarin abis mabar sama Bimo" ucap Dimas dengan ketawa
"bener, nggak bohong"ucap citra dengan melepas dimas perlahan
"bener citra, terus kenapa kamu khawatir" ujar dimas dengan santay
seketika itu citra membeku, entah apa yang di pikiran citra namun dia begitu khawatir dan merasa terpukul ketika dimas sedang dalam kesulitan, pipi citra mulai me merah merona karna sangking malunya kenapa dia begitu khawatir kepada dimas dan kenapa dia memeluk dimas begitu erat layaknya seorang pacar yang mengkhwatirkan pacar kesayangan nya
"eeeuu.. kita teman, best friend forever, kamu kan udah pernah nyelamtin aku dari rem blong dulu, nah sekarng waktu nya aku bales budi" ngelesan citra dengan hati-hati
"citra, aku nolongin kamu karna allah, aku ihklas" ucap Dimas dengan pelan
citra pun langusng ter diam, mebeku berulang kali dia tidak percaya kenapa dan mengapa dia bisa bertemu dengan seorang pria yang baik, dengan pikiran yang aneh membuat citra mengeluarkan kata kata tanpa dia sadari
"dim aku cinta kamu" ucap citra amat pelan
"apa, kamu bilang ngomong nya jangan bisik-bisik gitu donk"ujar Dimas ke bingungan
"nggak nggak, aku bilang kamu baik banget" ucap citra dengan senyuman
Kenapa citra tidak langsung berkata jujur, dia berpikir belum waktunya untuk berkata itu mungkin suatu saat perkataan itu keluar bukan dari mulut citra melainkan dari mulut dimas, Kegiatan perusahaan sudah selesai semua, tinggal  beberapa hari lagi mereka berada di pangandaran, mereka pun menghabiskan dengan senang senang Dimas bermain bola dinpinngir pantai bersama bimo, dan Citra membeli oleh oleh berupa supenir-supenir lucu bersama Putri, hari demi hari telah mereka lalui dan sampai akhirnya merekan harus pulang dan meninggal kan pangandaran beach.
beberapa hari kemudian dimas harus pulang kampung karna dia harus menjenguk ibu nya yang sedang sakit parah, dia sudah menyiapkan baju baju yang sudah di kemas rapih di dalan koper, Dimas pun pergi ke kantor untuk meminta cuti kepada boss nya
"tok tok tok" suara ketukan pintu yang nyaring membuat boss menyaut ketukan itu
"masuk, ohh kamu bey ada apa"ucap boss
"ini loh pak boss, anu.. saya mau ambil cuti, ibu saya sedang sakit di kampung, apakah saya boleh cuti kira kira satu minggu"ucap dimas dengan sopan
"innalilahi, moga-moga beliau lekas sembuh ya.., yaudah saya izinin tapi kamu nya jangan telat dan harus tepat janji ya"
"insyaallah, makasih pak boss, yaudah saya permisi dulu mah siap siap"
Kepulangan Dimas ke kampung itu tanpa sepengetahuan citra, Bimo teman dekanya juga tidak tau kalau dimas mau pulang kampung
"Dimas mau kemana tuch bawa koper, kaya yang mau pulang kampung aja" ucap Bimo
"ini loh bim, maaf-maaf nih nggak bilang dari awal, gue mau pulang kampung dulu ibu gue sakit parah di kampung"ucap Dimas
"ya udah elu cepet-cepet pulang gih, hati-hati di jalan, inget gua nanti kalo udah nyampe kabarin aja"ucap Bimo
"iya iya, elu jagain rumah gua di sini"
"oke kaka, terus cewe lu udah di kasih tau belum, lu mau pulang kampung"
"cewe gue, yang mana" ucap dimas dengan bingung
"itu loh yang imut nama nya Citt"
"citra maksud lu, dia bukan pacar gue cuman temen doang, yaudah gua berangkat dulu ya bro, udah ada yang nungguan di luar" ucap dimas sambil menggendong koper
"ya hati-hati yak"ucap Bimo dengan melambaikan tangan
Dimas pun menaikan barang-barang nya ke atas taxi yang sudah di pesan, Hati yang khawatir membuat Dimas tak nyaman di perjalanan, kampung tempat Dimas lahir berada di Sumatra Barat dia asli keturun suku minang, Kenapa dia bisa nyasar ke Ciamis, karna menurut dia lebih jauh dari rumah lebih bagus untuk dia hidup mandiri dengan tenang, Di kantor citra membereskan pekerjaan nya dengan sangat teliti namun di hatinya ada perasaan yang tidak mengenakan.
"Bim,Dimas kemana si" ucap Citra
"ouh ibey, dia pulang kampung dulu ke padang orang tua nya sakit, mungkin dia ijin nya semingguan, ataw mungkin gak bakalan dateng lagi" ucap Bimo
"apa yang bener kami, sekarang dimas nya kemanna" ucap Citra dengan khawatir
"mungkin dia masih di terminal,soal nya baru betangkat"
"makasih ya" ucap citra sambil tergesa gesa
khawatir yang menyerang terus berturut turut melanda hati Citra, Seperti sebelah jiwa nya ada yang hilang yang seakan akan lenyap di telan bumi, mungkinkah ini CINTA dan apa sebenernya itu cinta, menurut pandangan Citra Cinta itu hanyalah bualan semata namun rasa ini berbeda seperti rasa yangvtak pernah ada, Kenapa citra menganggap CINTA adalah bualan semata karna dia mengalami kejadian yang membuat dia benci akan CINTA

ayam yang mencintai bebekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang