Hari yang indah bukan, matahari pagi yang menyinari hingga ke pelosok negara, orang-orang yang berlalu lalang berangkat berkerja, kereta yang tak ada hentinya untuk beroperasi, anak anak yang di antar bersekolah dengan orangtua mereka, ada kalanya mereka berangkat bersama teman-temannya, hiruk-pikuk kota yang semestinya.
Di apartemen tak terlalu besar terdapat ibu single parents sedang memasak sarapan pagi dengan resep penuh cinta kebanggaannya, sang anak yang masih terlelap terkejut dengan teriakan sang ibunda.
" Ana, bangun kau sudah terlambat sayang, turunlah ibu sudah membuatkan bubur kesukaan mu " teriak sang ibunda yang ternyata bernama Nora.
Nora selesai dengan acara memasaknya dan menyiapkan bubur di atas meja lengkap dengan susu stroberi kesukaan sang anak, tak merasakan tanda-tanda anaknya itu bangun, ia bergegas untuk menyusul sang anak di kamarnya.
Nora begitu terkejut setelah membuka pintu kamar anaknya, bagaimana tidak kertas yang berserakan di lantai berbagai gambar tak beraturan, warna yang tercoter di mana-mana, Nora segera menghampiri anaknya dan menggoyangkan tubuhnya pelan.
" ana bangun, Liana ayolah sayang ini sudah siang apa kau tidak sekolah, ibu akan menghukum mu nanti cepat bangun "
Setelah tak ada tanda tanda pergerakan, Nora tak segan segan untuk memukul pantat anaknya karena geram tak kunjung bangun.
" Astaga ibu ini sakit " teriak Liana merasa sakit di bagian pantatnya " lihat sepertinya pantat ku memerah " sambil memanyunkan bibirnya.
" Cepat bangun, kau harus sekolah biar ibu yang membereskan kamar mu, astaga lihat kandang babi bahkan lebih rapi " celoteh sang ibunda
" Baiklah baiklah keluarlah dulu aku akan mandi dan sarapan lalu berangkat ke sekolah hm kau senang ibu ? "
Liana bergegas mencium pipi ibunya lalu mendorong pelan punggung ibunya menuntun agar keluar kamar, sang ibu hanya geleng-geleng kepala dengan anak semata wayangnya itu.
------
" Ahhh "Terlihat sosok pria jangkung mengenakan jas kantor sedang duduk di kursi meja kerjanya, dilihatnya jam arloji dengan merk ternama itu, menunjukkan pukul 07:24
" Aku sudah bekerja terlalu lama, aku akan istirahat sebentar lalu pulang " ucapnya sambil memejamkan mata.
Tak berselang lama ia memejamkan mata untuk meringankan lelahnya terdengar pintu ruangan itu di ketuk " tok tok tok "
Pria jangkung itu terkejut segera membuka mata dan menyuruh seseorang untuk masuk
" Iya masuklah "
Seseorang dengan seragam sama sepertinya tak terlalu tinggi bila berdampingan dengan pria jangkung itu tapi terlihat tinggi bila berdampingan dengan orang lain, cukup menarik.
" Pak ini berkas berkas terkait masalah keuangan Minggu ini di perusahaan kita " ucap pria itu pada pria jangkung dan memberikan berbagai berkas di tangannya.
" Baiklah David aku akan melihatnya di rumah, aku sudah lelah dan mengantuk urus semuanya saat aku pulang, dan batalkan semua janji makan siang dengan kolega siang ini aku akan kembali sore nanti dan siapkan jadwal pada sore hari "
Jelas pria jangkung itu dan di balas anggukan dari David.
Pria jangkung itu pun berdiri dan membereskan berkas berkas serta memasukkan semua ke dalam tas nya, sebelum keluar ruangan ia menepuk pundak sang sekertaris.
" Hei panggil saja aku Ares saat kita hanya berdua "
" Tidak kita masih berada di lingkungan kantor " ucapnya sambil menunduk.
" Terserah kau saja, aku merindukanmu di rumah nanti malam ayo bermain game bersama di kamarku " tawar pria jangkung itu yang ternyata bernama Alares.
" Baiklah, pulanglah kau terlihat sangat lesu, jelek sekali, wanita mana yang akan melihat lelaki kumuh sepertimu " tawa David.
" Hei hei kau berani dengan atasan mu, aku ini mau bagaimanapun tetap tampan " ucap Ares dengan gelagat sombongnya.
" Sudah lah pulanglah ibu sudah menunggu " suruh David
" Baiklah, kalau ada kendala atau masalah apapun hubungi aku "
Di balas hanya anggukan oleh David.
Alares segera keluar kantor, banyak sang mata melihat betapa tampannya lelaki jangkung di depan mereka, sambil menundukkan kepala mereka sadar bahwa lelaki tampan itu adalah atasan mereka.
-----
Hiruk piuk kelas tak terkendali saat jam istirahat berlangsung, terlihat ada yang makan siang dengan bekalnya, ada yang hanya bermain game ataupun tidur di lantai, ada yang melemparkan barang ke sana dan kemari sangat ramai, dan sosok remaja perempuan terlihat sedang menjaili temannya yang sedang membaca buku di mejanya.Liana sedang memainkan poni temannya yang membaca buku
" Hei ana hentikan aku tidak fokus " gerutu jovanka teman Liana yang terlihat sangat fokus membaca buku komik kesukaannya, jika kalian berfikir dia belajar kalian sangat keliru.
" Astaga jova aku ini lapar ayo kita ke kantin jam istirahat sebentar lagi akan habis " rengek Liana sambil memegang perutnya yang sedikit buncit itu.
" Ck kau merepotkan ku saja " gerutu jova tapi langsung tersenyum melihat temannya yang imut imut itu, ehmm tidak amit amit lebih tepatnya
" Baiklah ayo " jova pun menggandeng temannya itu menuju kantin dan di balas gandengan erat Liana.
Sampai di kantin banyak kursi yang sudah terisi Liana celingak-celinguk meliahat di mana sekiranya kursi yang kosong itu, ia melihat ada 4 kursi kosong di pojok kiri, sayangnya meja itu sudah ada yang menempati.
Jova yang melihat tatapan Liana dan menuntun matanya untuk melihatnya juga segera menarik Liana menuju meja itu.
" Hai everybody apa kalian membutuhkan wanita cantik seperti kami di meja kalian yang terlihat cukup kosong dan tidak menarik bila hanya di tempati 2 orang " tawar jova yang suara cukup cempreng hingga terdengar di seluruh pelosok kantin.
Satu lelaki hanya cuek tak menghiraukan, tapi satunya terlihat semangat menanggapi.
" Kau ini pita suaramu tak lepas ha ? Haha dasar, duduk lah tak ada tempat lain semuanya penuh " suruh lelaki itu bernama Brian sambil memegang sendok makan bakso yang ia pesan.
Liana dan jovanka pun tersenyum dan segera duduk, jova yang duduk di samping Brian dan Liana yang duduk di samping pria cuek bernama Aldar.
" Tunggu aku belum memesan biar aku pesankan " ucap jova lalu berdiri memesan makanan tidak lupa minuman dan segera kembali untuk menikmati makanan mereka, di sela sela makan mereka tertawa akibat lelucon garing Brian, Aldar terlihat tak tertarik, tapi lebih tertarik dengan wanita di sampingnya ini Liana.
•
•
•
•Huhuuu akhirnya apa terlalu pendek ? Maaf bila ada typo dalam penulisan selamat membaca
- author -
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOCO PIE
Teen FictionLiana, entah bagaimana menjelaskan cerita hidupnya, apakah beruntung ataukah malah menyedihkan. Berawal dari masalah uang, yang tentu saja kita semua tak akan pernah bisa terhindar dari urusan kertas bernilai untuk bertransaksi, uang bisa membuat ma...