Dear diary,
ini Taehyun...Hari ini hari yang panjang...
<————««◆»»————>
Kang Taehyun, tiga belas tahun kala pertama kali bertemu dengan si tengil Beomgyu. Saat itu mereka hampir menjadi musuh.
Taehyun si anak cerdas, teladan, namun terkesan culun dan dimanfaatkan. Berbeda jauh dengan Beomgyu yang sering jahil, malas, namun terkenal karena nakal dan dijauhi hampir semua orang.
Siapa yang mau berteman dengan si banyak masalah?
Siapa yang mau berteman dengan si culun?
Pemikiran anak yang baru mengalami pubertas. Sekiranya begitu yang membuat mereka saling tidak suka satu sama lain.
Taehyun yang tidak suka buat masalah, dan Beomgyu yang tidak suka ketika dibanding-bandingkan dengan siswa culun bernama Taehyun.
Beomgyu yang berusaha punya lingkar pertemanan, dan Taehyun yang berusaha berguna bagi lingkar pertemanan yang jahat. Berujung dengan dimanfaatkan.
"Hyun, boleh lihat PR-mu?"
"Taehyun, minta tolong PR matematikaku, dong. Aku harus mengerjakan esai yang ini."
"Eh, boleh lihat esaimu?"
"Hyun, nanti waktu ulangan jangan lupa ya..."
"Taehyun, kamu ke kantin? Minta tolong belikan roti ya?"
Taehyun tidak memprotes. Selama orang orang itu mau menjadi temannya, dia tidak keberatan dimanfaatkan.
Setidaknya begitu perspektif Taehyun dulu.
Taehyun ingat kalau di kelas, dia akan sibuk dengan tumpukan PR teman-temannya, sementara yang lain mengobrol.
Bahkan siang ini, dia lembur sebentar karena tugas biologinya belum sempat disentuh. Akibat terlalu fokus membantu yang lain.
Beomgyu waktu itu berniat membolos piket. Tapi berakhir ketahuan ketua kelasnya di warnet dekat sekolah, diseret sampai kelas dan dihadiahi sapu.
"Cuma kamu yang belum pernah piket di kelas ini. Nanti kamu tidak dapat poin dan bisa tinggal kelas," petuah si ketua kelas.
Beomgyu mencibir. Menyapu kelasnya dengan asal, namun terdiam saat menyadari Kang Taehyun di bangku ujung, belum pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serangkai, Katanya [✔]
Hayran Kurgu[ғᴀᴍɪʟʏ - ғʀɪᴇɴᴅsʜɪᴘ, ᴍɪɴᴏʀ-ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ] Serangkai, katanya. Berhubungan dan tidak bisa dipisah. Serombongan, bertaut, kemudian tertawa layaknya orang paling bahagia di muka bumi. Katanya sih begitu. copyright, 2021.