******
"Nabila," panggil Azriel dengan nada pelan. Bila pun mendongak, dia tersenyum senang melihat orang yang ditunggu-tunggunya akhirnya datang.
"Lo dateng juga," ucap Bila seraya berdiri.
"Kenapa masih di sini?" tanya Azriel mengarahkan payung itu ke Bila.
"Gue kan udah janji gak akan ninggalin lo," jawab Bila masih menampilkan senyum senangnya.
Azriel menghela napas kasar. "Kenapa gak duluan aja? Lo nungguin gue selama lima jam, apalagi hujan." Dia ingin tau jawaban Bila.
"Gue gak mau ingkar janji," balas Bila menatap Azriel dengan tatapan tulus.
"Maaf, maaf, maafin gue." Kedua mata Azriel berkaca-kaca.
Bila mengerutkan keningnya. "Maaf buat apa?" tanyanya.
Azriel diam sesaat, lalu menggeleng pelan. "Nggak. Lupain aja. Ayo, pulang!" ajak Azriel menarik tangan Bila. Untungnya dirinya selalu membawa jas hujan.
Gadis itu menganggukkan kepalanya. Mereka pun pergi meninggalkan kawasan sekolah. Di perjalanan, Azriel benar-benar merasa sesak oleh rasa bersalah. Mengingat enam hari lagi yang harus dia lakukan untuk membuat Bila menderita.
"Mandi, makan, langsung tidur. Jangan begadang," suruh Azriel seraya menerima helm dari Bila.
"Oke." Bila mengangguk dengan senyum manisnya.
"Baru pulang? Dari mana aja?" tanya Arga seraya memegang gagang payung. Hujan masih turun dengan deras.
"Kakak ada di rumah?" Bila malah bertanya. Raut wajahnya terlihat terkejut, apalagi Azriel.
"Mama nyuruh pulang," jawab Arga membuat Bila mengangguk paham.
"Aku baru selesai ngerjain pr di rumah teman." Kini gadis itu yang menjawab pertanyaan dari kakaknya.
"Oh, gitu. Cepat masuk, nanti kamu masuk angin," suruh Arga dengan lembut, seperti seorang kakak kepada adiknya.
"Iya, Kak." Bila kembali mengangguk, lalu melambaikan sebelah tangannya ke arah Azriel yang membalasnya. Setelah Bila masuk, tinggallah Azriel dan Arga di depan rumah yang sangat besar dan mewah.
"Apa yang lo lakuin sama adik gue?" tanya Arga yang mengenali Azriel meskipun pria itu memakai helm.
"Ngebiarin dia nunggu gue selama lima jam di parkiran sendirian," papar Azriel santai. Ucapannya sontak membuat Arga terkejut.
"Lo serius nurutin perintah gue? Wah, saking penasarannya, ya?" Arga bertepuk tangan, payungnya dibawa oleh Bila.
Azriel diam, seperti biasa dia menatap Arga dengan tatapan datar.
"Buat dia lebih menderita, kalo bisa sampai tertekan dan menangis seharian gara-gara lo," bisik Arga serius. Azriel terkejut, ternyata Arga bersandiwara di depan Bila.
"Lo kakak kandung Bila?" tanya Azriel memastikan.
Arga tersenyum sinis, lalu dia menjawab, "Lebih tepat, kakak tiri."
Azriel sontak membulatkan kedua matanya. Arga menepuk bahu pria yang masih terkejut itu, lalu dia masuk dan menutup gerbangnya. Azriel masih tidak menyangka. Dia pun memilih untuk segera pulang, berhubung hari sudah malam.
******
"Bila, gue boleh nanya?" tanya Azriel terlihat ragu-ragu.
"Nanya apa?" Bila penasaran.
"Pas gue antar lo pulang, ada cowok. Dia siapanya lo?" Meskipun sudah tau jawabannya, Azriel tetap bertanya.
"Oh nanya itu. Cowok kemarin itu, abang gue," jawab Bila seperti biasa tersenyum ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happened? (TAMAT)
Novela Juvenil**** Bagaimana rasanya dijauhi oleh semua murid secara tiba-tiba? Nabila hanya merasa bingung sekaligus ingin tau alasan mereka melakukan itu. Jika hanya beberapa orang, ia memaklumi, mungkin orang itu tengah mempunyai masalah. Namun, ini semua muri...