#11 ₩50.000

295 74 6
                                    

Jungkook tersenyum saat melihat Tzuyu bahagia sembari menghitung uang. Ia tahu, Tzuyu pasti memegang lembar uang yang lebih banyak dari itu. Namun, gadis itu bagai mendalami peran seolah baru mendapat uang.

"Semuanya ada tiga ratus ribu won." Gadis itu nampak bingung dengan jumlahnya. Sungguh tidak sebanding dengan rasa panas dan lelah yang mereka rasakan.

"Kenapa?"

Tzuyu mengerucutkan bibir lalu memberikan lembaran uang itu pada Jungkook. "Ini kurang."

Jungkook tersenyum kemudian memberikan ₩50.000 pada gadis itu. Ia yakin, Tzuyu sudah berekspektasi lebih soal hasil yang akan mereka dapat. Namun, mengingat bagaimana kualitas dan kuantitas dari tomat yang mereka panen, ia juga tak bisa berbuat banyak.

Ia ingin sekali marah pada orang yang sudah memanen tomat-tomatnya. Namun, ia yakin, orang-orang itu pasti kelaparan dan tidak punya uang.

"Tidak perlu." Tzuyu mendorong pelan tangan Jungkook, menolak pemberiannya. Uangnya sedikit dan ia tak mungkin meminta bagian dari hasil kerja kerasnya. Lagi pula, ia sudah cukup senang karena Jungkook mulai ramah padanya. Bukankah ini awal yang bagus?

Jungkook menarik tangan Tzuyu, meletakkan uang itu ke tangannya lalu menutupnya. "Ini hasil kerja kerasmu. Aku tidak mau jadi atasan yang rakus. Ambilah."

Tzuyu tersenyum kemudian menyimpan uang itu. Jujur, ini memang kali pertamanya mendapat upah dari hasil kerjanya. Selama ini, ia hanya tinggal mengatakan nominal uang yang ia butuhkan. Lalu, uang itu akan masuk ke rekeningnya. Namun, Tzuyu akui ini lebih menyenangkan. Apalagi, bekerja dengan Jungkook.

"Itu cukup untuk membeli tteobboki dan air minum."

Sebuah ide mulai muncul di kepalanya. Ia memang sering mendengar makanan itu. Namun, ia sama sekali belum mencobanya. Di rumah, ibunya tidak pernah memasak makanan seperti itu. Tzuyu lebih sering makan makanan barat atau menu Korea lain yang bukan street food.

"Bagaimana jika kita makan tteobboki bersama?"

Jungkook tersenyum lalu menggeleng. "Ini sudah mulai malam. Kau tidak akan pulang?"

Ah, aku lupa. Harusnya aku sudah di gerbang jam 5. Astaga, kenapa aku bisa lupa?

Tzuyu memeriksa ponselnya. Ia memukul pelan dahinya saat mendapati rentetan pesan juga panggilan tak terjawab, muncul di layar kunci ponselnya. Bahkan, tingkah Tzuyu ini membuat Jungkook mengerutkan dahi.

"Apa ... Kau baik-baik saja?"

"Tidak. Sangat tidak baik-baik saja."

"Mau kuantar? Rumahmu ada di mana?"

Tzuyu segera menggeleng. Jika Jungkook yang mengantar, ia yakin lelaki itu akan melihat mobil mengkilap yang dibawa Hyeri. Ia tak mau penyamarannya terbongkar sekarang. Ia memang tak bisa menutupinya lebih lama lagi. Namun, minimal nanti saja saat ia berkencan, baru ia akan membongkar soal jati dirinya.

Lelaki itu merasa bingung saat Tzuyu malah terlihat panik. "Ada apa? Kau takut? Kau membantuku selama seharian. Aku akan mengantarmu. Ayo."

Cari alasan, Tzuyu! Cepat!

Tzuyu terbata sembari mencari alasan. Hingga akhirnya, ia menemukan satu jawaban yang mungkin tidak akan membuat Jungkook keras kepala untuk mengantarnya. Ia kemudian berdiri sembari menyampirkan tas selandangnya. "Orang tuaku akan marah jika melihatku pulang dengan seorang pria. Aku akan minta Jisoo Eonni untuk mengantarku."

Can I Love You? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang