"Aku ga tau, dan gaakan pernah tau, bahwa mencintai kamu sesulit ini"
"Maaf, tapi kisah kita ga sepanjang apa yang kita harapkan"
"Semoga kita dipertemukan di kehidupan selanjutnya, dengan takdir untuk menua bersama."
ᵈᵉʷᵐᵘᶠᶠᶦⁿˢ
"Raden kamu janji ya? Tunggu aku pulang ke Surabaya, baru kita pacaran? Karna kalau sekarang, kita masih kecill :("
"Iya Raden janji Jiwa !"
"Surabaya, 2006"
Sudah 15 tahun lamanya aku tidak menginjakan kaki ku ke Surabaya, ya aku kembali setelah 15 tahun lamanya, aku tidak bisa sabar, sungguh.Aku sedang ada di dalam pesawat dengan tujuan ke Surabaya. Tentu aku tidak sabar, menanti janji ku dengan Raden 15 tahun lalu, di Surabaya tentunya.
Sesampainya aku di Surabaya tepatnya di rumah lama ku, Ah suasana nya masih sama ya? Tapi beberapa bangunan ada yang sudah berubah tentunya, apakah Raden ada dirumah?
Aku memberanikan diri untuk pergi kerumah Raden, aku sungguh rindu padanya, sungguh.
"Assalamualaikum"
Aku mulai mengetuk pintu yang sudah terbuka sedikit."Waalaikumsalam" itu bu Amila, Ibu Raden.
"Loh, Jiwa? Kapan pulang ke Surabaya? Ya Allah, udah gede ya kamuuu, udah makin cantik ajaa, kita ga ketemu udah berapa lama ya? 15 tahun kalau ngga salah Ibu"
"Ahahahha iya Bu, Jiwa baru aja sampe kok. iya Bu emang udah lama banget kita ga ketemu. Bu, Raden nya ada?
"Oh ada kok, sebentar ya ibu panggil kan"
"Iya Bu"
Itu dia..
Raden Bagaskara.
Sudah lama aku tidak melihat dia, rindu..
Sungguh."Jiwa? Ini beneran kamu?"
Raden bertanya, dengan senyum manisnya."Iya, ini Senjiwa teman masa kecil kamu Raden"
"Gilaa, kangen banget gue, udah lama ya kita ga ketemu. Tapi sayang banget gue gabisa ngobrol banyak sama kamu, cewe gue nunggu soalnya"
Jujur aku langsung terdiam bisu, apakah aku tidak bermipi? Raden mengatakan itu?
"Raden? Maksud kamu? Kamu lupa sama janji kita?" Aku menahan air mata ku, sungguh sakit rasanya.
"Hah? Janji apaan dah?"
"Janji kita 15 tahun lalu"
"Ohhhh, janji itu? Itu kan cuman janji bocah doang wkwk"
Ah, janji bocah ya? Selama ini aku selalu berharap pulang ke Surabaya untuk janji itu, tapi ya sudahlah.
Aku pergi dirumah itu dengan kondisi ku yang menahan tangis, sakit rasanya.
Aku tidak ingin pulang kerumah, mungkin jalan jalan di sekitar sini lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Semesta
Teen FictionKarna sudah menjadi hukum alam bahwa setiap manusia akan datang dan pergi.