Dulu, saat adiknya dalam pengasingan, terhina, sakit dan patah hati, Lan Xichen pikir dia tahu dan mengerti rasa sakit yang ditanggung adiknya itu. Namun kini, saat akhirnya roda takdir berputar, Lan Xichen berpikir, 'apa sesakit ini yang dulu Wangji rasakan?'
Lan Xichen tidak tahu sejak kapan dia punya rasa terhadap pria kecil berlesung pipi yang akhirnya menjadi saudara sesumpahnya. Entah itu saat pertama pertemuan mereka. Saat Jin Guangyao, yang dulu bernama Meng Yao. Entah juga dia jatuh cinta pada kegigihan pemuda itu saat Sunshoot Campaign. Mungkin juga Lan Xichen jatuh cinta pada ketabahan dan kesabaran Jin Guangyao walau dia terus disalah pahami oleh orang lain. Termasuk Nie Mingjue.
Namun, dalam satu malam itu semua hancur.
Senyum itu penuh kebohongan. Penuh darah dan nanah menjijikan dari borok yang dia sembunyikan. Penuh pula daging busuk yang diam-diam dia makan demi yang dia sebut kemuliaan.
Lan Xichen tidak mengerti lagi. Pikirannya gelap bagai sekam. Dia buta dan bodoh. 'Lalu kini, apa itu hitam? Apa itu putih? Mana yang salah dan mana yang benar?'
Manusia tidak ada yang sempurna. Selalu memiliki borok. Selalu memiliki bisul. Lalu, kenapa manusia-manusia itu menuntut kesempurnaan pada manusia yang lain?
Jin Guangyao hanyalah manusia. Ya, dia patut membenci. Dia pantas mendendam. Dia terhina sedari belia hanya karena ibunya sundal. Meski begitu, dia tidak berhak juga membunuh dan melakukan segala kejahatan yang sekali lagi Lan Xichen tidak mau urutkan satu persatu.
Meski begitu, lelaki itu pernah menjadi sosok manis yang menghuni hati seorang Zewu-Jun. Mengobrak-abrik isi perutnya dengan kupu-kupi berwarna-warni. Menggelitik tiap inchi kulitnya hingga dia merasa sesak dan panas tiap kali memikirkan lesung pipi yang muncul tiap kali dia tersenyum.
Lan Xichen lebih pintar dalam merasa dari pada adiknya. Dia tersenyum begitu cerah hingga mungkin membuat mentari malu. Dia tahu dia jatuh cinta dan dia bahagia. Dia tidak peduli meski itu bukanlah cinta yang normal karena sejatinya cinta itu antara Adam dan Hawa. Dia hanya ingin mencinta.
Pada hari pernikahan Sang Pujaan hati dengan seorang wanita cantik bermarga Qin, Lan Xichen tersenyum bagitu manis. Dia bahagia saat cintanya akhirnya menemukan apa itu cinta dan apa itu kemuliaan. Dia bahagia meski dia akhirnya merasa apa itu pahitnya patah hati cinta pertama.
Namun, saat itu dia merasa bersyukur. Meski tak dapat memiliki, tak dapat ia merasa dan mencumbu yang dicintai, setidaknya lelaki itu hidup. Dia sehat dan bahagia. Mendapatkan apa yang harusnya ia dapatkan sebagai seorang putra dari kepala sekte Jin.
"Er-Ge, saat kau menikah nanti, izinkan aku membantu menyiapkan pestanya! Kau adalah orang terbaik yang pernah kutemuk, kau harus dapat pesta pernikahan terbaik juga!"
Lan Xichen ingat betul janji itu. Jin Guangyao tersenyum begitu lebar. Satu dari sedikit senyum yang Lan Xichen yakini mengandung ketulusan murni. Meski begitu, saat itu Lan Xichen hanya tersenyum kecil seperti biasa. Wajahnya melembut dan tangannya meraih pucuk kepala Jin Guangyao untuk dia usap. Gestur seorang kakak pada adiknya.
Hanya saja, setelah itu Lan Xichen menatap lama telapak tangannya. Berjanji untuk tidak lagi menyentuh lelaki itu. Dia telah milik orang lain dan Lan Xichen tidak memiliki hak apapun untuk menyentuhnya. Lan Xichen berpikir dalam hati, bertanya-tanya apa mungkin suatu hari dia bisa melupakan dan akhirnya menikah?
Nyatanya waktu berbohong. 10 tahun berlalu sejak pernikahan Jin Guangyao dan Lan Xichen masih memendam rasa. Kemudian dua tahun tambahan setelah kematian Jin Guangyao dan terbongkarnya semua busuknya, tapi, rasa itu masih tetap ada.
Lan Xichen, oh, Lan Xichen... Apa kau benar-benar sebodoh ini?
Dulu, adiknya Lan Wangji juga melakukan pengasingan selama dua tahun setelah Wei Wuxian-nya meninggal. Meski berwajah datar minim ekspresi, Lan Xichen bisa melihat jelas luka adiknya itu. Namun begitu kuat Sang Hanguang-Jun itu. Setelah keluar dari pengasingannya, Lan Wangji segera kembali melakukan kegiatannya seperti biasa. Mengajar, berlatih, berburu malam. Ah... Dia juga merawat seorang anak, A-Yua, yang sekarang lebih sering dipanggil Lan Shizui. Anak yang sama yang dirawat oleh Tuan Muda Wei.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Sekte Lan
FanfictionHanya cerita pelipur lara sehabis nangisin kakanda Xichen di episode 11 season 3😌 * Bila mana Tuhan akhirnya membuat hatinya terbuka kembali, dia akan begitu berterima kasih. Bila pun tidak, dia juga akan tetap berterima kasih. Dia hanya meminta ke...