"Perundungan harus dihapuskan agar tidak ada korban yang berjatuhan lagi. Sebab secara tidak langsung ucapan/perbuatan dikira hanya main-main bisa membuat orang yang menjadi trauma dan merusak mental lalu melukai hatinya.
-Agaraya-
Tidak terasa waktu telah menunjukkan pukul 10.00 WIB. Semua murid di SMA Demantara bersiap untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
"Ren, gue balik dulu ya," pamitnya seraya melambaikan salah satu tangannya ke arah sahabatnya.
"Iya, babay." Rain membalas lambaian tangan gadis itu sambil tersenyum simpul.
Gadis kini tengah berada di parkiran motor, dia memakai helmnya dan hampir menancap gas di motor sportnya membuat siapa saja yang melihatnya akan tercengang akan penampilannya. Guru-guru pun sudah terbiasa mendengar suara bising motornya. Yang terpenting gadis itu tidak membuat masalah.
Memang di sekolah ini hanya Raya lah satu-satunya perempuan yang menggunakan motor sport layaknya anak geng motor. Lainnya hanya menggunakan matic biasa.
Meskipun sikap gadis itu ketus dirinya tak pernah membuly seseorang. Bahkan dia melindungi orang yang dibuly salah satu orang yang ditolongnya adalah Rain.
Hal ini mengingatkannya kepada ingatannya waktu pertama kali bertemu dengan Rain saat SMP dulu.
****
Saat itu ada seorang gadis lugu dan kutu buku tengah membaca buku di perpustakaan.
Banyak sekali teman-temannya yang mengerubunginya dengan kata-kata hujatan yang amat menyakitkan.
"Ren, ga sekalian bukunya di makan haha!" Sorak salah satu perempuan yang mengerubunginya.
"Udah cupu, kutu buku ga sekalin masuk ke dalam buku."
"Pantesnya cewek kek gini dikasih pelajaran biar kapok."
Gadis yang diejek oleh temannya habis-habisan hanya termenung menunduk ke bawah tidak berani memperlihatkan wajahnya ke arah temannya.
Disisi lain ada gadis lain yang habis bertanding basket tanpa sengaja melewati perpustakaan melihat gadis yang dirundung oleh teman-temannya langsung membuatnya ingin memberi pelajaran kepada cewek-cewek perundung itu.
"Heii, kalian berhenti." Teriak gadis itu membuat seluruh pasang mata menyorot ke arahnya.
Saat ini penjaga perpustakaan lagi pergi karena ada hal penting untuk diurus makanya kondisi perpustakaan jadi rusuh dan ricuh.
"Siapa lo? Sok jadi pahlawan kesiangan aja," sarkas salah satunya cewek yang merundung gadis kutu buku yang ada di depannya.
"Ga ada angin ga hujan ganggu hidup orang aja," celetuk salah satunya cewek dengan rambut sebahu.
"Ga ada kerjaan aja ikutan," tambah salah cewek dengan tatapan sinis.
Gadis yang merasa sudah tidak lagi menahan amarahnya langsung mengepalkan tangannya. "Jangan panggil gue Hiraya Armana kalau gue ga bisa ngasih pelajaran ke kalian semua." Gadis yang bernama Raya itu tersenyum dengan smriknya.
Lantas siswa-siswi lain yang melihat kejadian ini langsung terpana oleh sikap Raya, sebab baru pertama kali ada yang berani melawan ketiga cewek yang hobinya ngerundung orang lain. Lainnya hanya takut apalagi ketiga berasal dari keluarga berada.
"Itu bukannya cewe yang suka main basket," celetuk salah satu siswi yang melihat kejadian ini.
"Bener yang suka bertarung sama Bintang," tambah gadis di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agaraya [END]
Teen Fiction"𝙺𝚒𝚝𝚊 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚙𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚔𝚒𝚛 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚍𝚒 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚍𝚞𝚔𝚊." ㅡ𝙰𝚐𝚊𝚜𝚊 𝙷𝚊𝚛𝚢𝚖𝚞𝚛𝚝𝚒ㅡ Aga dan Raya tidak salah hanya ingin saling menjaga justru berujung kesalahfahaman karena yang salah adala...