"Irene mana ? "
"Irene ...... Seungwan ah sepertinya Irene mengetahuinya "
" Mwo ? Maksudmu apa bibi ? " Seungwan menatap pelayannya yang paling ia percayai itu dalam dalam
Ia rogoh saku celana kain berwarna hitam itu buru buru dengan cepat menekan sesuatu dari layar hp yang diambilnya dari saku tadi
" Halo ? Seulgia cepat lacak dimana keberadaan Irene sekarang juga , aku mohon bantu aku " ucapnya frustasi sebelum berjalan keluar rumah mewah miliknya
Irene menatap danau luas buatan seungwan , danau yang secara istimewa ia buatkan untuk Irene seorang saja tidak tahu apakah lelaki itu kelebihan uang atau memang itu adalah topeng lelaki itu untuk menipunya ....
Tes ...
Satu tetes air mata keluar dari mata cantik itu , tidak ada kata yang keluar dari mulutnya dan tangannya hanya merogoh tombol kursi roda yang selalu ia gunakan , barang yang sudah sejak lima tahun ini ia gunakan demi bisa berpinda pindah tempat pengganti kakinya yang telah lumpuh setelah kejadian itu...
Tes
Satu tetes air mata keluar lagi mengingat akan kejadian itu , kejadian dimana ia kehilangan semuanya kehilangan keluarga menjadi cacat dan tidak berguna menjadi seorang depresi dan hampir gila ,ia begitu ingat bagaimana kehidupannya yang sempurna kebahagiaan yang begitu ia syukuri berubah hanya karena satu orang mabuk menghantam mobil keluarganya yang membuat ayahnya menabrakkan mobilnya ke tebing penuh batu itu , ibu dan ayahnya tewas seketika sementara ia ... Harus menahan sakit terjepit diantara bebatuan itu seandainya saja ia ikut mati juga mungkin rasa sakitnya tidak akan seperti ini , mungkin ia tidak harus berjumpa dengan seungwan ..mungkin ia tidak akan jatuh cinta pada lelaki yang datang bagaikan pahlawan itu , mungkin ia tidak akan tertipu pada kalimat seungwan yang mengajaknya menikah karena jatuh cinta bukan karena rasa bersalahnya karena kakak seungwan adalah penyebab semua mimpi bukan bukan tapi kenyataan buruk dikehidupan Irene ......
Tes...
Ia ingat betul bagaimana lelaki itu begitu lembut dipertemuan pertama mereka ...
Flashback
" Hey nona sebentar lagi akan hujan semua pasien sudah masuk ke apa kau masih disini? "
Irene tersadar dari lamunannya dan menatap lelaki itu namun tidak menunjukkan ekspresi apapun , ia hanya meletakkan kedua tangannya di roda kursi itu tanpa berniat untuk menggerakkannya menjauh memasuki ruangan yang hangat di situ , untuk apa kehangatan jika hatinya saja sudah terlalu dingin
Lelaki itu menarik nafas dalam tetesan hujan sudah mulai muncul dan ia tanpa aba aba bergerak menarik kursi roda itu
"Dimana ruanganmu ? "
"...."
" Kau bisu ya ? "
" ....."
" Okay karena kau tidak mau mengatakannya jadi aku akan bawa kau keruanganku haha "
Bohong
Dia tidak membawa Irene ke ruangannya melainkan membawa Irene keruangan seperti taman ,sangat indah terlalu indah melebihi taman rumah sakit tadi ,kenapa bisa ada ruangan seindah ini di rumah sakit
Irene menatapnya ada burung dan kupu kupu disana dan sedetik kemudian ia menyadari si burung cacat tidak punya satu sayap dan ia tatap lagi kekolam yang ada disana juga ada ikan yang tidak punya sirip dan hanya tergeletak disana namun hidup