Rudyanta Erlangga

62 10 0
                                    

"Hari ini?!"

Violet terkejut ketika mendengar perintah dari Toska bahwa mereka akan kembali pergi hari ini.

"Iya, sekarang berkemas lah," ucap Maron sambil mempersiapkan koper mereka.

Tampak yang lainnya juga segera mengemasi barang-barang mereka, entah itu barang pribadi atau semacamnya.

Toska dan Azul sedang mengurus sesuatu, mereka kemudian bersiap membawa sebuah tas yang biasa berisi alat-alat aneh milik Azul.

"Kami pergi dulu, kalian bersiap dengan headset masing-masing. Aku akan kabari jika ada sesuatu," ucap Toska, dia dan Azul kemudian melangkah keluar dari kamar.

Violet bukanlah orang yang akan mengikuti perintah Toska tanpa alasan yang jelas, dia mulai mendekati Maron sambil sesekali melirik ke arah yang lainnya.

"Sebenarnya ada apa?"

"Toska merasa ini waktunya untuk kita kembali lari, firasatnya tidak enak sejak kemarin," jelas Maron.

"Hanya bermodal firasat? Kita sama sekali tidak meninggalkan jejak dan sangat berhati-hati saat pergi keluar, mana mungkin mereka tahu lokasi kita sekarang." Violet tidak setujuh dengan rencana ini, dia tidak setujuh jika mereka bertindak hanya bermodalkan firasat tanpa bukti nyata yang jelas.

"Kau yang mengurus check out nya," ucap Maron menghentikan protes dari Violet.

Violet menghela nafas kesal, dia kemudian mengambil dompet dan juga handphonenya. Tidak lupa dengan perintah Toska, dia memakai headset untuk berjaga-jaga.

"Kemuning, temani aku." Violet langsung menarik lengan Kemuning yang sedang membereskan pakaiannya.

"Indigo, tolong lanjutkan ya~" Kemuning melambai ke arah Indigo yang terlihat sudah selesai mengurus kopernya.

"Siap!" Indigo dengan semangat membantu membereskan barang-barang Kemuning.

Butuh waktu beberapa menit hingga semua barang masuk ke dalam koper, Maron sekali lagi memastikan tidak ada satupun barang atau sesuatu yang memungkinkan meninggalkan jejak.

"Semua sudah bersih," Maron berjaga-jaga mengambil sebuah pistol dan menyimpannya di saku jas. "Jingga!"

Jingga sedang siap merespon panggilan Maron. "Kau dan Indigo pergi ke Baja untuk menata koper-koper ini, kalian bisa minta bantuan pelayan hotel jika kesulitan."

Jingga dan Indigo mengangguk mantap. "Tunggu dulu, siapa Baja?"

"Pergilah."

"Baik!"

Indigo mengurungkan rasa penasarannya, tidak lupa mereka semua juga mulai memakai headset sesuai perintah.

Jingga dan Indigo mulai pergi membawa beberapa koper, sementara Maron ditugaskan menunggu di dalam kamar sampai para gadis kembali.

Secara kebetulan mereka bertemu dengan salah satu pelayan dan memintanya membantu membawa koper-koper.

###

Mata Azul terus terfokus pada layar laptop, terpampang jelas bagaimana dia melihat Kemuning dan Violet yang sedang mengurus sesuatu di lobby hotel, di tempat lain dia juga melihat Indigo, Jingga, dan seorang pegawai hotel membawa koper-koper menuju mobil mereka di garasi.

"Ada yang janggal?" tanya Toska.

"Belum ada," jawab Azul mantap.

Toska sibuk dengan laptop satunya untuk mengurus sesuatu dan Azul yang bertugas untuk sebagai mata-mata langit yang mengawasi keadaan.

RUN AWAY : TeenagersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang