"Memilih menyembunyikan kebenaran dibandingkan mengungkapkannya agar salah satunya tidak tersakiti adalah pilihan yang sulit untuk dilakukan meskipun lambat laun sepahit apapun kebenaran pasti akan terungkap."
-Agaraya-
Kini waktu istirahat telah usai, semua murid kembali ke kelasnya masing-masing.
"Ehm, Ren kalau boleh tadi elo bicara apa sama Aga?" tanya Raya penasaran sebab baru pertama kali Aga bicara dengan Rain tanpa ada kehadiran dirinya. Bukannya dia tak bahagia melihat sahabatnya bahagia. Namun, dirinya hanyalah takut perlahan orang yang dia sayangi akan meninggalkannya mulai dari orangtuanya, sahabatnya kemudian Aga.
Apalagi entah berapa lama dia harus menyembunyikan semua itu hanya karena tidak ingin menyakiti perasaan sahabatnya.
"Cuman soal perasaan kok." Rain memainkan kedua jarinya dan menatap ke arah bawah. Beginilah sikapnya saat merasa malu untuk mengutarakan sesuatu padahal dengan sahabatnya sendiri.
"Elo malu ya?" celetuk Raya sambil menyenggol tubuh Rain.
Terdengar pengumuman dari sekolah.
"Assalamu'alaikum anak-anak karena hari ini ada rapat dadakan, dimohon untuk tetap di lingkungan sekolah. Boleh pulang setelah jam 10.00."
"Yeah ada jam kos."
"Asik bisa pulang lebih awal."
"Kalau tiap hari gini ya enak."
"Jadi ga perlu ngebul lagi otak gue."
Begitulah celotehan murid yang ada di kelas. Kini ruangan ini berubah seperti pasar. Ada konser dadakan di depan kelas. Ada yang milih baca buku, dan ada juga lebih memilih mengobrol
"Alhamdulillah Ren, jadi ga perlu mikir lagi. Bisa ngobrol lagi," celetuk Raya membuat Rain hanya tersenyum simpul.
"Iya Ray. Kalau jam kos terus tiap hari pasti lebih enak," balas Rain dibalas kekehan oleh sahabatnya.
Disisi lain Aga lebih memilih pergi ke pojok kelas dan membaca buku. Tapi yang dilakukan itu ada untungnya jadi secara ga langsung Rain dan Raya bisa puas ngobrol tanpa diawasi laki-laki itu.
"Pasti Ren, jadi maksud kamu gimana?" tanyanya kembali ke topik sebelum ada pemberitahuan ada jam kosong karena semua guru ada rapat dadakan.
"Gue nanya sama Aga kalau mencintai seseorang harus gimana? Berjuang atau diam saja?"
Rain mengubah posisinya jadi berhadapan ke arah Raya. Begitu pula dengan gadis itu mengubah posisinya agar lebih leluasa dalam mengobrol. Salah satunya yang membaca buku sendirian tinimbang bergaul dengan yang lain adalah laki-laki yang katanya akan selalu ada buat Raya.
"Terus gimana?" Raya mengerjapkan matanya membuat gadis itu sedikit malu untuk bercerita.
Rain mulai menceritakan tentang apa yang tadi diucapkan oleh Aga. Mulai dari tentang pertanyaan saat mencintai seseorang harus diperjuangkan atau diam saja lalu kalau orang dicintai itu deket sama orang lain karena terikat suatu perjanjian, tapi berharap banget sama orang itu balas membalas perasaan kita, sampai membuat orang lain itu untuk sedikit menjauh. Apakah yang dilakukan salah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Agaraya [END]
Teen Fiction"𝙺𝚒𝚝𝚊 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚙𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚔𝚒𝚛 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚍𝚒 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚍𝚞𝚔𝚊." ㅡ𝙰𝚐𝚊𝚜𝚊 𝙷𝚊𝚛𝚢𝚖𝚞𝚛𝚝𝚒ㅡ Aga dan Raya tidak salah hanya ingin saling menjaga justru berujung kesalahfahaman karena yang salah adala...