(Y/N) POV
Aku... tidak mengerti.
Apa yang sebenarnya terjadi sampai-sampai aku harus tidur di sebuah ruangan—aku lebih suka menyebutnya tempat gelap, berdebu, dan... aku tidak tahu lagi harus mengatakan apa. Aku berani bertaruh bahwa pakaianku sekarang terlihat sangat kotor. Rasanya seperti disimpan di dalam gudang.
Aku bergerak duduk setelah bersin sekitar empat kali sejak aku membuka mata. Ketika melakukannya, aku mendengar suara dramatis dari tubuhku yang juga terasa kaku secara tidak wajar. Seolah-olah, aku tidak pernah bergerak dalam waktu lama. Pertanyaannya, berapa lama aku tertidur?
Mungkin satu bulan, atau paling parah, satu tahun?
Karena siapapun yang meletakkanku disini sepertinya berpikir bahwa aku tidak akan terbangun dalam waktu singkat, atau... berpikir bahwa aku tidak akan pernah bangun lagi. Tapi jujur saja, ketika aku berpikir bahwa aku mungkin saja diabaikan, rasanya sedikit menyedihkan. Ya, hanya sedikit menyedihkan. Tidak perlu dibesar-besarkan, dan tidak perlu dibahas lagi.
Tapi, memikirkan kemungkinan lain, bagaimana jika aku disandera?
Baiklah, cukup. Aku tidak bisa membiarkan ini.
Aku berusaha berjalan untuk menggapai dinding. Lagi, selama aku melakukannya, aku terus mendengar bunyi tidak wajar dari tubuhku yang digerakkan. Apa ada masalah dengan tubuh ini yang tidak kutahu? Namun, pikiran itu langsung buyar begitu aku melihat seberkas cahaya emas, berasal dari simbol yang menyala di sebuah dinding.
Oh, bukankah ini segel yang dibuat Rex Lapis? Jika segel seperti ini, seharusnya aku bisa membukanya tanpa kesulitan. Semoga saja, segel ini memang dibuat agar aku bisa membukanya. Dan yang lebih penting, semoga ini mengarah pada pintu keluar. Aku memusatkan elemen geo di ujung jemariku, dan mulai mengotak-atik segel itu berdasarkan ingatanku. Maksudnya, berdasarkan apa yang sudah diajarkan padaku.
Terbuka! Syukurlah aku tidak perlu berteriak meminta tolong agar dikeluarkan dari tempat ini. Lagipula, karena tidak mengetahui lokasiku dengan jelas, sejujurnya aku ragu akan ada seseorang yang mendengar teriakanku. Aku pasti sudah berlari keluar jika saja sinar matahari pagi tidak menyorot mataku tanpa ampun. Spontan, aku menutupi wajah dengan lengan pakaianku yang panjang.
"Hatchi!" Aku bersin lagi, terima kasih pada debu tebal yang menempel di lengan pakaianku.
Ugh, aku tidak peduli dengan apapun lagi. Pokoknya, aku harus mencari tempat untuk mandi. Sekarang. Bahkan dengan kenyataan bahwa aku juga sangat lapar, semua itu bisa menunggu. Aku berjalan keluar setelah memberikan waktu bagi mataku untuk menyesuaikan diri. Oh, rupanya tempat ini hanya Jueyun Karst. Tidak ada yang perlu kukhawatirkan. Begitu pikirku setelah mengamati keadaan sekitar.
Posisiku saat ini berada di lereng Gunung Aocang, Jueyun Karst. Aku mengenalinya dari pemandangan gunung-gunung batu yang menjulang menembus awan ketika aku menoleh ke arah kanan. Pemandangan ini mengingatkanku pada sesuatu. Dulu, tepatnya lebih dari lima puluh tahun yang lalu, aku sering pergi ke puncak gunung-gunung itu untuk mengambil beberapa tangkai bunga Qingxin... karena seorang temanku terlihat menyukainya.
Aku tersenyum dan bergegas melanjutkan langkah. Mungkin, aku akan memetik beberapa Qingxin nanti. Bukan hanya itu. Aku juga ingin melakukan hal-hal lain yang membuatku senang. Dengan kata lain, aku ingin kembali berhubungan dengan dunia luar setelah terkurung sekian lama—percayalah padaku bahwa itu tidak menyenangkan sama sekali. Lagipula, aku memang sudah diperbolehkan untuk kembali berkeliaran.
Omong-omong, jika aku terus mengikuti jalan ini hingga sampai ke puncak Gunung Aocang, seharusnya aku akan sampai di kediaman Cloud Retainer. Beliau mungkin saja sedang sibuk untuk merakit penemuan-penemuan baru, dan jujur saja aku tidak ingin mengganggunya hanya karena ingin menumpang mandi. Tapi, apa boleh buat? Kebutuhan adalah kebutuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Torch ( Xiao x Reader ) -Genshin Impact Fanfiction-
ФанфикMereka mengatakan hal-hal mengerikan tentang pemuda itu. "Dia sudah merenggut jutaan nyawa." "Bukankah dia mantan bawahan dewa 'itu'? Kalau begitu dia tidak pantas berada di sini." "Kudengar dia adalah pertanda buruk." "Apa yang sebenarnya tuan kita...