"Ini pesanan Anda."
Suara itu menggugah lamunan seorang gadis berambut hitam sepunggung. Fenny Dharmawan tersenyum simpul yang memperlihatkan lesung pipitnya. Dia menerima bungkusan kotak berisi makanan pesanannya itu dari waitress cafe. Gadis itu kemudian meraih kacamata baca yang bertengger di hidungnya lalu memasukkannya ke dalam kotak. Sementara itu, dia juga merapikan laptop yang ada di atas meja ke dalam tas.
Cafe yang terletak di dekat area kampus itu memang menjadi spot bagi mahasiswa yang ingin nongkrong sambil mengerjakan tugas kuliah. Selain karena fasilitas Wi-Fi, makanan yang disediakan pun enak dan harganya terjangkau oleh kantung mahasiswa. Fenny sengaja memesan satu porsi tambahan untuk dibawa pulang. Saat sudah keluar dari bangunan cafe, dia melihat sebuah mobil taksi di dekatnya.
Fenny baru saja akan membuka knop pintu mobil ketika seseorang tiba-tiba menahannya. Kedua matanya membelalak kaget melihat sosok yang sedang tersenyum ke arahnya itu. "Pram?" Nama pria yang selalu dirindukannya tiap detik kini muncul di hadapannya. Tatapannya terpaku pada wajah pria itu, sementara Pram berbicara pada supir taksi dan membatalkan pesanan. Laki-laki itu menggandeng tangan Fenny lalu menuntunnya berjalan ke arah mobilnya terparkir.
"Hari ini kamu nggak kerja?" Fenny melontarkan pertanyaan itu usai memasang sabuk pengaman. Di sebelahnya, Pram sudah memegang kemudi dan mobil pun mulai melaju di jalan raya.
"Aku kangen sama kamu." Jawaban singkat itu membuat semburat merah muncul di kedua pipi Fenny. Gadis itu tersenyum malu sambil melihat pemandangan dari jendela.
"Aku senang banget ketemuan, apalagi ini hari jadi kita," ucap Fenny sambil tersenyum lebar. Tadi saat dia sedang ada di cafe, dia menerima pesan singkat dari Pram. Tanpa pikir panjang, dia memberitahu lokasinya. Rupanya pria itu justru menyusulnya ke cafe dan muncul di hadapannya secara tiba-tiba. Hati Fenny langsung berbunga-bunga mendapatkan kejutan kecil seperti ini.
"Ya, karena ini hari yang spesial makanya aku ingin menghabiskannya denganmu," ujar laki-laki itu.
Pram tersenyum lembut, namun ketika Fenny tidak melihat, laki-laki itu memutar bola matanya. Hari jadi? Hal itu tidak pernah membersit sekalipun di dalam benaknya. Dia hanya ingin membuat Fenny gembira agar gadis itu menuruti keinginannya. Dan keinginannya adalah...
"Fen, kamu sempat ketemu Hanah lagi di kampus?" tanya Pram.
Fenny menoleh ke arahnya lalu menjawab, "Nggak, karena sekarang lagi masa skripsi, mahasiswa jarang ke kampus."
"Kupikir sekalian ajakin dia bareng biar kalian bisa lebih dekat..." Walau yang diucapkan di bibir demikian, namun Pram merasa marah dalam hatinya. Jika sudah seperti ini, peran Fenny tidak terlalu penting lagi.
"Yah, sejak awal memang aku nggak begitu dekat dengan dia. Dia punya sahabat dekat sih namanya..."
Pram tidak terlalu mendengarkan kata-kata Fenny. Semua yang gadis itu sebut sudah menjadi pengetahuan umum baginya. Dia sudah tahu siapa teman dekat Hanah. Sebetulnya, laki-laki itu ingin mendekati Hanah begitu gadis itu selesai wisuda. Dia bahkan sudah berusaha menutupi perasaannya ke Hanah dengan memacari orang lain agar Hanahnya tidak kabur lagi darinya. Tetapi, memang Hanahnya adalah seorang yang memiliki hati dingin. Gadis itu bahkan tidak pernah pulang selama tiga tahun sejak mulai tinggal di kos-kosan.
Beberapa kali Pram sempat menghubungi Hanah, meminta bertemu, namun Hanah selalu berkelit dengan banyaknya tugas kuliah. Pada akhirnya, sekali pun dia tidak bisa melihat wajah gadis itu. Sampai suatu ketika, Hanah pulang saat dia sedang dinas ke luar kota. Hatinya panas. Pram langsung memesan tiket supaya bisa segera pulang. Namun ketika dia bertemu kembali dengan Hanah, gadis itu tetap memberikan reaksi dingin kepadanya. Kemudian hal yang di luar perkiraannya terjadi. Tiba-tiba Hanah membawa seorang lelaki pulang ke rumah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Behind Marriage (Completed)
RomanceBagi Sam, Hanah adalah alat yang ia perlukan untuk membuat kakek memilihnya menjadi penerus bisnis keluarga. "Buktikan pada kakek bahwa kamu bisa membentuk sebuah keluarga. Dengan begitu, kakek akan membuat kamu menjadi penerus satu-satunya bisnis k...